Dari Plataran Pondok Ringinagung Menuju Dektras

 

Kediri-Menaramadinah.com Senin Pon, 6 Februari 2023. Menata niat yang baik agar semua kegiatan dalam hidup bernilai ibadah, agar mendapatkan ridho dari Allah SWT.

 

 

Rombongan Pengurus MWC NU Kecamatan Kepung beserta Pengurus Ranting/Anak Ranting NU dan anggota jami’yah Nahdlatul Ulama, sejumlah 550 orang menggunakan 3 bus besar, 1 bus kecil, 14 Elf dan 11 mobil pribadi menuju Gelora Delta Sidoarjo, untuk mengikuti puncak acara resepsi Satu Abad NU.

Rombongan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Tanfidiyah MWC NU Kec. Kepung H. Miftahul Ulum, SH, turut serta para pengurus dan banom, tingkat Kecamatan dan desa.

Keberangkatan rombongan MWC NU Kepung diawali dengan penjelasan teknis oleh Sekretaris MWC NU, Mahmud, S.Pd.I, antara lain memberi arahan kepada kordinator lapangan dan semua kordinator kendaraan agar selalu mengadakan kordinasi untuk semua kebutuhan anggota rombongan nya. “Jangan sampai ada anggota yang kesasar apalagi tertinggal di Deltras” pinta nya.

Selesai pengarahan teknis dilanjutkan dengan doa, KH. Hafid Ghozali, dari jajaran syuriah, sebelum memimpin doa berpergian mengingatkan dan mengajak semua anggota rombongan untuk menata niat yang baik, antara lain; niat untuk ikut istighosah, menghormat dan berkumpul dengan para ulama, para kiyai NU seluruh Nusantara dan juga ulama seluruh dunia.
Semoga kita mendapatkan ilmu dan berkah dari para ulama dan pendiri jam’iyah NU.
Selain menata niat yang baik itu, juga dijelaskan bahwa MWC NU Kepung memilih tempat pemberangkatan rombongan ini di halaman Pondok Pesantren Ringinagung, ada sebab musabab nya.

“Simbah Imam Nawawi dahulu pernah mondok di Pesantren Siwalan Panji bersama dengan Syaikhona Kholil Bangkalan” ungkap nya.
Ternyata Mbah Imam Nawawi berkawan akrab dengan Syaikhona Kholil waktu mondok. Kita tahu bahwa Mbah KH. Hasyim Asy’ari Pendiri NU, adalah santri dari Syaikhona Kholil Bangkalan.

KH. Hafid Ghozali juga mengungkapkan bahwa pada waktu Simbah Yai Imam Nawawi mondok di Siwalan Panji, sudah berkeluarga dan mempunyai anak.

Tentunya apa yang diungkapkan KH Hafid Ghozali haruslah manjadi motifasi bagi kita warga Nahdliyin untuk terus belajar, menuntut ilmu kepada para kiyai, tak pandang usia, jabatan, pangkat dan pekerjaan. Santri, derek kiyai, ngaji sampai mati.

Selesai memberikan sedikit uraian dan penjelasan tadi doa yang khusu’ dipanjatkan oleh Gus Hafid, maka rombongan berangkat dengan di kawal Polsek dan Koramil Kepung, tak ketinggalan, di setiap ranting juga di kawal oleh pasukan BANSER tidak kurang dari 100 personil.

Semoga semua anggota rombongan diberikan keselamatan, kelancaran, keberkahan dari berkumpul nya para ulama sedunia di acara puncak resepsi Satu Abad NU.

Demikian juga halnya bagi warga yang tidak bisa ikut rombongan mudah-mudahan juga turut mendapatkan berkah dari rasa cinta nya kepada NU, beserta para kiyai nya. Menjadi warga atau anggota NU, dan mau mengikuti para kiyai nya, sudah banyak keuntungan nya, terutama diselamatkan akidah nya, amal ibadah nya, juga apabila belum mengerti ada yang mengajari, ‘enek sing mulang, sing muru’ki’ dan apabila lupa ada yang mengingatkan. Dengan ikut merayakan Satu Abad NU ini, mudah-mudahan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia semakin baik dan kehidupan bersama di dunia semakin damai.

Semoga warga NU dan warga negara Republik Indonesia makin bisa berperan serta mengisi Kemerdekaan Indonesia dibawah bimbingan dan pimpinan para ulama dan kiyai NU, lebih baik dan optimal agar NU betul-betul ‘rahmat bagi alam kehidupan’

Nur Habib, membuat catatan.