Puluhan Tanaman Alpokat yang Ditanam Pesanggem Dicabuti Orang Tak Dikenal

 

Bojonegoro-menaramadinah.con-Puluhan batang tanaman alpokat yang baru saja ditanam oleh peaanggem yang tergabungara dalam kelompok Tani Hutan (KTH) Wonojojo Lanching Kusumo, Desa Ngorogunung, Kecamatan Bubulan, Bojonegoro, dicabuti oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

Sepekan lalu, sejumlah pesamennggem dari Desa Sumberbendo, Kecamatan Bubulan, Bojonegoro, melakukan gerakan tanam pohon alpokat di kawasan perlindungan sungai Watu Jonggol.

“Kami menanam alpokat ini sekitar 1500 pohon. Dan kami memgadakan bibit ini mandiri,” kata Widodo, Ketua Kelompok Tani Wonojoyo Lanching Kusimo, Desa Ngorogunung, Kec. Bubulan.

Pohon alpokat itu ditanam di kawasan perlindungan sungai (KPS) Watu Jonggol, pada Hari Minggu (19/6) yang lalu.

Menurut Widodo, , bibit alpokat itu ditanam secara mandiri oleh anggota kelompok tani, karena tidak ingin bencana banjir bandang selalu melanda jika turun hujan dan merusak tanaman jagung.

“Bibit alpokat itu hasil beli. Bukan bantuan dari Perhutani atau pihal lain. Tapi kok ya ada yang usil, tega mencabuti,” kata Widodo.

Menurut Widodo, sehari kemudian setelah aksi tanam alpokat itu, pihaknya diprotes oleh pihak Perhutani. Bahkan yang datang ke lokasi tanaman, Wakil Kepala ADM perhutani KPH Bojonegoro sendiri, bersama Sinder dan mantrinya. Namun berakhir dengan saling memahami.

“Protes Perhutani, kenapa tidak koordinasi dulu dengan perhutani kalo mau menanam pohon di kawasan hutan. Perhutani minta, harus koordinasi dulu,” katanya.

Namun selang 3 hari kemudian, ada skitar 47 batang pohon alpokatnya didapati sudah tercabut dari tanah dan layu.

Siapa yang mencabutinya, Widodo tidak tahu. Dan dia tidak mau menuduh siapa yang mencabuti tanaman alpokatnya itu.

“Saya tidak tahu mas, saya juga gak mau menuduh siapa pun, sebab saya gak punya bukti dan saksi, ya biarlah alam yang akan mebalasnya,” ujar Widodo.

Karena merasa prihatin dengan kondisi hutan yang gundul dan sering timbul banjir bandang, maka pihaknya akan menanaminya lagi jika sdh punya uang.

“Sebab kita ini mandiri mas, tdak ada yang peduli dengan kondisi hutan yang gundul ini, la kita gak mau terus-terusan kena banjir bandang,” jelasnya.

Alham M. Ubey, Sekretaris Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Pemberdayaan Kinerja Peduli Aset Negara (LSM PK PAN), yang dihubungi secara terpisah merasa prihatin dengan atas pencabutan tanaman pohon alpokat yang ditanam para pesanggem itu.

“Aneh memang, kok ada orang yang tidak setuju dengan penghijauan yang digalakkan oleh kelompok tani hutan. Kalau oknum, kok ya aneh juga. Bukankah dengan ditanami lagi hutan yang gundul itu akan menjadi hutan yang hijau,” kata mantan reporter RCTI ini. (AH)