
Catatan Gus Kampung : Gus Muskan.
Proxy asing sedang bergerak masif paska terpilihnya Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo.
Gelombang dan gerakan pemaksaan melalui berbagai opini dan gerakan nyata berupa pengajuan batas usia capres dan cawapres yang dilakukan PSI dan Gerindra adalah bukti bahwa ada upaya mendegradasi Jokowi dan keluarganya, artinya ada pihak lain ingin “menjerat Jokowi atau PDIP pada jurang penistaan”.
Gerakan mahasiswa pada 20 Oktober 2023 ini ditengarai adalah bagian dari wamingup untuk skala yang lebih luas lagi pada 2024.
Ini adalah bentuk keputusasaan lawan lawan politik Jokowi maupun PDIP sejak gerakan 212, #GantiPresiden, GerakanPeoplePower, GerakanPerubahan, PolitikDinasti, hingga Presiden cawe cawe….
Semua gerakan yang dilakukan oleh lawan2 politik Jokowi selalu gagal dan putus ditengah jalan.
Salah satu indikatornya adalah :
1. Dipilihnya Mahfud jelas Presiden atau pemerintah tak terbukti cawe2 apalagi mengkondisikan pilpres hanya diikuti oleh dua kandidat.
2. Dipaksakannya DPR RI menyerahkan naskah gugatan perubahan batas usia capres dan cawapres ke MK.
3. Diciptakan opini publik agar seolah Gibran ngebet ingin jadi cawapresnya Prabowo, bahkan jika benar sengaja diciptakan agar Gibran bisa dipaksa menjadi cawapresnya prabowo agar skenario besar para setan gundul bisa berhasil.
4. Ketiga skenario melalui opini publik tersebut diatas semuanya bisa dibilang gagal total alias terpatahkan oleh keputusan MK dan sikap Gibran yang tetap pada pendiriannya yaitu sebagai tim pemenangannya Ganjar – Mahfud.
5. Sikap mahasiswa yang mengancam turun jalan pada 20 Oktober 2023 ini terkait keputusan MK.
Disinilah bahwa Jokowi memang benar benar tak terpancing oleh serangan lawan lawan politiknya atau proxy asing yang ditengarai terus bergerak masif hingga Pebruari 2024.
Kenapa harus Mahfud yang dipilih menjadi cawapresnya Ganjar ?
Jelas sekali langkah PDIP bahwa bonus demogarfi atau window of opportunity harus benar benar direbut dan dimanfaatkan untuk Indonesia Maju.
Oleh karenanya Indonesia butuh figur dan sosok pemimpin yang paham akan kepentingan tersebut sebagai penerus pembangunan yang sudah dilakukan hingga klimaksnya Indonesia Maju 20245 menuju Indonesia Raya.
Kriteria sosok dan figur penerus Jokowi jatuh pada dua orang yang sangat multi talenta…
Pertama : Ganjar Pranowo adalah kader PDIP, dia punya tipikal kepemimpinan persis Jokowi, trackrecord dan jejak digitalnya cukup baik, merakyat dan tahu apa yang menjadi kebutuhan rakyat, selalu turun ke lapangan mendengar suara rakyat langsung…
Kedua : Mahfud MD, dia adalah seorang ahli hukum tatanegara yang juga Kyai, punya kedekatan dengan Gusdur, karirnya dimulai sebagai akademisi, pernah menjadi politisi (anggota DPR RI), menjadi Menteri pertahanan diera Presiden Gusdur, Ketua MK, Menkopolhukam sosok yang tegas dalam penegakan hukum.
Rupanya keduanya ditakdirkan dipilih oleh Allah untuk menerima estafet kepemimpinan Indonesia Maju.
Rakyat harus menyambutnya dengan bergembira karena keduanya adalah pembawa obor (cahaya) masa depan Indonesia Maju.
Pembangunan Indonesia yang sudah berjalan tidak boleh mundur apalagi mandek, kita harus terus laju dengan kencang demi kelangsungan masa depan bangsa dan negara agar seliruh anak bangsa nantinya bisa menikmatinya.
Rakyat jangan mau lagi dibodohi oleh proxy setan gundul, namun demikian rakyat tetap di perkenankan untuk turut berkontrusi melakukan pengawasan dengan cara2 yang bertanggung jawab.
Ingat !!!
Indonesia harus kita bangun secara bersama sama yang melibatkan seluruh elemen bangsa.
Indonesia tidak bisa dibangun hanya oleh satu kelompok, maka seluruh elemen bangsa harus turut berkontribusi dengan meningkatkan rasa nasionalisme.
Indonesia bukan barang dagangan, tetapi Indonesia sebagai miniatur lempengan surga yang jatuh di kawasan katulistiwa.
Kemenangan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD adalah kemenangan Indonesia.
Indonesia Maju butuh para “petarung sejati, bukan pecundang sejati”…
Salam,
Miskan Turino