
Banyak orang jawa sendiri yang masih memandang kejawen dengan sebelah mata, dengan prasangka-prasangka negatif. Lebih menyedihkan lagi selalu dijadikan kambing hitam untuk praktek-praktek yang akrab dengan mistik-mistik melanggar norma keagamaan. Padahal mereka pun tidak tahu makna dari apa yang mereka tuduhkan atau yakinkan. Tak banyak yang ingin jadi jawi bares, jawi deles, dan jawi sejati (filosofi sosrokartono) untuk memahami nilai-nilai kejawen padahal banyak nilai-nilai yang adiluhung dapat ditemukan disana,,tentunya labih cocok diterapkan karena sejatinya kita masih tinggal di bumi jawa tercinta ini.
Ajaran tentang kebahahiaan hidup banyak diajarkan dalam kejawen catur murti nya sosrokartono, dimana beliau memaparkan bahwa kegelisahan kegelisahan ketidakbahagian hidup, keutuhan hidup tergantung dari bersatunya 4 hal
1. Pikiran yang benar
2. Perasaan yang benar
3. Perkataan yang benar, dan
4. Perbuatan yang benar
Bisa jadi secara pikiran benar, tetapi secara perasaan tidak, atau demi perasaan, akal dikorbankan. Menurut Sosrokartono, selama keempat hal catur murti tidak utuh tidak bersatu, kebahagiaan sulit direalisasikan.
Banyak genius-genius jawa secara genius memaparkan nilai-nilai kejawen sebagai ilmu kebahagiaan hidup yang lebih cocok untuk diterapkan.
Kenapa kita harus susah-susah mencarinya pd tokoh-tokoh barat yang belum tentu cocok pada kita?
Nilai kejawen “rasionalitas reflektif” nya ki Ageng Suryomentaram yang lebih ke timur an.Dimana setiap tulisannya ia selalu mengajak pembaca untuk berfikir rasional. Rasional yang bercorak ketimuran bukan ke baratan yang cenderung egosentris.
Rasional yg dimaksudnya adalah rasionalitas yang reflektif. Meliputi dimensi rasa, potensi, reflektif dan intuitif dari rasio manusia, serta rasa yang akomodatif, yang menempatkan rasa orang lain sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam upaya mencapai kebenaran di kebahagiaan. Bisa menerima kebenaran dari sisi orang lain.
Rasionalitas egoistik adlh rasional akal saja, cari menang sendiri, yang paling benar sendiri, hanya melibatkan akal dan logika. Tidak hanya melihat mana benar mana salah. Tidak melibatkan rasa.
Ajaran lainnya adalah kaweruh bejo, bejo yang dimaksud adalah bahagia bukan untung. Dimana org hidup dosisnya harus pass pada 6 SA
Enam Sa:
Sabutuhe
sakperlune
sacukupe
Sabenere
Samestine
sakpenake
Suryomentaram ini gelisah mencari “manusia”, segala macam tirakat dilakoni, tirakat islami, kejawen smp tirakat agama lain, pada akhirnya ia hanya menemukan diri sejatinya .
Totok Budiantoro
Koresponden MM.com