Lembaga Pendidikan Islam ; Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo

Catatan Nanda Aprilia dkk & Yahya Aziz, Saefullah Azhari : Mahasiswi PIAUD & Dosen FTK Uinsa

Surabaya, Menara Madinah Com.
Inilah riset penelitian kelompok kami :
1. Amelia Putri Ardiani nim (06040923059)
2. Cindy Rafida Agustina Nim (06040923061)
3. Nanda Aprilia nim (06040923083)
Ke 3 mahasiswi ini dibimbing langsung oleh Yahya Aziz & Saefullah Azhari dalam riset penelitian mata kuliah Pancasila dan Bahasa Indonesia dengan tema ; Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
*SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PONPES GONTOR PONOROGO*
Cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada tahun 1680, saat Kyai Ageng Muhammad Hasan Besari mendirikan Pondok Tegalsari di Desa Jetis Ponorogo (10 KM arah selatan Kota Ponorogo). Pondok Tegalsari sangat termasyhur pada masanya, sehingga didatangi ribuan santri dari berbagai daerah di pelosok nusantara.
Gontor adalah sebuah tempat yang terletak lebih kurang 3 km sebelah timur Tegalsari dan 11 km ke arah tenggara dari kota Ponorogo. Pada saat itu, Gontor masih merupakan kawasan hutan yang belum banyak didatangi orang. Bahkan hutan ini dikenal sebagai tempat persembunyian para perampok, penjahat, penyamun bahkan pemabuk.

*BIOGRAFI SINGKAT PENDIRI PONPES GONTOR*
Pondok Pesantren Gontor didirikan pada tahun 1926 oleh 3 bersaudara ; KH. Ahmad Sahal, KH. Zainudin Fanani & KH. Imam Zarkasyi ketiga pendiri ini disebut TRIMURTI.
Setelah generasi pendiri pertama wafat terutama KH. Imam Zarkasyi pada tahun 1985, maka badan wakah memilih generasi ke 2 yaitu ;
a. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, KH. Shoiman Luqman Hakim, KH. Hasan A. Sahal. Sedangkan direktur K M I dipimpin oleh KH..Imam Badri.
b. Ketika KH..Luqman Hakim wafat 1999 maka diganti oleh KH. Imam Badri, direktur K M I dipimpin oleh KH..Syamsul Hadi Abdan.
c. Ketika pada tahun 2004 KH. Imam Badri wafat 2004 maka pimpinan diganti oleh KH. Syamsul Hadi Abdan, direktur KMI dipimpin oleh KH.Masyhudi Shobari.
c. Ketika pada tahun 2020 KH. Syamsul Hadi dan KH. Abdullah Syukri wafat maka badan wakaf menunjuk :
1. KH. Hasan A. Sahal
2. KH. Akrim Mariyat
3. KH. Prof. Amal Fathullah Zarkasyi sebagai pimpinan Gontor mulai 2020 sampai sekarang, dan direktur KMI dipimpin oleh KH. Masyhudi Shobari.

*KURIKULUM PONDOK PESANTREN GONTOR PONOROGO*
Kulliyatul Mu’alimat Al-Islamiyah ( KMI ) berdiri tahun 1936 dan terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas akademis siswi KMI (PMDG).
Kurikulum di Gontor menggunakan kurikulum Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Kurikulum itu berisi 100% ilmu pengetahuan umum dan 100% ilmu pengetahuan agama. Maknanya, Gontor tidak mengenal dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Tidak ada pemisahan

*SISTEM PENDIDIKAN*
Pendidikan Multikultural di Pondok Modern Gontor
Sistem Pendidikan Pondok Modern Gontor dalam Perspektif Multikultural
Sistem pendidikan di Pondok Modern Gontor berbeda dengan madrasah dan pesantren pada umumnya. Tidak ada lembaga madrasah (MTs maupun MA) namun juga tidak ada ujian paket atau pun persamaan. Pendidikan formalnya bernama KMI (Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyyah) dengan masa belajar enam tahun untuk program reguler dan empat tahun untuk program intensif. Siswa kelas reguler dan intensif akan bertemu dan bercampur kelak kemudian di kelas V-VI.
Adapun kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Modern Gontor dikoordinir oleh organisasi siswa intra sekolah yang bernama OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern) dan KGP (Koordinator Gerakan Pramuka) yang khusus menangani kegiatan pramuka. Di Pondok Modern Gontor juga terdapat lembaga bimbingan kesiswaan yang bernama Pengasuhan Santri. Sedangkan OPPM dan KGP secara struktural berada di bawah lembaga Pengasuhan Santri.

a. Pembelajaran di Kulliyatul Muallimin al-Islamiyah

Kegiatan belajar mengajar KMI dimulai jam 07.00-12.15. Siswa kelas reguler dan kelas intensif, besar-kecil, tua-muda, Jawa-non Jawa, WNI-WNA semua
diperlakukan sama di dalam proses pembelajaran tanpa diskriminasi. Siswa yang duduk di kelas satu reguler bisa berumur 12 tahun (minimal berijazah SD) hingga tak terbatas. Artinya seseorang yang berusia 25 tahun pun boleh dan mau belajar di KMI kelas satu reguler. Adapun kelas intensif diperuntukkan bagi siswa
minimal berijazah SMP atau MTs dan maksimal tak terbatas dengan jenjang belajar kelas I intensif, kelas III intensif, kelas V dan kelas VI.

