Tiga Petualang bergabung dalam satu atap.

Catatan : Gus Miskan.

Petualangan bisnis Surya Paloh sejak orde baru mampu mendongkrak dirinya menjadi taipan kelas menengah Indonesia, kedua Anies Baswedan adalah seorang akademisi kader HMI sejak kuliah berguru sekaligus sebagai kader dan penerus pemikiran Soeharto yang cara berpolitiknya selalu mengangkat isu agama dan komunis. Sedangkan Muhaimin adalah kader PMII yang dibesarkan Gusdur meski pada akhirnya ia berkhianat padanya hingga menyingkirkannya dari PKB melalui keputusan pengadilan dijaman pemerintahan SBY.

Kini ditengarai ketiganya sedang menghadapi kasus besar, disatu sisi Nasdem sedang berduka dengan kasus BTS, Anies dengan kasus formula E sedangkan Muhaimin kasus kardus duriannya.

Menariknya ketiganya kini berada dalam satu atap dibawa kendali Surya Paloh, kedua anak muda ini dijadikan wayang berpasangan sebagai capres dan cawapres untuk maju pada kontestasi pilpres 2024.

Bergabungnya tiga petualang dalam satu atap ini, apakah bermaksud melindungi dirinya dari jerat hukum atau ketiganya sengaja ingin membangun kekuatan baru untuk mendukung dominasi asing (Amerika dan Uni Eropa) yang hari ini posisinya sedang terancam oleh kebijakan politik ekonomi Indonesia.

Perlawanan keras Indonesia terhadap dominasi asing khususnya terkait dengan kewajiban eksport maupun pasar uang, telah dihadang Indonesia melalui Hilirisasi dan Pembangunan Ibu Kota Baru (IKN).

Hilirisasi konsekuensinya harus menyetop ekspor mineral dalam bentuk bahan mentah bagi Uni Eropa, sedangkan IKN sebagai upaya untuk merubah posisi waktu, agar terjadi dinamisasi transaksi pasar uang yang selama ini Indonesia selalu kalah dalam selisih waktu.

Kita sudah waktunya mengetahui dan melek geopolitik global agar bisa melihat dan membaca dinamika politik Nasional, siapa lawan siapa ?, dan siapa berpihak pada siapa ?.

Surya Paloh dan Anies Baswedan adalah simbol kepentingan Amerika dan Uni Eropa yang selama setengah abad lebih sudah menjadikan Indonesia sebagai sapi perah mereka.

Ingat !

Bahwa status Indonesia adalah negara non blok, kebijakan politik luar negerinyapun bersifat bebas aktif, sehingga jangan lagi kita mau dikendalikan oleh siapapun.

Saatnya kita sadar dan cerdas memilih pemimpin masa depan bagi Indonesia Maju.

Semoga Tuhan (Allah Swt) tidak marah….

Salam,
Miskan Turino