Program Salam Senyum Sapa (3S) SMPN 3 Sindang sebagai Komunikasi dan Interaksi Penanaman Karakter Positif

 

Oleh : H. Sujaya, S.Pd Waka SMPN 3 Sindang Indramayu.

Lingkungan yang mendatangkan perasaan aman, nyaman dan bahagia adalah lingkungan yang diimpikan oleh semua orang termasuk warga sekolah.
Untuk membangun rasa aman, nyaman dan bahagia dalam suatu lingkungan dibutuhkan sinergi antar semua unsur dalam pendidikan untuk menciptakan interaksi yang baik. Salah satu inti positif dari proses interaksi yang baik adalah dengan pembiasaan program 3S ( Salam, Senyum dan Sapa).

Budaya salam, senyum, sapa merupakan budaya dan kearifan lokal nenek moyang kita sejak dulu hingga sekarang.
Budaya Salam, Senyum, Sapa (3S) sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan masyarakat lndonesia sehingga masyarakat lndonesia terkenal akan budaya senyum, salam, sapa.
Akan tetapi karakter dan nilai etika anak usia sekolah telah mengalami pergeseran. Sehingga perlu cara untuk dapat dilakukan dalam meningkatkan budaya 3S dalam meningkatkan karakter siswa.

Salah satu program yang dapat diterapkan di sekolah adalah membudayakan 3S.
Program ini sangat sederhana untuk dilakukan tetapi memberikan manfaat bagi pembentukan karakter siswa menjadi lebih efektif.
Adapun makna 3S yaitu :
1 Senyum merupakan ekspresi wajah yang menunjukkan gerakan bibir atau kedua ujungnya. Kebanyakan orang senyum untuk mengekspresikan rasa senang atau bahagia.
2. Salam dapat diartikan sebagai pernyataan rasa hormat, damai dan selamat kepada orang lain .
3. Sapa adalah Pernyataan bentuk untuk bertegur Sapa dengan orang lain.

Pembiasaan program 3 S. menjadi salah satu hal pokok dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif yang diimpikan oleh guru, peserta didik maupun warga sekolah lainnya. Program 3S dapat menjadi pembuka interaksi agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif dan penanaman karakter positif.
Pembiasaan program 3 S dapat mempengaruhi konsep diri yang positif untuk dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain.

Dalam praktik yang terjadi di lapangan. Senyum salam dan sapa merupakan hal yang sepele bagi sebagian orang dan sering kali terabaikan. Padahal jika diterapkan dengan baik dan konsisten pembiasaan program 3S akan menjadi karakter yang baik dan menjadi kekuatan positif dalam lingkungan sekolah, terutama jika diterapkan sedini mungkin kepada peserta didik.

Penerapan program 3S yang dapat diterapkan oleh guru , siswa dan warga sekolah di sekolah dalam membudayakan 3S adalah
1. Guru piket dan warga sekolah menyambut kedatangan siswa di pagi hari dengan penuh keramahan. Guru piket dan warga sekolah berbaris dengan rapih di depan gerbang sekolah dan menyalami peserta didik satu persatu dengan ramah.
2. Setiap guru dan warga sekolah setiap kali masuk kelas harus mengucapkan salam, berperilaku sopan dan berperilaku santun kepada peserta didik
3. Guru dan warga sekolah harus berhati-hati dalam bersikap dan berucap karena akan menjadi teladan bagi peserta didik di sekolah.
4. Selain guru dan warga sekolah, peserta didik harus dibiasakan untuk terus membangun budaya 3S antar teman. Misalnya dengan melibatkan pengurus OSIS melakukan program 3S secara rutin setiap hari secara teratur dan terjadwal.

Penanaman karakter memang bukanlah perkara yang mudah. Perlu program yang terpadu dan berkesinambungan, terlebih di saat tantangan jaman yang semakin berat. Banyak budaya yang datang dari luar yang mempengaruhi karakter peserta didik. Maka dari itu harus dilakukan pembiasaan karakter sejak dini agar perilaku peserta didik terbiasa melakukan perilaku baik dan positif serta bermanfaat bagi orang lain . Salah satunya degan konsisten dan berkelanjutan melaksanakan program 3S ini.