*ADAT, BUDAYA & AGAMA : ISLAM NUSANTARA ?*

*_Oleh : Gus Muh. Basis (GMB) alias Drs. H. Muh. Basis, MBA, M.Ri (0857 8600 2445/0838 4040 7500)_*

 

*TULISAN INI BISA DI-SHARE KE YANG LAIN2, UTK KEBAIKAN BERSAMA & SEMOGA TERAIH “PAHALA JARIYAH”.*

☆ Video singkat di atas adalah sekedar slide penggugah inspirasi, pendongkrak inspirasi & syiar kebaikan. Dalam slide di atas, ada *Mbah Dimyati Rois, Mbah Tohari Rois, Gus Din (KH. Muslihuddin), KH. Drs. Gholib Mawardi, M.Si, yg keempat beliau tsb adalah kakek, pakde & paklik (paman) dekat dari Gus Muh.Basis (GMB).* Lagu pengantar slide-video, berjudul *Sapujagad,* salah 1 lagu (dari ratusan lagu) karya GMB, yg dinyanyikan Ust. Deni Aden asal Bandung, vokalis nasyid internasional. Bagusnya, lagu & zikir doa Sapujagad dalam video tsb, *dinyanyikan dengan “hati” & mata terpejam halus, agar “manjing/masuk” ?.*

☆ Hidup adalah samudera nan luas nian, yang merupakan ladang subur bagi pengejawantahan bin implementasi dari akal-budi2 para manusia. Ejawantah bin penerapan praksis dari akal-budi2 tsb bisa disebut sebagai kerucut jenangan *adat, budaya dan agama.* Adat, budaya dan agama berada dalam 1 tarikan & 1 hentakan serapan2 dari intisari lapis2 tubuh, lapis2 jiwa & lapis2 ruhani/batin manusia. Namun, adat berbeda dengan budaya, dan budaya bukanlah agama & sebaliknya. Namun, ketiganya berada dalam *1 garis linear (secara epistemologis, sosiologis & ontologis).*

☆ Agama bukan budaya. Sebab agama sumbernya dari *Sang Maha yang meruoakan Sumber Dari Berbagai Sumber Apapun.* Adapun budaya adalah *perasan-instingtif dari mana saja, termasuk dari agama, dan dari mana saja (positif dan negatif). Budaya jangan juga disetarakan dengan agama. Adat sangat bisa memperkaya budaya & sebaliknya.*

☆ Adat dan budaya sangat memerlukan *kreasi & inovasi.* Dari keduanya, akan buahkan *”tradisi”.* Kemasan “tradisi” tsb bisa berkembang dan berbuah dalam kerucut adat ataupun budaya.

☆ Singkat-padatnya : *Karenanya, siapapun janganlah merasa, jika adat atau budaya yang “dianut dirinya”-lah sebagai adat atau budaya yang ter-adiluhung atau terbaik atau ter-agung !.* Atau : *Siapapun jangan lebay merasa jika agama yang dipeluk dirinya-lah sebagai agama yang ter-benar. Jika-pun memang yang terbenar, akal-budi wajib menata-diri utk “difanatiki” oleh sang diri, agar sesuai dengan dawuh Allah : Lakum diinukum waliyadiin.* Plus, *Nabi Muhammad, para rasul/nabi & para waliyullah-pun amat sangat bijak dalam mengemas dalam “mem-fanatik-i” apa2 yang dipeluknya.*

☆ Memandang Islam Nusantara-pun, diperlukan *berbagai perangkat sangat memadai, baik perangkat sosiologik-epistemologik-ontologik-kultur-religiustik, dll, dalam hal untuk melihat “hal baru” seperti Islam Nusantara tsb.* Perlu “kedewasaan dan kematangan” dalam melihat “hal baru”, apalagi yang “melibatkan” ornamen2 yang berkait dengan adat dan budaya. *Imam Al Ghazali RA berpesan : Bahwa adat (urf) jangan sampai “menabrak atau bertabrakan” dengan budaya. Dan apalagi, adat, atau budaya apapun, “bertabrakan, apalagi sampai menggerus” agama ?.*

☆ Semoga, *dengan Lagu Sapujagaf di video di atas bisa “jiwa dan batin” kita lantunkan dengan mata terpejam lembut ?. Semoga, akan tercipta “adat dan budaya” diri yang selinear dengan “inti dan ruh” agama, aamiin…17 x.*

☆ Salam *_ber-adat adiluhung, ber-budaya adiuhur & ber-agama adi-benar dari saya : Gus Muh.Basis (GMB)._*