Tantangan Era Digital Kader PMII Harus Menguasai Digitalisasi dan Bukan Sebagai Peniknat

Jember-menaranadinah.com- Puncak acara Prosesi Pelantikan Pengurus Komisariat PMII Unej yang diadakan pada Jumat, 5 Mei 2023 pukul 16.30 – 17.00 wib cukup menarik sekali.

Pasalnya digunakan acara Diskusi Panel dengan Thema:  Tantangan di Era Digital dengan pembahasan tokoh muda dan Alumni PMII Unej yaitu Prof. Davik, Dr. Hermanto dan Dr. Ahmad Taufik.

Prof. Dafik mengatakan, nantinya ada Big  Data. Masyarakat yang merespon sejatinya masuk sosial digital. Kita tidak bisa menolak datangnya Era Digital.

Kalau dulu menurut Prof Davik, orang bisa bekerja dengan sendirinya. Tetapi sekarang harus kolaborasi. Tidak bisa bekerja sendiri melainkan bekerja memanfaatkan teknologi digital.

Nah, disini  Komisariat PMII Unej, Rayon PMPI harus punya Webside dan mengucapkan medsosos. Bahkan menguasai AI. Karena Era Digitalisasi tidak bisa dibendung.

Sedangkab Dr. Hermanto Dosen Fakultas Pertanian  Unej menyambung pendapat Prof Davik mengatakan, PMII bagaimana kemudian nantinya. Karena  kita tidak bisa membendung digitalisasi. Maka diwilayah Cabang,  Rayon dan Komisariat harus menguasai dan menggunakan  teknologi digital.

Kalau dulu dalam setiap aksi aksi demo di jalan sulit mendapatkan media media untuk menyuarakan aspirasi. Hanya media tertentu saja yang bisa meliput.

“Tapi sekarang bukan hanya aksi demo di jalan. Tapi  harus dalam bentuk literasi di media online dan Medsos. Oleh karena itu kita harus manfaatkan dalam wujud sebafai sikap kritis kita,”ujarnya.

Menurutnya, bagaimana kita menguasai teknologi  digitalisasi. Yaitu  jangan jadi pengamat. Arahkan  gerakan PMII yang munculkan kader menghasilkan produk digital. Tapi  kedepannya digitalisasi jangan sampai menghilangkan karakter kita sebagai gerakan dan mahasiswa.

Sementara Dr. Ahmad Taufik dosen Bahasa FKIP Unej mengatakan,  namanya digitalisasi kita ikutan. Tapi ruang digital ada ruang menjadi akses baru.

Menurutnya, kita tidak bisa hanya menjadi  pengamat data. Ini sangat jauh dari nilai. Disini ruang digital bisa jadi alternatif untuk menyampaikan isu.

Lebih lanjut ia menjelaskan, fakta ya  ya,  sahabat PMII  masih jauh memanfaatkan transformasi  teknologi  digital dengan isu isu yang ada. Seharusnya kita bunyikan isu isu lewat teknologi digital. Mengingat negara tidak cemas dengan transformasi digital. Tapi cemas dengan transformasi ideologi.

Disinilah ruang digital perlu dijadikan sebagai ruangan informasi yang perlu disuarakan atau dibunyukan. Transformasi digital dan ideologi  perlu disampaikan karena kita orang pergerakan.

Husnu Mufid