Jaga dan Lestarikan ‘Waduk Siman’ Tinggalan Bhagawanta Bhari

Kediri-Menaramadinah.com Kesuburan tanah di ‘Wilayah Panjalu’, yaitu kawasan Kediri bagian timur Sungai Brantas, sejak dahulu kala, saat Bhagawanta Bhari membangun dawuhan atau waduk untuk mengatur irigasi pertanian, sehingga pertanian menjadi baik dan menjadikan masyarakat nya makmur. ‘Panjalu’ sebutan sekarang untuk napak tilas maha karya ‘Sang Begawan Bhari’ yang hingga saat ini masih terbukti bahwa wilayah timur Kabupaten Kediri, sangat subur, terbentang dari Kecamatan Kepung, Kandangan (sebagian barat sungai Konto ), Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Gurah, Kecamatan Pare, Kecamatan Plemahan, Kecamatan Kunjang, Kecamatan Papar, Kecamatan Purwoasri, sangatlah subur, oleh sebab dapat pengairan dari air yang sekarang di sebut Waduk Siman, bahkan sampai jauh ke sebagian wilayah Kabupaten Jombang.

Kali ini Maestro Lukis Cekakik MK Nur Habib, mendokumentasikan Bhagawanta Bhari, yang patung nya di abadikan di pertigaan Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, lewat Lukisan Cekakik ‘Bhagawanta Bhari’ berlatar belakang Waduk Siman saat ini.

Lukisan Cekakik berukuran 30 cm persegi, di atas kertas linen itu menggambarkan dua hal;
Pertama, air waduk siman pada fungsi utamanya untuk mengairi areal persawahan, namun disisi lain juga dimanfaatkan untuk perikanan. Ikan-ikan yang ditaburkan diperuntukkan masyarakat sekitar yang di panen setiap setahun sekali. Hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri, apa bila di kelola dan dikemas yang unik bisa menjadi akset kegiatan ‘kebudayaan’ berupa aneka kuliner berbasis ikan air waduk.
Kedua, dalam lukisan tersebut juga ditampilkan data yang berdasar pada fakta arkeologi, yang menggambarkan seorang perempuan dengan sesaji Nasi dalam wadah sejenis wakul yang terbuat dari tanah liat, yaitu sejenis maron, dengan lauk seekor ikan besar, telor yang di belah menjadi dua, dan tahu-tempe yang bersunduk.

Lewat lukisan tersebut sang pelukis hendak berpesan: 1). Mari hormati dan hargai karya leluhur kita, karena sampai saat ini masih bisa kita ambil manfaat nya, 2). Mari jaga dan lestarikan waduk Siman agar anak cucu kita nanti masih bisa menikmati warisan besar nenek moyang, 3). Mari dimanfaatkan potensi air waduk Siman, untuk kegiatan dan usaha yang lain dengan tidak menggangu fungsi utamanya, sehingga bisa memberikan ‘nilai tambah’ yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat sekitar, dan 3). Mari terus kita syukuri, anugrah ‘waduk Siman’ dengan budaya ‘selamatan’ sebagai tinggalan dan warisan nenek moyang kita Bangsa Nusantara, dan Banga Indonesia, sekarang ini. Agar kita selalu mendapatkan keselamatan dan keberkahan dalam hidup dan kehidupan di bumi Indonesia yang indah ini.

Nur Habib, yang membuat catatan kecil di pagi yang cerah ini.