Workshop MGMP Guru Bahasa Inggris Surabaya

Surabaya-menara madinah.com-Hari ini, 14 Agustus 2019, kami menghadiri undangan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, yang ditujukan khusus bagi guru Bahasa Inggris MGMP Surabaya dalam single kegiatan bertajuk “Workshop Pengembangan Instrumen Penilaian Sekolah Menengah Mapel Bahasa Inggris”

Acara dimulai persis pukul 13.00, diawali dengan registrasi di meja panitia lalu mengisi lembar kelengkapan masing masing biodata, kemudian menuju ruang utama acara sambil menenteng jatah konsumsi untuk makan siang satu persatu.

Dalam ‘opening speech’ nya, kasi Dikmenum Kota Surabaya, Sudarminto, M.Pd memberikan orasi akademisnya dengan gaya khas sedikit ‘nylekit’ yang dikemas dg bumbu kelakar yang renyah. Diantara pokok bahasan yang ditekankan adalah mengenai 4 Kompetensi yang wajib dikuasai GURU. Apakah sebagai guru, kita sudah bisa menyeimbangkan baik pada unsur kompetensi sosialnya, Kepribadian, Pedagogik, dan kompetensi Profesionalnya?

Sudarminto mengambil analogi sederhana bahwa lembaga pendidikan ‘layaknya’ sebuah miniatur kebun binatang. Artinya, jangan sampai potensi belajar masing masing anak disamakan seperti burung, yang dengan sayapnya burung bisa terbang kemana mana. Bagaimana jika harimau? Akankah harimau akan diperlakukan pelayanan yang sama dengan burung? Tentu tidak. Belum lagi dengan sosok ular, Monyet atau macam binatang lainnya. Begitulah semestinya guru melakukan pengajaran bagi manusia. Dimana setiap setiap anak jangan sampai diasumsikan memiliki potensi yang sama, sehingga diberi cara dan metode yang sama pula.

Pendidikan bukan sekedar unsur pedagogik akademis semata. Unsur Sosial penting dalam kelangsungan kehidupan siswa siswi pada masanya. Unsur kompetensi Kepribadianpun tidak bisa dianggap sebelah mata, yang lantas disepelekan dalam proses pendidikan dan belajar mengajar di sekolah.

Sebelum menutup dengan selingan ‘ice breaking’ Sudarminto mengingatkan pentingnya perencanaan dalam pembelajaran dikelas. Setidaknya guru itu harus bisa 5 M, Merencanakan, Mengajar, Mendidik, Membimbing, dan Mengevaluasi/Menilai.

Dalam kaitannya dengan ‘pengajaran’ yang monoton dan kurang variatif. Sudarminto juga menyempatkan membuat ‘ice breaking’ sederhana namun mengena dan bisa dijadikan cara mengorkestrasi kelas menjadi laboratorium belajar yang tidak monoton dan membosankan.

Semua peserta workshop diminta untuk mempersiapkan buku dan alat tulis, lalu meminta masing masing menulis angka Favoritnya, lalu dikalikan 2, lalu ditambah 34, lalu dikurangi angka Favorit tadi. Pasti jumlahnya 17. Jumlah itulah yang sebentar lagi akan menjadi tanggal istimewa dibulan Agustus ini, karena seluruh rakyat Indonesia akan bersama sama memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke 74 lusa. Semua hadirin menyambut games sederhana itu dengan tepuk tangan menandai ada kepuasaan dalam selingan singkat yang disampaikan.

Senang dan bahagia mengikuti workshop yang dipandu langsung oleh Prof. Dr. Gunadi S, M.Pd Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Malang.

Terimakasih kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya, kepada MGMP Bahasa Inggris kota Surabaya, Drs. Hero Witjaksono, M.Pd. dan Bu Is (Dinas) sebagai inisiator kegiatan, serta Kepala Sekolah SMPN 17 yang turut serta hadir guna mendukung, mensukseskan acara workshop ini.

HilmiĀ  Saputra

Jurnalis Citizen MM.com