EMPAT KONSESNSUS KEBANGSAAN PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI DAN DASAR NEGARA MENJADI JIWA YANG MENGINSPIRASI SELURUH MASYARAKAT BERBANGSA DAN NEGARA

Bali-menaramadinah.com-Dalam pelaksanaan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) yang diselenggarakan pada selasa, (23-01-2024) diisi dengan berbagai sesi materi oleh Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) B.65 Provinsi Bali, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, SE, M(Tru), M.Si dengan pembicara yakni Ida I Dewa Dwi Yanti, SH, MH dan Dr. Deli Bunga Sarasvistha, SH, MH, kegiatan ini berlangsung di kampus Universitas Mahendradatta Bali.

Anggota DPD/MPR RI B.65 Utusan Provinsi Bali, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, SE, M(Tru), M.Si memberikan materi tentang “Empat Pilar MPR RI harus dipandang sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh para penyelenggara negara bersama seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan berpolitik, dalam gambaran umum Pancasila Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia serta menjalankan pemerintahan, penegakan hukum, mengatur perekonomian negara, interaksi social masyarakat dan berbagai dimensi kehidupan bernegara dan berbangsa lainya. Karena dengan pengamalan prinsip Empat Pilar MPR RI, diyakini Indonesia akan mampu mewujudkan diri sebagai bangsa yang adil, makmur, sejahtera dan bermartabat”
Ida I Dewa Dwi Yanti, SH, MH menjelaskan, bahwa sosialisasi Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sosialisasi tentang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara.

NKRI sebagai bentuk negara yang bersifat final dan bhinneka tunggal ika sebagai sistem sosial bangsa Indonesia. Menurutnya, penyebutan Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tidaklah dimaksudkan bahwa keempat pilar tersebut memiliki kedudukan yang sederajat. Karena setiap pilar memiliki tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda dan pada prinsipnya Pancasila sebagai idiologi dan dasar Negara kedudukanya berada di atas tiga pilar yang lainya.

“Empat pilar tersebut merupakan prasyarat minimal bagi bangsa Indonesia untuk berdiri kukuh dan meraih kemajuan berlandaskan karakter kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Setiap warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan bahwa empat pilar tersebut adalah prinsip moral keIndonesiaan yang memandu tecapainya kehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Sebagai dasar NKRI, Pancasila memiliki fungsi sangat fundamental. Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum. Sifat Pancasila yuridis formal maka mengharuskan seluruh peraturan perundang-undangan berlandaskan pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar filosofis dan sebagai perilaku kehidupan. Artinya, Pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan atau cara hidup bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai cita-cita nasional. Pancasila menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Pancasila merupakan rujukan, acuan sekaligus tujuan dalam pembangunan karakter bangsa.

Pada kesempatan yang sama Dr. Deli Bunga Sarasvistha, SH, MH selaku pembicara menambahkan, Kebhinekaan merupakan sebuah potensi yang luar biasa untuk berkembang sebagai bangsa. Kita menjadi terbiasa untuk hidup berdampingan dan terbiasa dengan perbedaan.

“Ada empat hal yang menjadikan kita menjadikan Indonesia sebagai rumah besar, tempat bernaung dan berteduh serta besar bertumbuh. Keempat hal tersebut yakni satunya ideologi, satunya semboyan, satu negara dan satu konstitusi : Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan UUD 1945

“Indonesia sebagai negara kesatuan terbentuk dari unsur satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Indonesia merupakan negara yang beragam mulai dari Suku, agama, etnis, budaya termasuk negara yang majemuk.”katanya.

“Sebagai negara yang beragam, tentu Indonesia rentan dengan perpecahan. Persatuan dan kesatuan menjadi kunci bangsa Indonesia untuk menjaga keberagaman tersebut”, jelasnya

Wayang Supiartha