Maestro Muda Tari Topeng Asal Depok Cirebon, Berkarya Sampai Manca Negara Tapi Minim Perhatian Dari Pemda Setempat

Cirebon – Seni dan Budaya adalah bidang yang paling minim perhatian. karena banyak anggapan kalau seni dan budaya hanyalah hiburan, tanpa melihat dari sisi nilai histori sejarahnya, sejarah peninggalan leluhur yang sebenarnya mengandung unsur pendidikan (mendidik) atau lebih tepatnya adalah tontonan yang bisa dijadikan tuntunan. salahsatunya adalah tari topeng, kesenian ini adalah satu dari sekian banyak kesenian yang ada di Cirebon. Hanya bisa dihitung dengan jari, penggiat kesenian ini hampir bisa dinyatakan punah namun oleh seorang Ade Irfan dengan julukan panggung adipati wentar, tari topeng kembali bergeliat bahkan hingga ke manca negara.
Ditemui disela – sela kesibukannya usai manggung disebuah padepokan milik Wangsa Taruna atau yang akrab disapa Mamo Ilik bernama Padepokan Wungkal Djati, pemuda kelahiran Cirebon berusia 26 tahun ini banyak menceritakan suka duka dalam menekuni bidang seni tari topeng Cirebon tersebut.

Ade menuturkan, kegiatan dirinya menjadi penari topeng digelutinya sejak tahun 2011 hingga sekarang, belajar dari seorang sesepuh yang berprofesi sebagai dalang bernama Mama Sukarta, gerakan tari topeng dibawakan dengan sangat lihai. Bahkan saking lihainya sang penari topeng Ade Irfan ini pernah mentas dibeberapa negara diantaranya Turki, Boznia Herzehovina, Hongkong, dan Taiwan bahkan pernah menorehkan prestasi dan mengukuhkan namanya diurutan kedua pada kejuaraan pasanggiri Tari Putra pada Tahun 2015 tingkat Jawa Barat di Bandung, dan banyak di event – event luar propinsi pun di ikutinya.

Ade mempunyai cita – cita untuk membuka sanggar tari, namun karena minimnya perhatian, membuat Ade Irfan sang maestro muda tari topeng cirebon ini menunda cita – citanya, namun masih berharap ada kepedulian dari pemerintah daerah setempat untuk mewujudkan cita – citanya tersebut. “Tari Topeng ini hampir punah, makanya saya bercita – cita mendirikan sanggar tari agar kedepan ada para penerusnya hingga sejarah peninggalan atau warisan leluhur pendiri Cirebon tidak punah begitu saja, saya punya kekhawatiran kalau seni tari topeng cirebon ini akan di akui oleh negara lain seperti kesenian Reog asal Kabupaten Ponorogo Jawa Timur yang diakui oleh Malaysia sebagai salah kesenian negaranya. Untuk itu saya berharap, Pemda Cirebon dalam hal ini pak Bupati bisa mendengar keinginan saya”, ujar Ade Irfan Sang Adipati Wentar.

Sementara menurut Wangsa Taruna, pemilik Padepokan Wungkal Djati sekaligus pakar pemerhati seni dan budaya Cirebon. apa yang jadi cita – cita Ade itu sebenarnya bisa diwujudkan, kalau mendapat dukungan dari semua pihak terutama dari pemangku kebijakan. “saya setuju, kalau Ade terus berjuang dan melestarikan seni budaya tari topeng lewat sanggar tarinya. namun kalau tidak ada dukungan dari para pemangku kebijakan di Kabupaten Cirebon seperti Bupati dan para Anggota DPRD Cirebon yang notabenenya penentu kebijakan anggaran, tolonglah, wujudkan cita – cita nya Ade Irfan si Penari Topeng dengan membantu pendirian sanggar serta isinya itu, yang nggak mungkin menghabiskan anggaran sampe banyak lihatlah fenomenanya, tari topeng adalah seni yang mencerminkan adat dan budaya orang Cirebon yang suatu saat bisa saja punah kalau tidak ada yang memperhatikan”, pungkas Mamo Ilik alias Wangsa Taruna dipadepokan Wungkal Djatinya yang berada di Kelurahan Pasalakan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. (Kyd)