Pendidikan Seumur Hidup Dalam Prespektif KIHAJAR DEWANTARA (Refleksi Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2023)

Catatan Yahya Aziz, Usman Yudi, Saefullah Azhari, Dosen FTK UINSA

Surabaya, Menara Madinah Com.
Setiap tgl 2 Mei Bangsa Indonesia memperingati hari pendidikan nasional. Penggagas ide pendidikan Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara, pahlawan nasional yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.
Mutiara hikmah pendidikan beliau yang sering kita dengar adalah :
“Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”
( Di depan memberi contoh, Di tengah membangkitkan semangat, Di belakang memberi dorongan/dukungan )
Seharusnya mutiara hikmah ini menjadi refrensi ruh pendidikan nasional. Hakekat pendidikan itu peserta didik harus mempunyai kekuatan untuk mengasah 3 kecerdasan, yaitu :
1. Kecerdasan intelektual
2. Kecerdasan emosional
3. Dan kecerdasan spiritual.
Ketiga kecerdasan itu, bisa dibangun dengan konsep pendidikan berasrama. Dalam buku TARBIYAH WATTAKLIM karya Ustadz Mahmud Yunus, Awamilut Tarbiyah Tsalasah : Al-Bait, almadrosah wal bii’ah.
Ada TRI PUSAT PENDIDIKAN : 1. Rumah, 2. Sekolah, 3. Lingkungan.
Proses pembelajaran itu tidak hanya di sekolah, tapi harus integral antara di sekolah, rumah dan lingkungan. LIFE LONG EDUCATION ( Pendidikan seumur hidup ), LIFE LONG LEARNING ( Belajar seumur hidup ).
Jadi, menurut Ki Hajar Dewantara dan Ustadz Mahmud Yunus bahwa tugas mendidik itu bukan hanya guru, tapi juga orang tua.
الام مدرسة الاولي
“ALUMMU MADROSATUL UULA”( Ibu adalah sekolah paling utama ), disinilah orang tua menjadi suri tauladan bagi anak.
Di sekolah anak hanya mendapatkan pembelajaran secara teori, sedangkan untuk praktek kehidupan sehari-hari anak seharusnya dapat pendidikan di rumah.
Setelah meneliti riset penulisan buku para kyai pejuang kemerdekaan, kami sering keliling pesantren besar Jawa Timur ( Peterongan, Tambak Beras, Tebu Ireng, Denanyar Jombang, Ploso & Lirboyo Kediri dan Gontor Ponorogo ).
Kami yakin yang menjalankan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Ustadz Mahmud Yunus hanya lembaga pendidikan SD, SMP, SMA di bawah naungan lembaga pendidikan pesantren.
Hakekat pendidikan itu adalah melatih mental peserta didik, para santri dilatih pisah dengan orang tua, dilatih mandiri tidak menggantungkan hidupnya dari orang tua, antri makan, antri mandi. Dan pendidikan itu tidak cukup hanya dengan ungkapan kata kata. Tapi penugasan penugasan dari para kyai untuk santri itulah PENDIDIKAN.
Jadi Pendidikan itu : Apa yang Anda dengar, Anda lihat, dan Anda rasakan itulah PENDIDIKAN.
Maka pendidikan sejati itu melatih peserta didik untuk menghadapi kerasnya kehidupan.
Mengapa China, Jepang, Korea bisa maju ? Lihatlah misi pendidikan nya. Mereka dididik menjadi Bangsa Tangguh, Bangsa petarung, Bangsa yang menghormati pemimpin nya. Bangsa yang menjunjung tinggi KEBERSAMAAN, tidak suka saling mencaci dan bekerja keras demi kepentingan bangsa dan negara nya.
Banyak orang tua baru sadar, bahwa tugas mendidik anak itu berat. Mau tidak mau, suka tidak suka orang’tua sekarang harus menjadi teladan guru di rumah.
Ternyata tugas mendidik itu sangat berat, belum lagi tantangan lingkungan yang ikut andil mempengaruhi mental anak.
Momentum hari pendidikan nasional ini waktu yang tepat bagi orang tua untuk menjadi guru di rumah yang baik bagi anak nya sendiri dengan menjadi USWAH HASANAH teladan yang baik.
Guru itu mudah mendidik anak orang lain, tapi susah mendidik anak kandung sendiri….Survei membuktikan….!
Ini juga waktu yang tepat untuk orang tua mengasah kemampuan 3 kecerdasan : Spritual, Emosional dan Spritual bagi anak dengan PENDIDIKAN KELUARGA SAKINAH UNTUK ANAK.
Jadikan rumah,… sekolah yang menyenangkan bagi anak.

Mari kita didik anak anak kita menjadi generasi kuat, tidak mudah mencaci, generasi petarung yang kokoh demi kepentingan bangsa dan negara…
Barakallah….