Catatan Gus Kampung Pinggiran :
Jika seorang pemimpin itu sudah selesai dengan dirinya sendirinya, maka dia diolok olok sekeras dan sekasar apapun pasti ia abaikan, karena dia menganggap apa yang dia lakukan semata mata hanya untuk kepentingan negara dan bangsa.
Bedanya dengan seorang pemimpin yang untuk urusan dirinya sendiri belum selesai, ketika ia dikritik dan diolok olok dengan hujatan saja, maka dia akan bereaksi keras cenderung kasar, hal itu terbukti sebagaimana yang selalu dilakukan oleh rezim dan tokoh otoriterianisme jaman orba.
Rupanya konsep “kuanfusakum wa ahlikumnaro” benar benar digunakan dan ditaati oleh Jojowi.
Bagaimana dengan pemimpin yang lain ???
Bisakah atau mampukah memggunakan konsep tersebut diatas ?, hheemm…saya kok gak yakin…..?????