- Jember-menaramadinah.com-Pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun kodrat yang ada pada anak agar mencapai kebahagiaan dalam kehidupan. Ki Hajar Dewantara mengibaratkan para pendidik sebagai seorang petani dan siswa sebagai benih yang siap untuk ditanam. Untuk menanam benih diperlukan lahan dan media tanam yang sesuai. Tiap jenis benis membutuhkan lahan yang berbeda. Demikian dengan anak-anak yang memiliki gaya belajar yg berbeda-beda. Bibit yang unggul tidak akan maksimal apabila ditanam pada lahan yang tidak sesuai. Bibit yang biasa, namun dengan lahan dan perlakuan yang sesuai dan maksimal maka akan diperoleh hasil yang maksimal. Oleh karenanya diperlukan pengembangan dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan pengembangan media yang dapat membantu proses pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 24 Mei 2023 yang diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sambutan yang pertama oleh Kepala SMAN 1 Bondowoso, yakni Bapak Edy. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan ini dapat mempererat silaturahmi antara tim peneliti dan MGMP se-bondowoso. “Harapan ke depan agar kita dapat memberikan layanan terbaik bagi anak didik kita.”
Prof. Sutarto sebagai ketua peneliti dalam sambutannya menyampaikan bahwa diperlukan cara baru untuk membuat anak didik paham fisika dan juga dapat membuat pembelajaran fisika menjadi efektif dan efisien. “Belajar IPA bukan hafalan, tapi harus menguasai. Jangan dibiasakan pelajaran Fisika terjebak pada angka. Upayakan anak didik dapat belajar fisika dengan senang.”
“Ternyata kita harus menginsertkan teknologi untuk mendukung pembelajaran. Guru profesional harus mengajar dengan mengikuti perkembangan zaman. Memadukan teknologi agar siswa lebih senang belajar.” Tutur Prof. Indrawati dalam penyampaian materi Media.
Tuntutan era sekarang harus mempersiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan untuk dapat survive (4C). Anak didik harus dibiasakan mengasah keterampilan 4C. Guru harus mampu menciptakan strategi belajar yang tepat. Media berfungsi untuk menjembatani antara komunikator ke komunikan. Media pembelajaran menjembatani guru dan siswa. Siswa sekarang adalah siswa milenial. Media harus disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran, dan media pembelajaran tidak harus mahal yang penting efektif dan efisien. Tuntutan pembelajaran abad 21: pembelajaran menumbuhkan (4C: critical thinking, collaboration, communication, creativity). Maka, guru sebagai fasilitator harus kreatif dalam mengembangkan/menciptakan fasilitas dan strategi untuk pembelajaran.
Materi terakhir mengenai Augmented Reality disampaikan oleh Bapak Aji Seto dari Politeknik Negeri Jember. Beliau mengawali materi dengan memperkenalkan Immersive Technology. Immersive Technology adalah teknologi yang mengaburkan dunia nyata dan dunia virtual. Di Indonesia telah ditetapkan di berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan. Immersive Technology memiliki kelebihan dengan memungkinkan adanya interaksi dua arah misalnya VR, AR, MR. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa generasi Z hidup di era yang serba digital, maka pembelajaran perlu mengintegrasikannya dalam pembelajaran.
“AR dapat menggabungkan objek 2D atau 3D dengan lingkungan kita. Hal ini dapat membantu pembelajaran atau memodelkan objek yang terlalu kecil, terlalu besar, dan semacamnya.” Tutur Bapak Aji. Selanjutnya beliau mendemonstrasikan produk ARCPIC yang telah dikembangkan bersama dengan Prof Sutarto dan Prof Indrawati dengan harapan dapat membantu pembelajaran fisika agar lebih efektif dan efisien di era teknologi saat ini.
Husnu Mufid