Ilmu Pendidikan Islam

Catatan Annisaa Permatasari dkk, Mahasiswi/wa PAI FTK Uinsa.

Inilah catatan kecil kelompok kami :

1. Annisaa Permatasari (06040121092)
2. Astidva Nadia Maharani (06040121094)
3. Nabila Aulia Az zahra (06040121116)
4. Wahdatul Aulia (06040121130)
5. Nur Qabib Soleh (06020121064)
6. Zidan Fahman Arbi (06020121074)
Ke 6 mahasiswi/wa ini dibimbing langsung oleh Ust. Yahya Aziz Dosen Public Speaking FTK Uinsa dalam memberi tugas resensi buku yang berjudul : “Ilmu Pendidikan Islam”.
a. Karya. : Akhmad Muzakki, Holilah
b. Penerbit : Kopertais IV Press
c. Tahun : 2011, Surabaya.

Bab 1
A. Konsep dasar ilmu pendidikan islam
Pendidikan Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. Objek yang menjadi sasaran pendidikan menurut Zakiyah darajat adalah manusia. Dalam hubungannya dengan pendidikan Islam, manusia dilihat dari tiga segi: manusia sebagai makhluk yang mulia, manusia sebagai khalifah di bumi. manusia sebagai makhluk pedagogik.
Tugas pendidikan Islam pada hakekatnya tertumpu pada dua aspek, yaitu pendidikan tauhid dan pendidikan pengembangan tabiat peserta didik. pendidikan tauhid dilakukan dengan pemberian pemahaman terhadap dua kalimat syahadat, pemahaman terhadap jenis-jenis tauhid; ketundukan, kepatuhan, dan keikhlasan menjalankan Islam; dan menghindarkan dari segala bentuk kemusyrikan. Sedang pendidikan pengembangan tabiat peserta didik adalah mengembangkan tabiat agar mampu memenuhi tujuan penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah dan menyediakan bekal untuk beribadah.

Bab 2
Teori-teori Pendidikan Islam

Terdapat tiga aliran utama dalam teori pendidikan Islam yang pertama yaitu:
1. Aliran konservatif atau Al muhafiz. Aliran ini dalam bergumul dengan persoalan pendidikan cenderung bersikap murni keagamaan mereka memaknai ilmu dengan pengertian sempit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang atau hidup di dunia yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di akhirat.
2. Kedua yaitu aliran religius rasional atau al-Aqlaniy.
Tidak jauh berbeda pemikiran kalangan religius rasional dengan pemikiran kalangan tradisional tekstualis dalam hal relasi pendidikan dengan tujuan agamawi. Ikhwan Al Safa mengakui bahwa semua ilmu dan sastra yang tidak mengantarkan pemiliknya menuju konsep terhadap akhirat dan tidak memberikan makna sebagai bekal di sana maka ilmu demikian hanya akan menjadi bumerang bagi si pemilik tadi kelak di akhirat.
3. Yang ketiga aliran pragmatis (Al-Dzarai’i).
Ibnu Khaldun adalah tokoh satu-satunya dari aliran ini pemikirannya, meskipun tidak kurang komprehensifnya dibanding kalangan rasionalis dilihat dari sudut pandang tujuan pendidikan, lebih banyak bersifat pragmatis dan lebih berorientasi pada aplikatif praktis. Dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasar tujuan fungsional bukan berdasar nilai substansialnya semata.

BAB 3
Komponen-komponen ilmu pendidikan Islam.
1. Pendidik
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.
2. Anak didik dalam pendidikan Islam
Definisi anak didik dalam pendidikan Islam sama halnya dengan teori barat anak didik dalam pendidikan Islam adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan.
3. Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan anak didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.

Bab 4
Prinsip-prinsip pendidikan Islam
Adapun mengenai prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam banyak tertuang dalam ayat-ayat Alquran dan hadis nabi. dalam hal ini akan dikemukakan ayat-ayat atau hadis-hadis yang dapat mewakili dan mengandung ide tentang prinsip-prinsip dasar tersebut. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prinsip integrasi: suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat.
Perilaku yang terdidik dan nikmat Tuhan apapun yang didapat dalam kehidupan harus diartikan untuk mencapai kelayakan-kelayakan itu terutama dengan mematuhi keinginan tuhan.
2. Prinsip keseimbangan: prinsip keseimbangan merupakan kematian, sehingga dalam pengembangan dan pembinaan manusia tidak ada kepincangan dan kesenjangan.
3. Prinsip persamaan: prinsip ini berakar dari konsep dasar tentang manusia yang mempunyai kesatuan asal yang tidak membedakan derajat, baik antara jenis kelamin, kedudukan sosial, bangsa, maupun suku, ras atau warna kulit.
4. Prinsip pendidikan seumur hidup: prinsip ini bersumber dari pandangan mengenai kebutuhan dasar manusia dalam kaitan keterbatasan manusia di mana manusia dalam sepanjang hidupnya dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat menjerumuskan dirinya sendiri ke jurang kehinaan.
5. Prinsip keutamaan: prinsip ini menegaskan bahwa pendidikan bukanlah hanya proses mekanik melainkan merupakan proses yang mempunyai ruh di mana segala kegiatannya diwarnai dan ditujukan kepada keutamaan-keutamaan.

