” Cinta Sang Manusia Agung “

Catatan Arif Pondok Baca Nahdliyin Banyuwangi

Lelaki Tampan dan Gagah itu terlihat berwibawa.Sore itu,Ia berdiri di hadapan Sahabatnya yang nampak mengelilinginya. Ada sesuatu teramat penting yang nampaknya ingin Ia sampaikan.

 

” Wahai Kaum Muslimin,Sungguh Aku adalah Nabimu.Aku hanya Pemberi nasehat dan Orang yang mengajak Kalian menuju Jalan Tuhan atas PerkenanNYA.Bagimu,Aku tak berdaya seperti saudara seayah dan seibu.Maka siapa yang diantara Kalian pernah kusakiti, berdirilah dan balaslah Aku sebelum datang Hari Pembalasan kelak ” Demikianlah Kalimat yang diucapkan oleh Sang Lelaki tampan dan Gagah tersebut.Sang Lelaki itu adalah Muhammad SAW, Pembawa Risalah Tuhan dan Panji Kebenaran.

Tak ada sahutan dari para Sahabatnya hingga Ketiga kalinya Muhammad SAW berteriak ” Ayo siapa diantara kalian yang pernah kusakiti,berdirilah dan ambillah Qishash dariku “!!

Teriakan Ketiga kalinya itulah yang kemudian membuat Seorang Sahabatnya bernama Ukasah berdiri.Di hadapan Sang Nabi,Ukasah berkata ” Wahai Rasulullah,Demi Ayah dan Ibuku yang menjadi tebusannya dan bila Engkau tidak berseru hingga ketiga kalinya,Tentu takkan ada seorangpun yang bisa membuatku berdiri di hadapan Engkau ”

Apa Keinginanmu Wahai Ukasah? Tanya Sang Nabi.

Ya Rasul,Dahulu pada saat Perang Badar Unta yang kunaiki lepas kendali dan mendahului Unta yang Engkau naiki.Dan saat Untaku mendekatimu maka tiba-tiba Cambukmu mengenaiku.Aku tak tahu apakah Engkau sengaja atau tidak pada saat itu, Ukasah menjawab.

Wahai Ukasah Sahabatku,Entah Apakah saat itu Aku sengaja atau tidak tapi balasan harus segera ditunaikan sebelum Hari Pembalasan kelak datang.Berdirilah dan Ambillah Qishash mu dariku wahai Ukasah !! Wahai Bilal,Tolong ambilkan Cambukku di Rumah Fatimah.

Bilal,Sahabat Nabi berkulit Legam itu segera berangkat demi menunaikan tugas yang ditetapkan kepadanya.Sesampainya Bilal di Rumah Fatimah,Fatimah sempat tersentak mendengar Bilal meminta Cambuk Ayahandanya.Ia sempat menanyakan alasan yang membuat Ayahandanya menyuruhnya mengambil cambuk meski tak sepatah katapun jawaban keluar dari Bilal.

Seusai Bilal menyerahkan cambuk yang Ia minta,Sang Nabi kemudian berkata ” Berdirilah Wahai Sahabatku Ukasah dan Ambillah Qishash mu dariku ”

Demi melihat Ukasah telah berdiri sembari memegang cambuk,Dua Sahabat Terkasih Nabi Abubakar dan Umar bangkit.sembari menahan Tangis,Mereka berkata ” Demi Tuhan Wahai Ukasah Kami tak rela sedikitpun engkau mengambil Qishash mu dari Rasulullah.Ambillah Qishash mu dari Kami ”

Duduklah Kalian Wahai Abubakar dan Umar.Sungguh Tuhan mengetahui Kedudukan Kalian, Nabi mencoba menenangkan kedua Sahabatnya tersebut.

Wahai Rasulullah,Dahulu saat Cambukmu mengenaiku, Aku tak memakai Baju, Tawar Ukasah.

Nabi pun kembali menuruti permintaan Ukasah.Di hadapan Para Sahabatnya, Ia membuka Bajunya.Jerit Tangis penuh keharuan terdengar riuh kalau melihat Sang Nabi yang begitu mereka cintai harus menerima balasan Qishash dari Ukasah.

Sesaat kala melihat Sang Nabi telah membuka bajunya, Ukasah gemetar. Tangisnya tiba-tiba terdengar kencang.Ia berlari sembari melempar Cambuk yang Ia pegang.di Dada Bidang Sang Nabi, Ukasah pun menangis haru.Ia ciumi Dada Lelaki Kekasih Tuhan itu sembari berkata ” Wahai Kekasih Tuhan,Kini telah kutunaikan keinginanku yang selama ini lama kupendam.Demi Ayah dan Ibuku, Aku rela kehilangan nyawaku demi Engkau “. Ukasah menangis penuh keharuan.

Sang Nabi yang mulia itu tersenyum hangat pada Ukasah.Ia Elus Rambut Ukasah yang menangis haru dalam dekapannya.Ia kemudian berkata ” Wahai Kalian para Sahabat yang kucintai, Bila Kalian saat ini ingin melihat Penduduk Surga,Lihatlah Ukasah.Sambutlah Ukasah ”

( Menjelang Akhir Bulan Paling Mulia )