Oleh : Musthofa Zuhri ( Kamad MTsN 8 Jember).
Aku kedatangan tamu, mereka berdua. Naik sepeda motor beat. persis yang kupakai. Dari raut wajahnya, terlihat galau.
Saya ada masalah mas, masalah yang menurut orang mungkin sepele”ujar sang pria mengawali.
Maklum, ini adalah masalah dunia kami. Kaum remaja”diksi cowok ini terkesan gusar.
Sejenak kami membisu. Lima menit berlalu.
Dan sang pria itu kemudian berguman:
boleh saya merokok”ujarnya.
Saya mengangguk tanda setuju.
Kepulan asap rokok pun mulai bertebaran seisi ruang tamu. Dan..
“saya kesini, dalam rangka berkonsultasi, tentang apa yang terjadi dengan calon istri saya ini”
Sorot matanya menebar tatapan kosong. sesekali ke arah atap rumah. Dan sesekali, menatap tembok yang persis didepanya.
Saya, diam saja. Tiba – tiba sang cewek sengungukkan. Menangis dan terus berurai air matanya.
Kuminta anakku ambilkan selembar tisu. Lalu kuberikan pada sebut saja Andi, tuk menyeka air mata sang calon istrinya.
Lama memang deraian air matanya mengalir. Setelah itu, ku minta untuk meminum teh hangat yang diuguhkan istriku.
setelah reda. Aku mencoba bertanya
“Ada apa gerangan??
Begini lho mas, Andika memulai,.
“Kami berdua ini ingin melabuhkan kisah asmara kami dalam bingkai pernikahan. Karena saya sudah 27 tahun dan calon istri saya adalah baru lulus kuliah” tandas Andi.
Lho khan tujuan mulya itu mas dan mbak”!!!”ujarku.
Memang sangat mulya lho mas, tapi kenapa ortunya tak bisa kompromi”sang laki laki menjelaskan.
Ortunya, setiap kekasihku bertemu dengan ku, selalu saja memukul wajahnya. bahkan menyakiti anak kandung semata wayangnya” lanjut sang cowok.
Kulirik sang perempuanya. Dan memang ada wajah yang habis dipukul seseorang.
Diapun berteriak membenarkan sang cowok,. bahwa dia sering dipukul ortunya.
Karna sudah terlalu malam, aku hanya titip dua hal penting”Ujarku
Pertama, panjenengan berdua harus menunjukkan perubahan, rambut dipotong dan itu gampang.
Dan yang kedua, sabar saja. Hal – hal tehmis lain yang bisa membuat luluh orang tua, kalian berdua ysng paham.
Tak ada orang tua yang menyakiti anak kandungnya. Percayalah..ketika anda sabar, kuyakin ortu anda akan menyematkan mendali persetujuan buat kalian .
Kemungkinan, ortu anda amat jengkel dengan calon suami panjenengan. Memang sih kebebasan itu penting, panjangin rambut, dsb, namun panjenengan harus menyadari, yang dihadapi adalah calon mertua, bukan seorang kawan. Hargai perasaanya, hargai pemahamanya, hargai cara berfikirnya. Hargai ketakutanya.
Kenapa calon istri anda sampai dipukul lembam begitu??. Jawabanya, orang tua mana yang tidak marah, anak semata wayangnya mau menikah dengan sosok cowok yang dianggap ugal – ugallan, pengangguran dst. Saya kira, didunia ini tak ada. Lebih – lebih sosok putri semata wayangnya
Pemukulan sebenarnya, rasa cinta ortu yang ditempatkan pada posisi keliru. Namun rasa khawatir Dan berlebihan bagi orang tua yang punya gadis semata wayangnya mengekspresikan kasih sayang. Dan kuyakin, jika calon suami anda ini, berubah cara berpenampilan, bekerja dengan baik dan sudah tentu meraih kesuksesan baik lahir dan maupun bathin, insya allah, bencana ini tak akan terjadi.
Maaf sy hanya bisa mengatakan ini..dan pulanglah, lakukan yang terbaik pada ortu anda dan juga calon mertua panjenengan…..
Ku baca raut muka dua sejoli ini, agak sumringah, dan saling menatap. Lalu, insya Allah…jawab keduanya kompak.
Hening.. Dimalam hari, membuat aku melayang entah apa yang akan terjadi. Istriku melirik, lalu…
Selamat hari jum’at..