Nabi Musa As. vs. Raja Fira’un

Catatan : Auu Ainurin Nisa’
NIM : 06020121037, Mahasiswi PAI FTK UINSA

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
 Kepada Yth. Bapak Yahya Aziz selaku dosen pengampu mata kuliah Public Speaking
 Dan tidak lupa kepada seluruh hadirin yang dirahmati Allah
 Puji syukur kehadirat Allah yang melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahnya sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal ‘afiyat
 Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hinga zaman yang terang benderang, dari zaman Usman bin Affan hingga bertemu dengan Pak Yahya Aziz yang tampan rupawan.
 Hadirin yang dirahmati Allah, ketika kita berbicara tentang kisah Nabi Musa dengan Raja Fir’aun, tentu saja hal ini tidak lagi asing bagi kita. Mulai dari anak kecil sampai para lansia tentu sudah kenal dengan sosok yang bernama Fir’aun. Manusia dengan tingkat kesombongan yang luar biasa hingga mengaku dirinya sebagai Tuhan.
 Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan secara singkat kisah dan bukti kesombongan Fir’aun selama hidupnya. Ada 3 kejadian luar biasa yang dialami Fir’aun semasa hidupnya. Kejadian pertama, ketika Fir’aun ingin menyaingi Musa dengan mengumpulkan 10.000 penyihir dari segala penjuru untuk mengeluarkan jurus terhebatnya dengan mengubah tali-tali menjadi ular, maka hanya dengan sekali pukulan tongkat Nabi Musa bisa mengeluarkan Ular yang sangat besar dan memakan ular kecil dari para penyihir. Maka seketika itu para penyihir dan yang datang menyaksikan beriman kepada Allah. Kejadian kedua, ketika Mesir dilanda musim paceklik bahkan sungai nil yang menjadi sumber perairan paling utama juga sudah mulai mengering, Raja Fir’aun pun bingung karena telah melakukan berbagai upaya hingga melemparkan berbagai tumbal ke sungai nil akan tetapi hasilnya tetap nihil.

Maka salah satu penasihat mengusulkan untuk meminta bantuan kepada Nabi Musa, maka meminta tolonglah Fir’aun kepada musa dengan perjanjian jika Nabi Musa bisa menurunkan air hujan, maka ia bersedia beriman kepada Allah. Nabi Musa pun berhasil menurunkan air hujan atas izin dan pertolongan Allah, akan tetapi tidak membuat Fir’aun beriman dan justru mengingkari janjinya. Berita mengenai Fir’aun yang meminta bantuan kepada Tuhan Musa didengar penduduk dari berbagai penjuru dan membuat pengikut Nabi Musa semakin banyak. Hal itu membuat Fir’aun semakin galau. Maka dikumpulkanlah seluruh prajurit dari berbagai penjuru untuk membunuh nabi Musa a.s

 Hadirin yang dirahmati Allah, kejadian ketiga yang paling besar menjadi akhir dari perjalanan hidup Fir’aun. Fir’aun mengejar Nabi Musa dan para pengikutnya hingga mereka terkepung antara laut dan pasukan Fir’aun. Nabi Musa bingung, panik, dan ketakutan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan dirinya dan pasukannya. Maka turunlah surat Thaha ayat 77 yang berbunyi :
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِى فَٱضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِى ٱلْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَٰفُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَىٰ
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”.

Maka hal yang sangat menakjubkan terjadi, laut tersebut terbelah dan Nabi Musa beserta pengikutnya dengan cepat lewat ditengah laut dan disusul oleh Raja Fir’aun dan bala tentaranya. Maka ketika Nabi Musa beserta pengikutnya sudah sampai pada tepi laut, tertutuplah laut tersebut seperti semula dan raja Fir’aun beserta bala tentaranya tenggelam ditengah laut. Barulah Fir’aun mengatakan beriman kepada tuhan Musa, akan tetapi hal itu sudah terlambat. Dan Allah selamatkan jasad Fir’aun untuk menjadi salah satu tanda kebesarannya dan menjadi pelajaran bagi manusia pada zaman ini.
 Hadirin yang dirahmati Allah, dari kisah Nabi Musa dengan Raja Fir’aun, ada 2 hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran.
1. Sebanyak apapun harta kita, setinggi apapun jabatan kita, jangan pernah sekali-kali memiliki rasa sombong. Tetaplah rendah hati, Ingat bahwa semua yang diberikan kepada kita hanyalah titipan Allah SWT yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali.
2. Jangan pernah putus asa akan rahmat Allah, jangan pernah merasa sendiri dalam menghadapi masalah, yakin, berusaha, dan berdoa kepada Allah untuk meminta pertolongan. Maka Allah akan selalu menyertai langkah kita. Jangan katakan saya memiliki masalah yang besar, tetapi katakanlah wahai masalah saya mempunyai Allah yang maha besar. Jika engkau merasa memiliki masalah sebesar kapal, maka ingatlah bahwa pertolongan Allah Seluas lautan.
 Hadirin yang dirahmati Allah, kiranya demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat, kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
 Putih-putih bunga melati, Harum mewangi di pagi hari, cukup sekian hari ini, Jika rindu harap hubungi. Wal ‘afwa minkum, tsumma salaaam……
Barakallah…