Pengajian Rutin Ahad Pagi MWC NU Kecamatan Kepung

 

Kediri-Menaramadunah.com Minggu Pahing, 5 Februari 2023. Santri, ‘ngaji’/ belajar kepada Kiyai, wong NU derek kiyai sampai mati. Semangat untuk belajar kepada kiyai atau guru untuk selalu meningkatkan ilmu, amal dan budi pekerti yang tinggi untuk warga NU Kecamatan Kepung melalui Pengajian Ahad Pagi Majlis Wakil Cabang MWC NU Kecamatan Kepung, untuk para pengurus baik Ranting, MWC dan anggota warga Nahdiyin, seluruh Desa, mulai dari Ds. Besowo, Ds. Siman, Ds.Kepung, Ds. Keling, Ds. Krenceng, Ds. Kencong, Ds. Damarwulan, Ds. Kebonrejo, Ds. Kampung Baru dan Ds. Brumbung.

Pagi ini KH. Hafid Ghozali dari jajaran syuriah mengaji Kitab Hikam, menjelaskan bahwa manusia terbentuk dari dua unsur, yaitu pertama unsur tanah yang berupa jasad bentuk fisik dan kedua unsur langit berupa ruh.

Unsur manusia yang berupa jasat tubuh ‘kasar’ yang bisa dilihat, diraba, dipegang, oleh panca indra maupun unsur ruhaniyah yang ‘halus’ yai unsur yang tidak bisa dilihat dengan panca indra, namun bisa dirasakan keberadaan nya.

Masing-masing unsur tersebut membutuhkan ‘pemenuhan kebutuhan nya sendiri-sendiri, agar bisa bertumbuh kembang menjadi manusia yang baik lahir dan batin nya.

Secara pisik badan manusia membutuhkan makan dan minum, dan inilah yang paling pokok untuk hidup. Sedangkan makanan ruh adalah Ilmu. Ilmu yang pokok adalah ilmu agama, antara lain: ilmu tauhid, ilmu syariat dan ilmu tasawuf atau ilmu tentang budi pekerti yang tinggi atau mulia.
Lebih lanjut KH. Hafid Gozali atau Gus Hafid menjelaskan bahwa perbedaan yang mencolok dari badan yang sakit dengan jiwa yang sakit adalah jika badan yang sakit orang bergegas mengobati atau mencari pertolongan, namun apabila jiwa yang sakit orang cenderung tidak bersegera mengobati atau minta tolong orang lain untuk membantu menyembuhkan.

“Mengapa demikian?, karena apabila badan atau fisik yang sakit diri sendiri bisa tahu dan merasakan sendiri, sedangkan orang lain tidak tahu” jelas Gus Hafid.

Selengkapnya juga dijelaskan bahwa jika jiwa yang sakit diri sendiri bisa tidak tahu, tidak mengerti dan bahkan merasakan nya. Penyakit jiwa atau ruhani antara lain, sombong, bakhil, pamer, iri-dengki dan lainnya. Diri sendiri tidak tahu dan bahkan tidak merasakan ‘sakit’ namun orang lain lah yang tahu.

Jadi salah satu ‘asupan gizi’ bagi jiwa adalah ‘ngaji’ menuntut ilmu.

Untuk menyehatkan jiwa-jiwa masyarakat secara umum dan warga NU di wilayah Kecamatan Kepung ini baik para pengurus maupun anggota kegiatan ‘ngaji’ menjadi program pokok dan utama. Bentuk pengajian yang diselenggarakan MWC NU untuk para pengurus adalah berpusat di Kantor MWC NU Kepung, diasuh oleh para Kiyai dari jajaran syuriah yang diberi nama: Pengajian Rutin Ahad Pagi.

Sedangkan untuk anggota dan warga masyarakat umum dilaksanakan di tingkat Ranting atau Desa, nama kegiatan nya Pengajian Kitab Sulamu Taufik, diasuh oleh Lembaga Dakwah MWC NU, tempatnya berada di Masjid-masjid yang sudah disepakati dengan Pengurus Ranting di seluruh desa di Kecamatan Kepung.
Pengajian-pengajian tersebut rutin dilaksanakan, selain itu juga ada pengajian umum, yang bersifat tematik misal nya peringatan rojabiyah, mauludan, isro’-mi’roj dll.

Kesemua kegiatan pengajian itu untuk mengupayakan agar kita semua bisa mendapatkan anugerah dari Allah SWT, ‘menjadi sehat lahir dan batin’.

Nur Habib, mengabarkan.