1000 Pesilat Cilik Jadi Awal Imunisasi di Pidie

 

SIGLI : Sedikitnya 1.000 pesilat cilik menjalani proses imunisasi massal polio sebagai bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Pidie beserta Kementrian Kesehatan dalam rangka penanganan pemberantasan Kejadian Luar Biasa Penyakit Polio yang baru saja ditemukan penderitanya sebanyak 4 kasus di wilayah itu.

Kegiatan imunisasi massal yang digelar di alon-alun Kota Sigli pada Senin (28/11/2022) itu rencananya oleh Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh juga akan dilakukan secara menyeluruh ke semua wilayah kabupaten/kota di provinsi tersebut.

Pj Bupati Pidie Wahyudi Adi Siswanto menyatakan pihaknya melaksanakan imunisasi polio secara massal terhadap anak usia 0 sampai 13 tahun pasca ditemukan kasus polio di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie.

“Salam Pidie Mulia. Pencanangan OPV [Oral Polio Vaccine/imunisasi polio tetes] dilakukan untuk penanggulangan KLB [kejadian luar biasa] polio di Pidie dari empat kasus yang telah ditemukan,” kata Wahyudi Adisiswanto kepada pers seusai acara imunisasi massal itu.

Wahyudi menjelaskan pelaksanaan vaksinasi serentak itu akan berlangsung hingga 4 Desember 2022 dan akan dilanjutkan pada Puskesmas dengan pasokan pertama diterima dari Kementerian Kesehatan RI sebanyak 2.200 vial vaksin, pervial untuk 50 tetes.

Secara khusus pihaknya juga telah melakukan investigasi kasus, pengambilan sampel, intervensi lingkungan, advokasi, sosialisasi dan penguatan kapasitas dari Lintas sektor, tenaga kesehatan dan kader sebagai gerak cepat untuk penanganan kasus tersebut.

Pemkab Pidie berkomitmen untuk melindungi seluruh anak balita Pidie dari ancaman penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti hepatitis, TBC, Difteri, Pertusi, campak dan polio.

“Kami menegaskan bahwa mulai saat ini dan seterusnya, seluruh anak balita di Kabupaten Pidie tanpa terkecuali wajib mendapatkan manfaat perlindungan dari imunisasi,” kata Wahyudi yang merupakan alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember itu.

Menurutnya program imunisasi ini adalah tanggungjawab bersama pemerintah dan masyarakat dalam upaya melindungi anak-anak Pidie dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Lebih detail Wahyudi mematok target 95% dari 90.904 sasaran anak di daerah setempat untuk mendapatkan imunisasi lengkap untuk memutus mata rantai penularan dan perlindungan anak dari penyakit polio serta berharap Pidie bebas dari KLB polio.

“Pelaksanaan respon cepat ini berkat partisipasi semua pihak dan kami mengucapkan ribuan terimakasih kepada Kementerian Kesehatan, Tim WHO, Tim Unicef, Tim Dinkes Aceh dan semua pihak-pihak yang terlibat,” kata Wahyudi.

Disisi lain, Direktur Jendral P2P Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan Kementerian Pusat menginginkan setiap kejadian lumpuh layu harus dilaporkan agar segera bisa ditangani kemudian mempersiapkan intervensi dengan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN).

“Proses pelaksanaan yang cepat ini, tidak hanya terlibat Pemerintah Pusat tetapi kami juga berkoordinasi untuk mendapatkan izin pihak WHO dan secara paralel kita lakukan persiapan dan alhamdulillah hari ini bisa dibuktikan,” kata Maxi Rein Rondonuwu pada kesempatan sama.

Maxi mengatakan kasus ini sudah terjadi dua kali semenjak diberikan sertifikat polio yaitu tahun 2018 terjadi di Papua kasus tipe satu dan pada sekarang 2022 terjadi di Aceh yaitu Kabupaten Pidie.

*Hari Pertama Imunisasi Capai 14.000 Anak*

Pada kesempatan lanjutan Pj Bupati Pidie menyatakan bahwa hasil hari pertama imunisasi polio di wilayah Kabupaten Pidie telah menyasar 14.000 anak.

“Alhamdulillah, hasil hari pertama imunisasi massal di Pidie telah mencapai 14.000 anak, ini tentunya berkat dukungan semua pihak khususnya para tenaga medis yang telah bergerak dengan cukup massif,” kata Wahyudi Senin Sore (28/11/2022) di pendopo Pemkab Pidie kepada sejumlah wartawan.

Kepala Dinas Kesehatan Pidie, Arika Aboebakar menyatakan polio adalah penyakit menular dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen. Hal ini diperparah lagi dengan kondisi sanitisasi dan lingkungan kurang baik.

“Penyakit Polio bisa meluas dan penularannya hanya bisa dicegah dengan melakukan imunisasi. Ini sebagai ikhtiar kita mencegah penyakit tersebut. Harapannya PIN kali ini bisa tercapai, untuk itu semua petugas puskesmas bisa melakukan dengan kesungguhan dan kepedulian. Petugas medis bisa melakukan sweeping ke rumah rumah dari capaian target,” kata Arika.

Dalam kegiatan imunisasi massal itu turut hadir Kepala Dinas kesehatan Aceh dr Hanif, Kepala Dinas Kesehatan Pidie Arika Aboebakar, Kepala Dinas Pendidikan Pidie Yusmadi, Sekda Pidie H Idhami, unsur Forkopimda Pidie dan sejumlah petugas Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan setempat dan juga hadir Tim vaksinator puskesmas kota Sigli. (Humas Pemkab Pidie)