RUWAT MASSAL TLASIH 87 KIRAB AGUNG NUSANTARA

Mojokerto, Rabo, 2 Juli 2023-Bertempat di Markas Besar Yayasan TLASIH 87, Dsn Sumbertempur, Desa Sumbergirang Kec Puri kab Mojokerto.

Tamu undangan datang sejak malam sebelum acara yang dimulai pagi hari pukul 09.00 wib tsb.

Diantara 138 peserta Ruwat Massal yg datang dari berbagai kota se jawatimur:, dan negri manca, Malaysia, nampak pula tamu undangan kehormatan dari Sumatra, Sultan Sofian yang beristri 9 beranak cucu 49 orang. Dan beberapa perwakilan Kasultanan Malaysia yang Hadir ditengah kerabat Keraton Solo Surakarta Hadiningrat.

Nampak Kanjeng Adipati Pangeran Pakunegoro, di dampingi Adipati Wongso Negoro ( Ki Wiro Kadek) pendiri dan pinisepuh Yayasan TLASIH 87.

Suasana sakral dengan design Adat Keraton Solo Surakarta Hadiningrat dengan aroma Dupa wangi, kembang setaman dan uborampe jangkep Ruwat Sukerto dan Ruwat Agung Nusantara, Mampu menghipnotis semua yang hadir, turut mengiringi doa 138 para peserta Ruwat massal yang datang dari berbagai kalangan dari Magetan, Blitar, Kediri, Tulungagung, Surabaya, Batu Malang, Mojokerto dan dari wakil keluarga kasultanan Malaysia.

Acara dilanjutkan setelah sholat Dzuhur, sekira pukul 14.00 wib semua Sentono Projo berpangkat Tumenggung, Raden Ngabehi, dan abdi dalem tingkat dibawahnya, mengiringi peserta Kirab Agung Nusantara yang di pimpin Pasukan Mbok Ireng, membawa pusaka Sodo Lanang Tumbak Sewu, Tumpeng Lanang Tumpeng Wadon, Tumpeng Hasil Bhumi dan Jajan Pasar, diikuti semua peserta Ruwat, perwakilan Para Kasepuhan dan masyarakat Pangombyong, membawa bendera Merah Putih sepanjang 100 meter berjalan beriringan seperti barisan seekor Naga Kembar yg berkepala Banteng Dan Singo Barong, mengelilingi jalan desa Sumbergirang, kec Puri kab Mojokerto,
dengan jarak tempuh kurang lebih 3 km.

Kembali ke Pendopo Agung setelah satu jam perjalanan. Tertib Ritual Adat Keraton Solo memang terlihat dari kehadiran barisan Para Abdi dalem berpangkat Kanjeng Raden Tumenggung, dengan Beskab Hitam dan Raden Ngabehi dengan Beskab Putih, khusyu dalam barisan masing masing mengiring doa puja mantra khas Islam Mataram yang dipimpin Beliau Kanjeng Adipati Wongso Negoro (Ki Ageng Wiro Kadek).

Dan semua perhatian terpusat di Pendopo Agung TLASIH 87 tsb hingga adzan dhuhur baru selesai Prosesi Ruwat Sukerto.

Para peserta Kirab Agung Nusantara yang masih nampak lelah mengikuti seluruh prosesi dari pagi hingga pukul 16.00 sore hari tsb terasa hilang lelah dan duka nya setelah mengetahui diberi kejutan dengan hadir nya sosok yang dipertuan agung, Yang Mulia Kanjeng Sinuwun Tejo Wulan, beserta Kanjeng Ratu Mas Ayu sudah duduk di dampar Kencono di pusat Pendopo Agung yang sebelumnya ditutupi kain motif Macan loreng itu.

Seluruh perhatian dan konsentrasi kembali ke tengah pendopo setelah pimpinan Ritual Suci, Kanjeng Adipati Wongso Negoro Ki Ageng Wiro Kadek memulai prosesi penutupan acara dengan Doa Puja Mantra paduan budaya Jawa dengan Islam Mataram, yang diperagakan bersama para Pinisepuh yang ditunjuk. Disaksikan Sinuwun Tejo Wulan dan diikuti dengan khusuk seluruh peserta yang hadir.

Di sela acara sakral khas keraton Solo tersebut, awak media yang hadir berusaha mewancarai Adipati Wongso Negoro yang didampingi panitia penyelenggara.
[3/8 17.07] +62 852-3659-1939: “Mugi Para Leluhur diterima amal ibadahnya, padhang jalannya, menyatu dengan Dzat Hyang Maha Suci….

Terimalah niat kami dengan persembahan bebanten suci kami berbagai bentuk dan rupa, bersama wangi dupa dan kembang setaman, Jika ada salah dan kurangnya dari kami, mohon di maafkan.

Demikian inti ujub doa yang dipanjatkan kepada Allah Hyang Maha Welas Asih, Maha Agung dengan bahasa Jawa keraton yang indah dan halus serasa nyaman damai tentram seisi alam dan Para Roh Suci Leluhur yang turut menjadi saksi.

“Kepada Para Pemimpin negara, Budayawan dan masyarakat yg turut hadir disini,
Semoga dikabulkan Niat nya”

” Acara ini terselenggara berkat kerjasama keluarga besar yayasan TLASIH 87 yang di pandegani oleh Keluarga Dalem Engkang Sinuwun Tejo Wulan bererta Kanjeng Ibu Ratu Mas beserta keluarga besar keraton Solo Surakarta.” Ungkap Ki Wiro Kadek Adipati Wongso Negoro.
(Ki Ageng Jontor Siswanto)