Urgensi Internalisasi Nilai Pancasila Pada Siswa Sekolah Tingkat Dasar

Jember, 15 Desember 2022
Sebagai sebuah ideologi sekaligus dasar negara Republik Indonesia, Pancasila telah dijadikan pegangan bagi warga Indonesia dalam berbagai aktifitas kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Nilai-nilai moral yang terdapat dalam setiap sila pada Pancasila menjadi pedoman dan rumusan dalam aktifitas kehidupan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Karena sebagai dasar dan ideologi negara, Pancasila tentu memiliki nilai-nilai dan makna yang luhur lagi mulia dalam setiap silanya. Tentu hal ini tidak terlepas dari perumusan setiap butir Pancasila yang dirumuskan dengan nilai-nilai yang telah ada sejak dahulu.

 

Sejak dahulu nilai luhur dalam Pancasila telah diterapkan tidak hanya dalam interaksi antar sesama warga namun lebih dari itu juga diimplementasikan dalam hal berinteraksi dengan lingkungan. Hingga saat ini nilai luhur itu terus diwujudkan dalam nilai-nilai budaya Indonesia yang luhur. Pancasila kemudian menjadi modal utama dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun dan damai di tengah beragam perbedaan masyarakat Indonesia.

Pun demikian di lingkungan sekolah, nilai luhur Pancasila juga harus diajarkan kepada siswa-siswa sekolah baik ditingkat dasar maupun pada tingkat menengah. Dalam buku Suplemen Buku Ajar Pendidikan Pancasila (2016), Yulia Djahir menyampaikan, Pancasila mengandung arti lima asas atau lima dasar yang menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Sebagai nilai penting dalam kehidupan bernegara, bermasyarakat dan berpemerintahan sudah seharusnya nilai-nilai itu terus tercermin dalam sikap perilaku semua masyarakat termasuk siswa sekolah. Tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak sekolah harus merupakan cerminan dari sila-sila dalam Pancasila.

Namun sayangnya, pelemahan nilai Pancasila masih saja di temukan di lingkungan sekolah. Sistem pendidikan Indonesia dinilai masih menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Padahal Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Landasan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada sekolah negeri masih saja ditemukan praktek belajar mengajar yang tidak sesuai dengan falsafah Pancasila. Bahkan tidak jarang kita temukan aturan yang terkadang bertentangan dengan Pancasila. Sebut saja peraturan pengenaan jilbab bagi siswi sekolah nonmuslim di SMKN 2 Padang Sumatera Barat yang dulu sempat viral. Tentunya kebijakan dan aturan ini menuai pro dan kontra di masyarakat karena dianggap sebagai bentuk pemaksaan dan tidak berlandaskan nilai Pancasila.

Oleh karena itu, Pancasila tidak hanya cukup hanya dihafalkan dan dilafalkan saja oleh siswa dan siswi sekolah. Namun proses-proses penguatan nilai Pancasila bagi siswa-siswi harus terus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Karena proses penanaman nilai Pancasila yang tidak berkelanjutan dapat mengancam proses pembangunan budaya dan sumber daya manusia di Indonesia. Masalah melemahnya dan menurunnya pengamalan nilai Pancasila dalam dunia pendidikan bukan sekedar terkait landasan saja namun juga proses implementasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut empat orang dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, Nurina Adi Paramitha, Nurcahyaning Dwi Kusuma Ningrum, Sari Dewi Poerwanti dan Sukron Makmun menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Internalisasi Nilai Pancasila di Lingkungan Sekolah. Kegiatan ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banjarsari 1 Jember, (15/12). Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan permintaan sekolah setempat untuk mengenalkan bagaimana proses implementasi dari nilai-nilai yang terkandung di dalam 5 sila dalam Pancasila. Dalam kegiatan yang diikuti oleh siswa kelas 4, 5 dan kelas 6 ini berlangsung dengan baik. Seluruh siswa nampak begitu antusias menyimak materi yang disampaikan oleh para pemateri. Dalam acara ini siswa lebih banyak dikenalkan pada penerapan nilai Pancasila di dalam kehidupan dan lingkungan sekolah. Internalisasi nilai Pancasila kepada para siswa Sekolah Dasar memiliki kaitan yang erat dengan pendidikan karakter. Bagi siswa tingkat Sekolah Dasar pendidikan karakter sangat mudah sekali ditanamkan melalui contoh-contoh perilaku nyata di lingkungan masyarakat sekitarnya. Saat berada di sekolah maka semua guru dan seluruh tenaga pendukung lainnya menjadi contoh nyata yang akan berpotensi untuk ditiru oleh para siswa. Oleh karena itu penting untuk memberikan contoh dan teladan yang baik sesuai dengan pengamalan nilai-nilai luhur dalam masing-masing sila pada Pancasila.

Dalam buku yang berjudul Bangga Menjadi Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) untuk Pembentukan Karakter di Era Generasi Z (2021) karya Ardi Afriansyah dkk ditulis bahwa pengamalan nilai Pancasila dapat diimplementasikan dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Hal itu merupakan cerminan dari perilaku adil dan beradap. Karena perilaku beradap tidak hanya cukup dilakukan dengan sesama manusia namun juga kepada lingkungan dan mahluk hidup lainnya. Pancasila sudah sepatutnya tidak hanya diterapkan dan diamalkan di sekolah namun juga harus dipertahankan. Siswa harus diajarkan bagaimana cara dalam mempertahankan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh misalnya dengan menaati peraturan dan tata tertib yang ada dan berlaku di sekolah. Contoh lain misalnya dengan mengikuti upacara bendera dengan khidmat. Selain sebagai bentuk penanaman nilai nasionalisme upacara juga bentuk nyata dalam mempertahankan nilai Pancasila di sekolah.(is)