SMP NEGERI 3 ROGOJAMPI SIAP MENSUKSESKAN KEGIATAN MENULIS ESAI DAN MENGARANG SASTRA DIKABUPATEN BANYUWANGI.

Banyuwangi menaramadina.com, Pagi ini, Kamis 28 Juli 2022 kembali literasi Banyuwangi menggeliat dengan diadakannya diklat “Menulis Esai dan Mengarang Sastra Berbsis Kearifan Lokal.”.

Diklat yang diinisiasi oleh MGMP Bahasa Indonesia berhasil menjaring banyak generasi penulis baru . Peserta yang terdiri dari 99 Guru dan 107 siswa-siswa SMP Negeri se-Kabupaten Banyuwangi. Diklat yang yang sengaja digelar di Dusun Wonosari, Taman suruh Kec. Glagah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur tepatnya di Warung Kemarang.

Menurut Bapak Muji Widianto, S.Pd yang akrab dipanggil Pak Muji selaku ketua MGMP Bahasa Indonesia, pemilihan tempat sengaja mencari tempat yang bisa membawa para calon penulis untuk berinspirasi dalam proses pengembangan menulis para peserta.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini mengawali kegiatan festival sastra 5 November 2022 akan datang yang akan digelar oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

“Kegiatan ini harapannya menjadi motivasi dan inspirasi dari generasi penulis baik siswa maupun guru. Kedepan kegiatan seperti ini akan dige;ar tidak selalu diwilayah sekitar kota Banyuwangi, namun juga akan digelar di wilayah selatan.

Sehingga akan lebih banyak wacana para penulis dengan tujuan pengenalan wilayah Banyuwangi itu sendiri.“ Sebagai penutup, Pak Muji menyampaikan tujuan dari tema diklat kali ini “Memberdayakan Otak Kanan dan Otak Kiri dengan Menulis dan Mengarang” diharapkan memang memaksimalkan kemampuan otak para calon penulis agar mengembangkan potensi diri selaku penulis yang merupakan penganalisa dari berbagai pengetahuan yang bisa ditangkap oleh semua indra yang ada dalam diri manusia.

Hadir sekaligus membuka acara dalam kegiatan pembukaan diklat Menulis Esai dan Mengarang Sastra, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Bapak Suratno, S.Pd, MM.

Beliau menyampaikan terimakasih kepada pihak penyelenggara diklat. Menurut beliau dengan seringnya pelatihan menulis seperti ini, akan memunculkan generasi yang cetar. Karena menurut beliau dengan menulis, syaratnya adalah membaca. sehingga akan semakin mewarnai Kabupaten Banyuwangi yang sudah mencanangkan beberapa tahun lalu sebagai Kabupaten Literasi.

Banyuwangi dengan sunrise of Java nya yang sudah mempunyai banyak prestasi sampai tingkat Internasional, harapannya juga budaya lisan yang selama ini banyak berkembang di Banyuwangi, mengalir menjadi dominansi budaya tulis. “Peran analisa penulis, tentunya dapat menambah nilai dan dan dokumentasi Banyuwangi di kancah dunia.” Ungkap Bapak Suratno.

Dalam sambutannya puka beliau menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi tahun ini mendapatkan gelar Dinas Pendidikan terbaik cerdas berkarakter tingkat Nasional.

“Begitu banyaknya dinas pendidikan dari kota atau kabupaten lain yang bertandang ke Banyuwangi dalam upaya study banding dan memodifikasi program program yang sudah di aplikasikan oleh Instansi atau lembaga sekolah di bawah naungan dinas pendidikan Kabupaten Banyuwangi.

Diantaranya empat produk SAS; Siswa Asuh Sebaya, Sekolah Asuh Sekolah, Sekolah Asuh Sungai dan terbaru di tahun ini Sekolah Asuh Stunting.” Imbuh beliau. Harapannya semua elemen warga sekolah serta trilogi pendidikan berperan aktif dalam upaya membantu berbagai macam program pemerintah daerah demi pemajuan budaya Banyuwangi.

Kegiatan diklat yang digelar untuk siswa dan guru, dipusatkan di dua tempat aula yang berbeda. Siswa dipisah dengan guru dengan materi dan tehnik penyampaian materi yang berbeda pula. Siswa diberi materi menulis puisi dan cerpen. Sedangkan BApak dan Ibu guru mendapatkan materi diklat tentang esai. Produk tulisan nantinya akan menjadi sebuah kumpulan tulisan yang akan dibukukan. Gelar puncak acara aka nada lounching karya produk guru dan siswa dalam festival sastra akan datang. Narasumber dalam kegiatan tersebut sangat luar biasa dengan berbagai macam potensi kepenulisan yang tidak diragukan lagi yakni; Suyanto (Ketua Forum Banyuwangi Untuk Kebudayaan), M.Si, Mashudi, S.Pd (Pembina MGMP Bahasa Indonesia), Muji Widianto, S.Pd (Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Banyuwangi), Muttafaqur Rohmah, M.Pd (Dosen Universitas 17 Agustus).
Luthfia Komariyah selaku guru di SMPN 1 Wongsorejo sangat antusias dan Nampak langsung mendapatkan pencerahan bahawa “Menulis itu ternyata mudah.” Dan menurut Alfan Tantowi selaku peserta siswa dari SMPN 3 Rogojampi, “Menulis membuat saya merasa lega dan lebih fresh utamanya saat menghadapi berbagai pertanyaan yang sering muncul di benak saya. Sehingga membuat saya terus mencari jawab dengan membaca dan bertanya.” Kata Alfan.

“Seiring waktu, tuiisan memang akan manjadi pedang tajam atau buih di lautan. Namun gerakan literasi menulis Banyuwangi tidak boleh berhenti hanya sampai disinii, namun harus terus digelorakan sepanjang hayat, apalagi sekarang sudah merdeka belajar.” Kata Ibu Dwi Indah Nurmayanti guru SMPN 3 Bangorejo yang dalam diklat kali ini mengangkat tema Grajakan sebagai inspirasi tulisannya. (**Yeti Ch)