Halal-Bihalal Keluarga Besar Jama’ah Ta’awun Kec Kunjang.

Kediri-Menaramadinah.com Halal-Bihalal, adalah tradisi yang baik, yaitu: kegiatan bersama-sama saling bersilaturahmi dan saling bermaaf-maafan bagi umat Islam di Indonesia, pada hari raya Idul Fitri. Dahulu kegiatan berkunjung bermaaf-maafan ini, dari rumah ke rumah, paling tidak ada satu Minggu, karena adanya perubahan dan perkembangan masyarakat, dengan berbagai kesibukan masing-masing, maka ‘Halal-Bihalal’ menjadi alternatif ‘tradisi’ saling berkunjung itu menjadi lebih praktis, walaupun demikian masih tetap dilakukan saling mengunjungi itu, agak terbatas pada ‘keluarga dan kerabat dekat’ saja.

Minggu, tanggal 23 April 2023, kemarin Jama’ah Ta’awun, Kec. Kunjang Kabupaten Kediri, menyelenggarakan halal -bihalal, di halaman Masjid Mujahidin, tepatnya di Ndalem Simbah KH. Zein Matsaun.

Acara ini dimaksudkan untuk ajang silaturahmi dan mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan antara sesama santri beserta keluarganya. Hadir santri-santri dari berbagai daerah di Jawa Timur, antara lain Kediri Raya, Blitar, Tulungagung, Ngawi dll.
“Mereka datang sejak pagi, dan ‘sowan’ abah dulu, karena sesuatu dan lain hal ada yang pamitan dulu, tidak bisa mengikuti acara sampai selesai’ ungkap Gus Ari, atas nama wakil santri.
Selain itu, dia juga mengharapkan semoga tahun depan bisa dilaksanakan lagi acara-acara seperti ini khusus dan umum nya kegiatan-kegiatan lainnya yang melibatkan seluruh santri.
“Alhamdulillah, badai kovid telah berakhir” tambahnya.

Pada acara inti adalah sambutan yang berisi nasehat dari Simbah Kiyai Zein Matsaun. Dalam sambutan nya Menjelaskan bahwa dalam silaturahmi yang dicari adalah ‘berkah’ yang artinya: Bertambah nya kebaikan dari hal-hal yang sudah baik. Semoga tahun-tahun yang akan datang bisa meningkatkan menjadi lebih baik lagi. “Kalau sudah tahu kegiatan seperti ini adalah hal yang baik, tidak usah diperintah, tidak usah diminta, supaya dikerjakan sendiri” pungkas nya.

Salah satu santri senior, menjelaskan bahwa kita sudah diberikan contoh oleh Simbah Kiyai Zein, betapa pentingnya nya silaturahmi dan saling menyayangi dan mengasihi. “Beliau sering mengajak saya mengunjungi para santri nya, termasuk semua keluarga saya. Terlebih dengan anak yatim, beliau sangat peduli, dan menyantuni” terangnya. Dia juga menceritakan bahwa sejak kecil dia menjadi yatim, dan pada waktu SMP tidur di mushola Simbah Kiyai Zein dan sering pada saat tidur ‘dikeloni’ seperti anak sendiri. “Ini adalah kenangan yang membuat ikatan batin yang sangat kuat. “Kita sudah diberikan contoh, untuk bersilaturahmi dan menyantuni Anak Yatim, semoga kegiatan ini bisa menjadi tambahnya ‘rumaketing paseduluran’ dan tahun depan bisa mengadakan santunan anak yatim” ajak nya.

Acara diakhir dengan bersalam-salaman, makan bersama dan di tutup sholat duhur berjamaah.
Nur Habib, mengarkan.