Catatan : Gus Miskan Turino.
Jokowi sedang memulai membangun peradaban Indonesia Maju dengan pendekatan jiwa kenegarawanan berbasis rekonsiliasi nasional.
Periode kepemimpinan Orde Lama dan Orde Baru telah melahirkan dendam politik turunan bagi anak bangsa, maka di Orde Reformasi yang berbasis demokrasi ini kita harus memutus tali rantai dendam tersebut, agar tidak terwariskan pada anak bangsa.
Manusia memang syarat dengan kelemahan dari pada kelebihannya, namun jika kita mau melihat kelebihan dan kesamaan visi, misi serta memiliki jiwa militansi nasionalisme, mungkin bangsa ini akan cepat maju.
Kepemimpinan Soekarno yang digulingkan oleh asing melalui tangan Soeharto adalah proses politik terburuk dan merupakan peristiwa kelam bagi bangsa Indonesia, yang kemudian sempat ditiru oleh salah satu kandidat Gubernur DKI pada 2017 dengan menampilkan politik identitas
(SARA) yang akhirnya dimenangkan olehnya (Anies) dkk.
Sejarah perjalanan politik elektoral yang melahirkan mental transaksional dan kedangkalan berpikir, sekaligus sebagai penyebab rendahnya militansi nasionalisme anak bangsa sejak pesta demokrasi 1955 hingga ini.
Pada tahun 2019 rupanya Tuhan sedang menyadarkan kita sebagai anak bangsa betapa pentingnya merajut kebersamaan dalam membangun mimpi besar sebagai bangsa dewa yang hidup diatas lempengan surga.
Rakyat Indonesia telah melihat dan menyaksikan peristiwa bergabungnya Prabowo Subianto dalam kabinet Jokowi sebagai Menhan, adalah bentuk budaya rekonsiliasi yang sedang dibangun oleh Jokowi.
Keberlanjutan dari demokrasi yang dibangun oleh Jokowi, mulai dari politik, ekonomi, hukum, hingga puncaknya adalah budaya rekonsiliasi nasional.
Keberlanjutan visi tersebut diatas bertujuan agar jiwa jiwa kenegarawanan bagi pemimpin bangsa ini kedepan bisa tumbuh dengan baik, karena pembangunan peradaban Indonesia Maju butuh sentuhan bersama semua elemen bangsa melalui tangan2 yang bersih.
Dimomentum pilpres 2024 inilah Indonesia memanggil seluruh kekutan nasional untuk mewujudkan cita cita bangsa menuju kebangkitan peradaban baru Indonesia Maju.
Persoalannya mampukan bangsa ini benar benar bisa bangkit ditengah tengah rendahnya militansi nasionalisme, belum lagi ditambah jiwa jiwa kenegarawanan para pemimpin pemimpin Partai yang sangat kering.
Langkah Jokowi dalam membangun budaya rekonsiliasi nasional melalui duet Prabowo-Gibran sebagai wujud dua generasi yang berbeda mampu menjadi jembatan emas untuk mempersiapkan generasi muda sebagai penerima tongkat estafet kepemimpinan nasional untuk Indonesia Transformasi bisa disadari dan dipahami oleh seluruh anak bangsa agar Indonesia tidak selalu dijadikan media ajang pertarungan oleh para globar player.
Bangsa ini jangan mau terpuruk untuk yang kesekian kalinya, inilah saatnya kita harus bangkit untuk melawan dominasi asing.
Semoga Tuhan (Allah swt) tidak marah….
Salam,
Miskan Turino