Linda Kurniawati Anak PKH Ds Kebonrejo, Berjuang Menyelesaikan Skripsi

Kediri -Menaramadinah.com Kamis Pon, 28 Desember 2023, Menjadi KPM PKH (Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan), yang mempunyai komponen Pendidikan Wajar 12 tahun (SD, SMP dan SMA serta sederajat), ber kwajiban membantu anaknya sukses di sekolah. Antara lain: aktif masuk ke sekolah, bisa terus naik kelas, tidak putus sekolah di jenjangnya. Bahkan jika ada anak yang berkeinginan sampai ke tingkat perguruan tinggi, ada kesempatan untuk mengikuti program KIP-Kuliah. Berikut ini salah satu contoh anak KPM PKH yang berhasil mendapatkan KIP-KULIAH.

 

Inilah dia: LINDA KURNIAWATI, anak dari Siti Nur Hayati, Dsn. Kebonrejo Rt/ Rw 1/1 Ds. Kebonrejo, Kec. Kepung, Kab. Kediri.
Dihadapan Pendamping PKH, Widayati, S.Pt. Nurul Hidayati dan anaknya Linda, menceritakan pengalaman saat mendidik anak, dan Pengalaman Linda aktif menjadi aktivis kampus.

Inilah penuturan Linda, Anak PKH, berwajah bulat telur, berbibir mungil, bergigi rapi dengan senyum yang manis, tenang, namun tegas dan mudah menyesuaikan diri dengan orang yang baru ketemu, menghargai dan menghormati orang tua dan berbudi baik.

Mari kita simak, ceritanya: “Perkenalkan, nama saya Linda Kurniawati. Saya adalah anak dari ibu bernama Siti Nur Hayati dan bapak bernama Iskandar. Saya tinggal di Dusun Kebonrejo, Desa Kebonrejo, RT/01 RW:01, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Saat ini saya adalah mahasiswa semester 7 Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pada momen kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika mendapatkan KIP Kuliah.
Bantuan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) pertama kali saya dapatkan ketika saya duduk di bangku SMP, kemudian berlanjut ke jenjang SMA. Pada akhir masa sekolah saya di SMA, saya masuk ke dalam pemeringkatan SNMPTN di sekolah. Waktu itu saya bimbang antara melanjutkan kuliah atau tidak, karena mempertimbangkan keadaan ekonomi orang tua. Dan pada akhirnya, setelah berdiskusi dengan kedua orang tua saya, mereka mendukung segala keinginan saya asalkan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Rencana saya waktu itu jika tidak lolos SNMPTN saya akan melanjutkan pendidikan non-formal di salah satu tempat kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare.
Sekitar bulan Maret tahun 2020, saya melihat pengumuman SNMPTN dan ternyata saya lulus. Pada saat sudah memasuki awal perkuliahan di semester 1 perkuliahan (Bulan Agustus tahun 2020), status KIP Kuliah (KIPK) saya belum dinyatakan lolos. Pada waktu ini saya sempat merasa khawatir jika KIPK saya tidak lolos. Saat itu saya membuat rencana keputusan jika KIPK saya tidak lolos di pertengahan semester 1 maka saya putuskan untuk tidak melanjutkan kuliah (jika tidak salah ingat, dulu waktu angkatan saya pengumuman KIPK setelah masuk perkuliahan. Itu berarti jika mahasiswa tidak lolos KIPK maka mahasiswa harus membayar uang kuliah yang belum dibayar di awal). Tetapi ada beberapa petunjuk yang membuat saya merasa lebih tenang, ketika saya membuka laman registrasi Penerimaan Mahasiswa Baru, semua biaya kuliah saya tertera nol rupiah. Setelah pertengahan semester 1 baru muncul surat pengumuman resmi dari pihak kampus. Perasaan saya sangat senang sekali waktu itu. Ditambah lagi pada Bulan Januari 2023 saya mendapat pesan dari pihak GNOTA Kabupaten Kediri jika saya lolos mendapat bantuan GNOTA sebagai mahasiswa baru. Dengan bantuan dari KIPK dan GNOTA tersebut saya dapat membeli kebutuhan kuliah saya, seperti laptop, printer, buku penunjang dan kebutuhan lainnya.
Selama tujuh semester yang sudah saya lalui di bangku perkuliahan, ada banyak sekali pengalaman-pengalaman baru yang membuat saya terkesan. Bertemu dengan banyak teman dari seluruh Indonesia, merasakan bagaimana rasanya berkuliah dan menjadi mahasiswa, melalui berbagai tantangan berkuliah di masa pandemi selama 4 semester hanya di rumah, dan lain sebagainya. Pengalaman yang membuat saya sangat berkesan adalah ketika saya mengikuti salah satu program MKBM, yaitu Asistensi Mengajar selama satu semester. Ada tantangan dan juga rasa bahagia ketika menjalani kegiatan tersebut. Pada awalnya saya takut untuk mengambil Asistensi Mengajar di SMAN 2 Pare, karena lokasinya yang berada di kawasan Kampung Inggris. Hal yang saya takutkan ketika saya tidak bisa mengajar dengan baik siswa di sekolah tersebut dan minder dengan kemampuan Bahasa Inggris siswa. Tetapi dengan dukungan dari kedua orang tua saya, saya berniat dan yakin untuk mengikuti programtersebut dan dapat berjalan lancar. Dengan teman-teman tim Asistensi Mengajar di SMAN 2 Pare saya berdiskusi, bertukar pendapat, dan pengalaman dalam mengajar sehingga saya dapat menyelesaikan kegiatan tersebut dengan baik.

