Keluarga Besar Trah Eyang Krama Semita Wisata Religi ke Blitar

 

 

KELUARGA BESAR trah Eyang Krama Semita Tulungagung pada hari Minggu pagi (25/6) sekitar jam 10.15 WIB melakukan ziarah ke MBK (Makam Bung Karno) di Blitar. Sekitar 60 orang keluarga besar Eyang Krama Semita tersebut diterima oleh Bapak Budi Kastowo, pustakawan Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar lalu diantarkan masuk ke kompleks makam Bung Karno. Dalam kesempatan itu rombongan Tulungagung membacakan Tahlil dan doa kepada Sang Proklamator Bung Karno yang dipimpin oleh Bapak Burhanudin, perwakilan dari trah Eyang Krama Semita.

Sekitar jam 11.10 WIB siang, Bapak Budi Kastowo menerima rombongan keluarga besar trah Eyang Krama Semita di aula Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Dalam kesempatan itu, Wawan Susetya selaku pengurus Paguyuban Krama Semita menyampaikan tujuan rombongan dari Tulungagung tersebut selain melakukan ziarah ke makam Bung Karno sekaligus juga ingin mendengarkan penjelasan mengenai kiprah dan perjuangan Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Barangkali ada kesamaan dalam perjuangan membela tanah air dari leluhur kami dengan leluhur Bung Karno. Sebab leluhur kami, Eyang Sodrono alias Kyai Mertodrono, ayah Eyang Krama Semita, adalah seorang pengikut Pangeran Diponegoro dari daerah Klaten Jawa Tengah. Demikian halnya Eyang Bung Karno yaitu Eyang Kromodihardjo yang dulunya juga dikenal sebagai pengikut Pangeran Diponegoro dari daerah Purwodadi Grobogan Jawa Tengah. Keduanya, Eyang Sodrono atau Eyang Kyai Mertodrono dan Eyang Kromodihardjo yang sama-sama pengikut Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah itu akhirnya sampai ke Tulungagung,” ungkap Wawan Susetya.

Sementara Bapak Budi Kastowo, pustakawan Proklamator Bung Karno Blitar mengatakan bahwa pada masa penjajahan Belanda itu memang banyak pengikut Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah yang dalam perjuangannya hingga sampai ke Tulungagung. Demikian halnya dengan Eyang Kromodihardjo, eyang Bung Karno yang dimakamkan di pemakaman umum Kepatihan Tulungagung bersama eyang putri termasuk Mbok Sarinah yang mengasuh Bung Karno semasa kecil.

“Kita itu pada dasarnya darah boleh beda, tetapi semangat api membela tanah air memiliki kesamaan. Itulah semangat perjuangan yang tak pernah padam,” ujar Bapak Budi Kastowo menandaskan.

Dalam kesempatan itu pihak Perpustakaan Proklamator Bung Karno memutarkan video film dokumenter Bung Karno sejak kecil hingga wafatnya. Dengan pemutaran film dokumenter tersebut diharapkan dapat mengambil hikmah dari kiprah dan perjuangan Bung Karno dalam membela tanah air dan memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sekitar jam 12.10 WIB, rombongan trah Eyang Krama Semita mohon pamit, setelah itu melanjutkan perjalanan ke Masjid Ar-Rahman Blitar yang sangat indah. Nampak di halaman Masjid Ar-Rahman itu 10 tiang penyangga payung-payung yang mirip dengan bagian luar Masjid Nabawi di Madinah. Ada pula ornamen tembaga dengan warna emas melilit di bagian atas tiang yang dhiasi lampu-lampu indah dengan bentuk serupa di Kota Madinah, Arab Saudi.

Demikianlah ciri khas kontemporer klasik arsitektur  Utsmaniyah Mamluk yang bisa dinikmati di Masjid Ar-Rahman Blitar yang bentuk pilarnya melengkung dengan motif hitam putih. Masjid Ar-Rahman memiliki 11 pintu masuk setinggi 3 meter dengan lebar 2 meter terlihat megah menyambut kedatangan para jama’ah. Dan, di pintu kayu jati di sana dilapisi tembaga berukir motif kaligrafi yang indah pula. Menariknya bahwa bahan granit, keramik dan porselen di Masjid Ar-Rahman tersebut kabarnya didatangkan dari Tulungagung. Di masjid itu, rombongan trah Eyang Krama Semita melakukan Shalat Dhuhur. Demikianlah Masjid Ar-Rahman yang terletak di Jalan Ciliwung 2 Bendo, Kec. Kepanjenkidul Blitar dan pembangunannya rampung pada tanggal 25 Desember 2019 milik Abah Hariyanto

Sekitar jam 13.30 Wib, rombongan trah Eyang Krama Semita melanjutkan perjalanan lagi ke Kebon Rojo yang lokasinya tak jauh dari situ. Di kebon Rojo itu semuanya makan siang yang sudah disiapkan oleh Mbak Min yang sebelumnya mothel arisan. Sambil menikmati hidangan makan siang, para pengurus arisan melakukan tugas arisan rutin. Dan, yang mothel arisan untuk kegiatan arisan bulan Juli (Minggu, tanggal 23 Juli 2023) Cak Arif, sedang arisan tumpangan yaitu Mbak Min lagi.

Demikianlah kegiatan silaturahmi trah Eyang Krama Semita Tulungagung yang dilakukan setiap bulan dan dikemas dalam bentuk arisan rutin, namun pada bulan Juni itu diwujudkan dalam wisata religi ke MBK (Makam Bung Karno) Blitar, Masjid Ar-Rahman dan Kebon Rojo Blitar. (WS).