” Sinergi Ulama dan Umara “

Catatan : Arif Pojok Baca Nahdliyyin.

Kata Si Abu : Kyai itu mestinya tidak boleh Berpolitik!! Kyai harus menjadi Gerbang Penjaga Moralitas Umat!

Kata Kata Si Abu diatasi terkait Kiprah dan Peran Para Ulama sekilas tampak benar.Politik yang diasumsikan sebagai Dunia yang kotor dan penuh rekayasa serta culas Amat sangat tidak layak dimasuki oleh Para Ulama yang di mata Masyarakat cenderung diasumsikan sebagai Sosok putih yang hidupnya di Menara Gading dan hanya sibuk memberikan Taushiyah kepada umat diatas Menara Gading yang Mereka tempati.Demikian peran Ideal dari Sosok Ulama yang diidamkan oleh Umat.

Tapi satu hal yang wajib Anda fahami,bahwa Segala Kebijakan dan Aturan yang mengikat Umat jelas lahir dari Proses Politik.Tidak ada Aturan dan Tatanan yang Ujug Ujug jatuh dari Atas Langit yang kemudian siap digunakan sebagai Aturan dan panduan untuk umat.Tidak mungkin Tuhan menurunkan Panduan kepada Umatnya melalui UtusanNYA tanpa melalui proses.Dan Tidak mungkin pula Firman Tuhan turun dengan Bahasa Langit.Firman Tuhan turun dalam Bahasa Bumi dimana umatnya hidup dengan segala problem dan Dinamikanya.Demikian pula dengan Kebijakan dan Aturan dalam Konteks Berbangsa dan Bernegara.Ia lahir dari proses Politik.Dan dari hal ini,Saya pun pada akhirnya memahami mengapa Dahoeloe kala Kyai Kyai NU ” Bersedia ” duduk Satu Meja dalam konsep Nasakom yang digagas oleh Soekarno.Logika Para Kyai pada saat itu jelas mudah untuk dipahami.Bila saat itu Para Ulama tidak ada yang bersedia untuk Duduk semeja dengan Kelompok ” Nas & Kom “,lalu bagaimana seandainya lahir kebijakan dan Aturan yang sama sekali tidak mengakomodir kepentingan umat /masyarakat? Anda yang Bertanggung Jawab? 😂

Lihatlah Tata Kota yang ada di Sekitar Kita.Di Depan Alun Alun pasti ada Masjid dan Kantor Pemerintahan.Mengapa seperti itu? Ini Tafsiran Saya.Bahwa Kantor Pemerintahan ditempatkan di depan Alun Alun yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat,diharapkan sebelum lahir sebuah kebijakan Sang Pemimpin mau melihat kondisi objektif masyarakat yang Ia pimpin sehingga kebijakan yang Ia lahirkan dapat memuaskan Rasa keadilan bagi masyarakat yang Ia pimpin.Sementara penempatan Masjid di tengah tengah Alun Alun dan Pusat Pemerintahan sejatinya adalah Simbol.Bahwa Fungsi Masjid bukan hanya sebagai Tempat Menyembah Sang Hyang semata.Masjid juga menjadi tempat berkumpulnya para Sosok Sosok Putih atau Ulama yang menjadi Penjaga dan “Penggembala” Moralitas Umat.Sinergi antara Ulama dan Pemimpin inilah yang kemudian disebut sebagai Sinergi antara Ulama dan Umara.Dari Sinergi keduanya ini lahirlah kemudian kebijakan kebijakan yang berpihak kepada umat yang disimbolkan dengan Alun Alun.

Meski kemudian Tatanan kehidupan seperti ini jelas tidak mungkin ideal, setidaknya tatanan seperti ini jelas jauh lebih baik daripada Tatanan atas nama Tuhan yang kerap disebut dengan nama Khilafah.Tatanan seperti ini jelas mengakomodir suara Umat dan amat sangat jauh berbeda dengan Tatanan yang konon atas nama Tuhan dan diberi nama Khilafah.Saat ini Anda bisa seenaknya Mengkritik Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri atau Bahkan Presiden.Tapi bayangkan apabila Anda hidup di zaman Kekhalifahan Umayyah.Bila Anda berani mengkritik Muawiyah atau Si Tolol Yazid Bin Muawiyah, Haqqul Yaqin Kepalamu bakal nggelinding 😂😂😂