Cerita dari orang tua saya ketika saya berkuliah yang paling berkesan adalah ketika mereka melihat saya memakai jas almamater kampus dan berangkat ke SMAN 2 Pare. Mereka merasa bangga dengan saya dapat berkuliah dan dapat membuktikan kepada orang-orang sekitar bahwa mereka bisa menguliahkan saya hingga saat ini”.
Sementara itu Nurul Hidayati seorang ibu yang sangat memperhatikan pendidikan anak-anak menuturkan, sebagai berikut; “Sejak pertama Linda dapat kabar lolos kuliah tanpa tes, itu sudah membuat saya bangga. Apalagi kemarin baru menyelesaikan praktik mengajar anak SMA, itu sangat berkesan”.
Diakhir cerita dia berpesan kepada sesama ibu-ibu KPM PKH agar selalu memberikan kan dukungan dan motivasi kepada anak-anak kita selagi keinginan dan impian mereka mengarah ke hal-hal yang positif dan bermanfaat.

Linda juga membagikan ‘Sedikit bercerita tentang orang tuanya’ bahwa ibu dan ayah nya mendukung segala keinginan dan impian nya di bidang pendidikan adalah ketika dia semester 2, ia merasa minder dengan teman-teman nya di kelas, karena ia merasa memiliki kemampuan dan pengetahuan di bawah mereka. Hingga ia bercerita kepada orang tua nya bahwa ia ingin mengikuti kursus Bahasa Inggris untuk mengasah kemampuan nya dan mengejar ketertinggalan nya di kemampuan speaking. Waktu itu masih masa pandemi, orang tua dia mendukung nya untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris dengan syarat mengambil kursus online, karena saat itu semua siswa kursus dipulangkan di daerah masing-masing atau melakukan lockdown di tempat mereka kursus. Hingga akhirnya ia meng-iyakan syarat tersebut. Dia mengambil kursus selama 2 bulan. Jadi pada semester 2 dulu, pagi hingga sore ia melaksanakan kuliah online, malam sekitar jam 7 atau 8 malam ia kursus secara online juga. Rasa minder dengan melihat kemampuan teman-teman di kelas membuat nya sangat termotivasi untuk mengikuti kursus dengan harapan kemampuan nya sama dengan teman-teman, ditambah lagi kedua orang tua dia yang selalu mendukung penuh dia dalam memberikan yang terbaik untuk nya apalagi untuk pendidikan.

Linda, dengan rendah hati dan penuh ketulusan berpesan untuk teman-teman nya yang orang tuanya mendapatkan PKH dan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan serta ingin mendapatkan KIP Kuliah adalah jangan malas untuk mengurus persyaratan-persyaratan yang diajukan, seperti dokumen-dokumen slip pajak dan listrik yang biasanya tidak disimpan setelah membayar. Tetap semangat untuk meraih cita-cita yang kita impikan, agar harapan dan segala doa dapat kita wujudkan suatu saat nanti.

Sementara itu, Pendamping PKH yang mendampingi Siti Nur Hayati pada kunjungan anggota, Widayati, juga berpesan sebagai berikut; “Kuatkan niat,teguh pendirian dan memotivasi diri sendiri untuk menggapai apa apa yang menjadi cita-cita mu,ridho dan do’a ibu yang akan mengetuk pintu langit untuk mu nak,dan semoga ilmu yang di peroleh bermanfaat.!semoga langkah-langkah mu juga dapat memotivasi adik-adik kelas anak KPM PKH yang lain”.

Semoga ibu-ibu KPM PKH, bisa mendapatkan inspirasi dan bersemangat untuk membantu anak-anak sukses di sekolah, bahkan bisa sampai ke tingkat perguruan tinggi.
Linda Kurniawati dan Nur Habib, mengabarkan.