Di kelas reguler program 6 tahun misalnya, akan didapati seorang peserta didik berumur 12 tahun hingga 25 tahun berbaur jadi satu. Beberapa siswa yang sudah sarjana pun ikut belajar di kelas satu baik reguler maupun intensif. Begitu juga dengan status keluarga peserta didik dan suku masing-masing. Anak seorang gubernur duduk berdampingan dengan anak petani, anak suku Jawa Solo/ Yogyakarta duduk berdampingan dengan anak suku Batak atau Madura. Di dalam kelas, para peserta didik wajib meninggalkan status sosial, umur dan asal suku mereka masing-masin

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan M. Ainul Yaqin, bahwa pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan kultural yang ada pada diri siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, sosial, ras, kemampuan dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. Tujuannnya untuk melatih dan membangun karakter siswa agar bersikap demokratis, humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka.

Nilai-nilai multikulturalisme yang ditemukan dalam kegiatan belajar dan mengajar di KMI antara lain mencakup kehidupan bersama (living together),

*JUMLAH SANTRI ATAU ALUMNI GONTOR*
Jumlah santrinya mencapai kurang lebih hingga 25.000 orang

*TOKOH² ALUMNI GONTOR*
1. Ahmad Cholil Ridwan, K.H. (Mantan Ketua Dewan Dakwah Islamiyyah)
2. Ahmad Fauzi Tidjani, Dr. (Rektor IDIA Prenduan Madura)
3. Ahmad Fuadi (Jurnalis, Novelis, Peraih Education UK Alumni Award 2016)
4. Ahmad Khairuddin, Prof. (Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin)
5. Ahmad Luthfi Fathullah, Dr. (Direktur Kajian Hadis)
6. Ahmad Satori Ismail, Prof. (Ketua Ikatan Dai Indonesia)
7. KH Idham Kholid (ketua PBNU dari tahun 1956-1984)
8. KH. Hasyim Muzadi (Ketua PBNU dari tahun 2000-2010)
9. Maftuh Basyuni Mentri Agama era Presiden SBY
10. Luqman Syaifuddin Menteri Agama era Presiden jokowi 2014-2019
11. KH. Din Syamsudin (Ketua Muhammadiyah dari tahun 2005-2015)

*KIPRAH PONPES GONTOR PONOROGO*
Pondok Gontor Modern terkenal menghasilkan siswa yang berakhlak mulia, memiliki pemahaman agama yang kuat, dan ingin berkontribusi kepada masyarakat. Banyak lulusan Gontor yang sekarang menjadi tokoh masyarakat dan pemimpin di berbagai bidang. Sejak didirikan, Pondok Gontor Modern telah berkembang pesat dan sekarang memiliki cabang di berbagai wilayah di Indonesia. Pondok Gontor Modern diakui secara global dan menerima siswa dari berbagai negara.

*WASIAT-WASIAT*
1. Keindahan dan kenikmatan bagi seorang guru yaitu murid; bagi suami adalah istri; bagi orang tua adalah anak; bagi pemimpin adalah rakyat, dst. Ini surga kita: guru punya murid, murid punya guru, itu surga. Bayangkan murid tidak punya guru, atau guru tidak punya murid. Dokter tidak punya pasien, pasien tidak punya dokter.
2. Tiap orang punya aib, tiap lembaga punya kekurangan. Boleh membaca aib orang, tapi jangan membacakannya. Bedakan antara membaca dan membacakan. Suasana sekarang ini semrawut, karena saling membacakan aib orang lain.
3. Yen wanio ing gampang, wedi ing pakewuh, sebarang or kelakon, jer besuki mowo beo. (KH Ahmad Sahal)
4. Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu, kalaupun yang satu ini pun tidak ada, aku akan mengajar dunia degan pena. (KH Imam Zarkasyi)
5. Ya, Allah dari pada akau melihat bagkai Pondokku, pundutlah (matikanlah) aku lebih dahulu. (KH Ahmad Sahal)
6. Satrio panindito, sugih tanpo bondo, ngulurug tanpo bolo, digdoyo tanpo aji-aji, menang tanpo ngasorake. (KH Ahmad Sahal)
7. Lewih becik mikul dawet karo rengeng-rengeng katimbang numpak mobil karo mrebes mili. (KH Imam Zarkasyi)
8. ini dari kata-kata Ki Hajar Dewantara.
Kalau saya punya santri mau berjuang kedesanya, membina dakwah dalam desa itu, anak seperti itu cukup besar bagi saya. (KH Imam Zarkasyi)
9.He, Anakku KH Idham Khalid dan kawan-kawan setelah kamu tamat dari sini, kelanjutanmu ke Salim Nabhan Surabaya. (KH Imam Zarkasyi)
10. Pondok supaya teteap berpegang teguh pada Panca Jiwa Pondok, yaitu ; Keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, kebebasan .(TRIMURTI )