Megengan Sambut Ramadan Dalam Tinjauan Ajaran Islam

 

Oleh : Drs. Husnu Mufid, M PdI Ketua Takmir Mushollah Al Ikhlas Jemurwonosari Wonocolo Surabaya dan Alumni S2  Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya.

 

Hari ini kita telah memasuki bulan Sya’ban 1444 H. Sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan yang penuh dengan berkah dan pahala yang berlipat lipat.

Nampak banyak umat Islam di Indonesia merayakan Megengan.  Ini merupakan tradisi khusus Umat Islam di Tanah jika  memasuki bulan Ramadhan.

Tradisi meugangan atau megengan juga  berkembang  di masyarakat Melayu selain di Aceh dan di Jawa. Yang terbaru berkembang di Bali. Mereka yang merayakan adalah orang Jawa yang merantau di Bali.

Mereka menyambut bulan suci Ramadhan dengan berkumpul bersama tetangga,  makan bersama, dan membaca zikir dan tahlil untuk arwah keluarga yang telah wafat.

Selain itu, masyarakat juga melakukan ziarah kubur dan menggelar sedekah massal di masjid atau mushalla. Ada juga masyarakat yang melakukan kunjungan silaturahim.

Ajaran Islam memandang sebagaimana di riwayat Imam Ahmad dan An-Nasa’i :

وَقَدْ كَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رَمَضَانَ كَمَا أَخْرَجَهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَلَفْظُهُ لَهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رَمَضَانَ بِقَوْلِ قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ كُتِبَ عَلَيْكُمْ صِيَامُهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حَرُمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حَرُمَ الخَيْرَ الكَثِيْرَ

Artinya: Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada para sahabat atas kedatangan bulan Ramadhan sebagaimana riwayat Imam Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah RA. Ia menceritakan bahwa Rasulullah memberikan kabar gembira atas kedatangan bulan Ramadhan dengan sabdanya: Bulan Ramadhan telah mendatangi kalian, sebuah bulan penuh berkah di mana kalian diwajibkan berpuasa di dalamnya, sebuah bulan di mana pintu langit dibuka, pintu neraka jahim ditutup, setan-setan diikat, dan sebuah bulan di mana di dalamnya terdapat malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang luput dari kebaikannya, maka ia telah luput dari kebaikan yang banyak.

Hadits ini membuktikan bahwa satu sama lain boleh bergembira atas kedatangan bulan Ramadhan dan mereka dapat memberikan kabar gembira kepada yang lain.

 

قال بعض العلماء هذا الحديث أصل في تهنئة الناس بعضهم بعضا بشهر رمضان

Artinya: Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits ini menjadi dasar atas praktik penyambutan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain atas kedatangan bulan Ramadan.

Dengan demikian praktik meugengan atau megengan di Aceh, Jawa, Melayu, dan pelbagai belahan Nusantara lainnya memuat hal-hal yang baik. Dari mulai zikir, tahlil, silaturahim, makan bersama keluarga, ziarah kubur, hingga sedekah.