Komisi X DPR RI Harapkan ada Disain Besar Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.

Jakarta, Menaramadinah.com. Komisi X DPR RI melakukan Konsinyering dengan Kemenparekraf/Baparekraf RI, Senin-Selasa (6-7 Juni) di Hotel Sultan Jakarta. Agenda yang dibahas terkait dengan Program dan Anggaran TA 2023.

Efect Domino bangkitnya Bidang pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan mampu menjadi pengungkit bangkitnya perekonomian nasional setelah menurunnya Pandemi Covid 19.

Arah Kebijakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bertumpu pada tiga aspek yakni Produktivitas, Inklusif dan Berkelanjutan. Sedang Narasi yang dibangun terkait dengan pertumbuhan ekonomi; penciptaan lapangan kerja; kebijakan yang tepat sarasan, tepat waktu dan tepat manfaat serta memahami kebutuhan masyarakat.

Dalam tanggapannya H. Muhamad Nur Purnamasidi dari Fraksi Golkar mengapresiasi kinerja Kemenparekraf RI, dengan berbagai indikator yang cukup komprehensif. Terutama berkenaan dengan nilai devisa pariwisata, kontribusi PDB pariwisata, nilai tambah ekonomi kreatif dan lain lain.

Politisi Senayan Dapil Jawa Timur IV Jember Lumajang ini menyoroti Program Strategis untuk TA 2023. Dalam pandangannya masih memunculkan kesan belum adanya sinergi dan kemitraan yang lebih konkrit dengan lembaga negara atau kementerian lainnya. “Sudah saatnya egosektoral itu dihilangkan, sinergi dan kolaborasi menjadi keniscayaan” tandasnya.

Untuk diketahui program strategis diantaranya Parekraf berkelanjutan, peningkatan daya saing, penciptaan nilai tambah, transformasi digital, serta peningkatan produktivitas.

Lebih lanjut Pria yang akrab dipanggil Bang Pur juga memberi masukan terkait dengan revisi UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. ” Bila Kemenpora RI memiliki Desain Besar Olahraga Nasional, maka Kemenparekraf/Baparekraf RI juga perlu memiliki Desain Besar Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, bukan sekedar rencana induk.” Imbuhnya.

Khusus untuk pengembangan Ekonomi Kreatif, Bang Pur berharap agar mengoptimalkan bahan baku hasil produksi dalam negeri. Prinsip nilai tambah yang dikedepankan bukan semata terkait dengan peningkatan nilai ekonomis, tetapi juga menyangkut berbagai aspek. “Ini perlu diperhatikan, karena disinyalir tidak sedikit ekonomi kreatif terutama UMKM yang masih mengandalkan bahan baku impor.” Pungkasnya. (Red./Alien)