Kunjungan Kampus & Edu Wisata 2022 SMANKAR Lamongan di Kota Semarang (2)

Lamongan, Menaramadinah.com.- Pasca dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik “Kampus Orange” Universitas Diponegoro di kawasan Tembalang, rombongan SMA Negeri 1 Karangbinangun pukul 16.00 WIB, memulai Eksplor Wisata Kota Semarang.

Tujuan pertama destinasi wisata sejarah itu adalah Kota Lama Semarang. Ya, sama halnya dengan Kota Tua di Jakarta, Kota Lama Semarang pun memiliki beberapa bangunan kokoh khas Eropa dan hingga saat ini masih digunakan.

Data sejarah yang digali jurnalis MM, syahdan terjadi kesepakatan antara Kerajaan Mataram dengan pihak VOC tanggal 15 Januari tahun 1678 dimana Kerajaan Mataram harus menyerahkan Semarang sebagai pembayaran akan batuan VOC dalam menghadapi pemberontakan Trunojoyo.

Lalu, pada abad ke 19 hingga 20, Kota Lama Semarang menjadi pusat perdagangan. Kota Lama Semarang dulu disebut Outstadt. Di sekitar kawasan Kota Lama terdapat jalan-jalan yang saat itu berfungsi untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang. Jalan utamanya bernama Heeren Straat yang saat ini bernama Jl. Letjen. Suprapto.

Karena masih menyimpan bangunan – bangunan khas Eropa, kawasan Kota Lama Semarang mendapatkan julukan sebagai “Little Netherland”. Sedikitnya terdapat 50 bangunan kuno yang berada di sekitar Kota Lama Semarang, dan memiliki luas sekitar 31 hektar.

Lokasi Kota Lama Semarang ini berada di Jl. Letjen Suprapto, Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Saat ini beberapa bangunan yang ada difungsikan sebagai: Gedung Keuangan PAPAK yang dulunya merupakan Gedung Balai Kota,
Bank Mandiri KC Mpu Tantular dulunya merupakan gedung Societiet De Harmonie.
Ada pula Gereja Blenduk yang dibangun pada abad ke 18, dan masih berfungsi hingga saat ini.
Jembatan Mberok yang dibangun pada abad ke 17, yang masih kokoh hingga saat ini.

Butuh waktu 20-30 menit dari Kampus Undip Tembalang ke Kawasan Kota Lama Semarang. Di tempat ini rombongan siswa Smankar langsung menikmati suasana senja yang indah untuk berfoto, Selfi atau berkelompok dengan mengambil beberapa spot di sini.

Guide Kunjungan Kampus dan Edu Wisata Smankar, Mbah Mardi mengatakan Kota Lama sudah menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional.

Menurutnya ada tempat yang menarik di Kota Lama Semarang, seperti Bangunan Kolonial yang masih kokoh
Gedung Jiwasraya
Gereja Blenduk,
Jembatan Berok,
Gedung Marabunta,
Kantor Pos Besar Semarang,
Gedung Marba, dan masih banyak lagi.

“Kalau kita fokus eksplor wisata di Kota Lama Semarang ini kita akan merasakan sensasi seperti berada di Belanda, maka tak heran jika mendapatkan julukan Little Netherland,” jelas Mbah Mardi.

Bangunan-bangunan tersebut saat ini masih digunakan dan terlihat sangat kokoh. Banyak pengunjung yang memanfaatkannya sebagai lokasi untuk berfoto.

Dari pantauan media ini para siswa langsung lebur dan berbaur dengan para pengunjung Kota Lama dalam suasana malam dengan hiasan lampu serta bangunan vintagenya sangat berkesan.

Kelompok siswa IPS, Iqbal, Sella, Early Natali, Kirana, Aiman, Alvin, Wanti, Hana terlihat berjalan santai sesekali berfoto dengan spot bangunan klasik itu.

Demikian juga Grub siswa IPA, Ebiet cs, Kevin, Sinta, Meilia, Herti, dkk terlihat juga banyak nongkrong di sudut-sudut jalan di tempat jajanan dan bangunan kota lama yang instagramable sebagai background foto.

Sedangkan para pendamping khususnya ibu-ibu yang dipandegani Ibu Erna, Nurwati, Khusnul Khotimah dan Fitri juga asyik mencari angel untuk Selfi dan berfoto ria.

Sementara bapak-bapak pendamping juga tak kalah seru, bak artis, banyak siswa yang ingin mengajak foto Selfi seperti di Taman Srigunting, Gereja Mblenduk dan sepanjang jalan berhias lampu kuno itu.

“Pasca seharian serius untuk agenda Kampus. Kini anak-anak bisa bergembira, refreshing agar nanti saat kembali di sekolah bisa fress dan semangat untuk belajar,” tutur Drs. M. Suud, Ketua Panitia Kunjungan Kampus.

Tidak terasa, malam sudah mulai menyapa. Rombongan siswa dan guru Smankar pun mengakhiri eksplor di Kota Lama.

Di sela perjalanan menuju hotel di kawasan Jl. Pemuda, Tour Guide Mbah Mardi memberi penjelasan sedikit, bab bangunan tua dan kontruksi jalan yang harus memakai paving.

“Itu untuk menjaga getaran agar bangunan yang berusia tua tidak mengalami guncangan. Sehingga terus terjaga sebagai Cagar Budaya dan sejarah,” tukasnya.
(Bersambung).
*DANAR SP*