Pengajian Rutin Ahad pagi di Masjid Besar Al-Hidayah, (Ibu Kota Kec. Kepung). Kab. Kediri

Kediri-Menaramadinah.com Minggu Kliwon, 14 Januari 2024, Pengajian Rutin Ahad Kliwon MWC NU Kecamatan Kepung, di Masjid Besar Al-Hidayah Karangdinoyo, tentang tematik Kiswah (Kajian Ahlussunah Waljama’ah) pagi ini yang disampaikan oleh KH. Hafidz Ghozali sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Putri Mahir Arriad Ringan Agung, sekaligus juga sebagai jajaran pengurus Syariah MWC NU Kepung. Bahasan yang di sampaikan adalah tentang makna ‘ibadah’ (Sikap Puncak Kepatuhan dan Ketundukan, kepada Allah SWT).

Pengajian Rutinan Minggu Pagi yang dilaksanakan oleh MWC NU Kepung, ini diikuti oleh jajaran pengurus MWC NU Kepung, pengurus Ranting NU se-kecamatan Kepung, banom dan masyarakat umum. Khusus untuk Ahad Kliwon, dilaksanakan di masjid Besar Al-Hidayah Karangdinoyo, mulai mendapatkan sambutan baik oleh masyarakat luas, karena tempat nya luas, strategis oleh sebab di tengah-tengah Ibu Kota Kecamatan.

 

Diperkirakan peserta yang hadir Minggu ini kurang lebih 150-an, yang paling banyak adalah para ibu-ibu baik Muslimat NU dan Fatayat NU.

KH. Hafidz Ghozali, menjelaskan pentingnya warga Nahdliyyin memahami apa itu pengertian ibadah. Makna ibadah sebagai wujut sikap puncak kepatuhan dan ketundukan kepada Allah itu baik ibadah mahdoh maupun goirumahdoh, sahnya harus ada niat, dan ada yang untuk sahnya tidak harus ada niat, tetapi niat itu penting untuk membedakan ibadah secara yang wajib dan sunnat, tetapi agar ada manfaat diakhirat nanti, ‘niat ibadah itu adalah: lillahitaallah”.

Pengajian Rutinan Minggu Pagi yang diselenggarakan oleh MWC NU ini, adalah bagian dari upaya untuk tholabul ilmi, sarana silaturahmi dengan sesama pengurus dan anggota, dan konsolidasi organisasi dan komunikasi langsung untuk mempererat hubungan persahabatan dan persaudaraan dengan warga.

Kegiatan seperti ini perlu terus dilakukan dan dipertahankan, disisi lain juga ditambahkan mutu dari materi yang disajikan mengikuti situasi dan kondisi terkini yang berkembang di masyarakat, sehingga bisa menjadi rujukan warga Nahdliyyin untuk bisa menyikapi keadaan dengan bijaksana.

Bagi warga Nahdliyyin, diharapkan bisa hadir dalam pengajian Rutinan ini, dan bagi pengurus bisa menjadi sarana efaluasi program yang dibutuhkan oleh anggota.
Nur Habib, mengabarkan.