Bab 5
Sistem pendidikan Islam
Sebagai sebuah sistem, pendidikan Islam, sebagaimana pendidikan pada umumnya memiliki sejumlah komponen. Dari perspektif unsur dasar pendidikan, sistem pendidikan Islam memiliki 5 komponen utama, yakni pemberi materi pembelajaran (guru), penerima materi pembelajaran (murid), tujuan, cara, dan konteks penyelenggaraan pendidikan.
Sistem pendidikan Islam dibangun di atas aqidah Islam yang menjunjung tinggi nilai monoteisme dan kesalehan individual serta sosial sebagai perwujudan dari nilai aqidah itu. Dalam perspektif sistem pendidikan Islam, sebuah pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan kesalehan individual dan sosial sebagai sumber dari keterikatan pada ajaran Islam.

Bab 6
Model dan pendekatan pendidikan Islam

Model adalah penerimaan secara abstrak dari fenomena. Model memberikan ruang yang cukup luas bagi pendidikan Islam. Dengan hal ini sistem model pendidikan Islam adalah sebagaimana nasihat sahabat nabi, Ali bin Abi Thalib Ra. “Ajarilah anak-anakmu (dengan pengetahuan) yang bukan seperti kamu pelajari, Karena Mereka diciptakan untuk generasi zaman yang berbeda dengan zamanmu”.
Pendekatan pendidikan Islam meliputi 3 pendekatan:
1. Pendidikan Islam dalam pendekatan sejarah,
Dalam pengkajian pendidikan Islam melalui pendekatan sejarah banyak para pakar pendidikan Islam menggunakan pola pemikiran rasionalistik-fenomenologi untuk memahami pesan sejarah pendidikan Islam.
2. Pendidikan Islam dalam pendekatan antropologi,
Antropologi pendidikan dimunculkan sebagai suatu materi kajian, maka yang objek di kajiannya adalah penggunaan teori-teori dan metode yang digunakan oleh para antropologi serta pengetahuan yang diperoleh khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia atau masyarakat.
3. Pendidikan Islam dalam pendekatan sosiologi,
Titik tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu. peserta didik adalah anggota masyarakat. Dalam sejarah perkembangan manusia kita lihat bahwa tuntunan masyarakat tidak selalu etis. Proses pendidikan diarahkan kepada pencapaian target-target tersebut dan tidak jarang nilai-nilai kemanusiaan di subordinasikan untuk mencapai target pembangunan.

Bab 7
Problematika pendidikan Islam di Indonesia
Salah satu kekuatan penting dari pendidikan Islam, khususnya untuk konteks Indonesia, adalah moral. Lembaga pendidikan Islam menjadi institusi yang memiliki kepercayaan moral sangat besar yang diberikan oleh masyarakat dengan kekuatan moral ini, lembaga pendidikan Islam tidak saja dianggap sebagai medium pengembangan wawasan atau pengetahuan keislaman di Indonesia akan tetapi juga katup pengaman moral atas perkembangan dan atau perubahan zaman yang bila tidak diantisipasi berpotensi memunculkan dampak negatif bagi masyarakat titik termasuk dalam hal ini adalah pentingnya lembaga pendidikan Islam dalam menyikapi permasalahan-permasalahan yang muncul di era globalisasi. Karena itu lembaga pendidikan Islam di Indonesia berkontribusi besar bagi lahirnya peradaban dan perubahan yang lebih baik. Upaya pembenahan dalam penyelenggaraan pendidikan Islam menjadi sangat relevan dan memiliki arti signifikan. Upaya dalam merealisasikan idealisme lewat langkah yang inovatif dan kreatif harus dilakukan terus-menerus.

– Kelebihan buku Ilmu Pendidikan Islam:
Sang penulis mampu membawakan inti dari buku ini dengan bahasa yang tidak sulit untuk dipahami ditambah juga dengan penjelasan rinci pada setiap bab nya. Buku ini bisa dijadikan sebagai sumber baca yang kredibel karena memuat data yang valid dan telah di uji. Di dalamnya juga memuat pendapat dari beberapa tokoh yang semakin menguatkan teori yang di bahas. Juga terdapat beberapa istilah ber- bahasa arab dan inggris sehingga meningkatkan kemampuan literasi. Terdapat kutipan ayat-ayat al-Qur’an yang mendukung setiap bahasannya. Dalam setiap bab, diakhir selalu ada daftar pustaka yang berguna untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada para pembacanya terkait sumber tulisan.

– Kekurangan dari buku Ilmu Pendidikan Islam:
Dalam buku ini terdapat contoh kegiatan pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pendidikan islam namun belum tentu kegiatan yang ditulis bisa diterapkan di beberapa masa karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kurikulum. Untuk penulisan sudah menggunakan bahasa yang baku dan baik namun di beberapa kata terdapat kesalahan penulisan seperti kata yang hurufnya kurang lengkap. Di beberapa pembahasan terdapat istilah berbahasa asing yang membuatnya mungkin hanya dapat dipahami oleh beberapa orang saja
Barakallah….