” Keunikan Dusun Langring Banyuwangi “

Secara Administratif Dusun Langring merupakan bagian dari Desa Jambesari Kecamatan Giri Banyuwangi. Berikut ini laporan dari Arif jurnalis Banyuwangi :

 

Dusun Langring ini merupakan sebuah Dusun yang indah.terdapat banyak Aliran Sungai dengan Airnya yang jernih dan mayoritas Penduduk Dusun Langring ini Beragama Islam dengan mayoritas Penduduknya merupakan warga Suku Osing Banyuwangi.

Banyuwangi memang menawarkan berbagai keunikan Adat dan Budaya
Dan dari sekian banyak Keunikan Adat dan Budaya yang ada di Banyuwangi,Budaya Suku Osing Banyuwangi merupakan Budaya yang paling dominan termasuk di Desa Jambesari.

Yang menarik adalah Tradisi serta Budaya yang ada di Dusun Langring yang terasa berbeda dengan Tradisi serta Budaya Dusun lain yang ada di Desa Jambesari, bahkan dengan Desa Kemiren yang merupakan Desa yang mempunyai tradisi Osing yang kental.

Bila di Dusun Dusun lain yang ada di Desa Jambesari, Kita masih bisa menyaksikan Pementasan Tari Barong atau Tari Seblang, Jangan harap Anda bisa menyaksikan hal tersebut di Dusun Langring.Di Dusun Langring ini, Nuansa Keislaman dan Santri lah yang justru terkesan lebih menonjol.

Pamali atau Tabu bila di Dusun Langring ini diadakan Pertunjukan Barong.Pernah ada cerita Salah satu warga di Dusun Langring ini mengadakan Acara Pertunjukan Barong dalam sebuah Acara Pernikahan.

Dan Esoknya Warga dihebohkan dengan Hilangnya Sang mempelai dan tiba tiba ditemukan di Sebuah Jurang yang jaraknya cukup jauh.Pernikahan yang dimeriahkan dengan pertunjukan Tari Barong tersebut akhirnya kandas di tengah jalan.Kedua Mempelai yang baru menikah tersebut berpisah.

Perihal Ditabukannya atau tidak diperbolehkan adanya Pertunjukan Tari Tarian tersebut konon dilatari oleh Larangan dari Sang Pembuka Dusun Langring yang bernama Mbah Dar dan Mbah Kariman.Konon, Beliau Berdua memang tidak memperbolehkan Keturunan Beliau untuk mementaskan atau Mengadakan Acara seperti itu.

Hingga kini, Larangan tersebut masih diikuti dan dijaga oleh Keturunannya dan warga Dusun Langring.Cerita Tutur yang berkembang,konon Mbah Dar dan Mbah Kariman ini adalah Pembuka dari Dusun Langring yang sebelumnya merupakan Hutan Belantara.Ada yang bercerita bahwa Kedua Orang itu masih mempunyai pertalian darah dengan Ki Buyut Jakso atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Martojoyo yang Makamnya terletak di Kelurahan Boyolangu.

Semasa Hidupnya, Ki Buyut Jakso merupakan Orang kepercayaan Mas Alit, Bupati Pertama Banyuwangi. Ki Buyut Jakso ini dikenal sangat Alim Ilmu Agamanya dan Mempunyai Daya linuwih yang tinggi.

Atas Jasanya, Perbukitan yang dahulu menutup Akses Jalan dari Banyuwangi ke Utara berhasil dibuka.

Bila Anda Berkunjung ke Banyuwangi via Darat dari Arah Situbondo, Anda akan melewati Pantai Watudodol dimana Dahoeloe Kala masih tertutupi oleh Batuan dan Bukit.

Tak sembarang orang bisa melalui Jalan ini bahkan Ketika Jalan ini dibongkar dengan menggunakan Alat Berat,tak jua mampu membukanya.Dan Ki Buyut Jakso dengan Kemampuannya berhasil membukanya.

 

Hingga kini untuk mengenang jasa Beliau, Anak Keturunannya mengadakan Acara Puter Kayun, sebuah Tradisi dimana Keturunan Beliau sembari menaiki Dokar mengunjungi Pantai Watudodol setiap Syawal.

Selain Keberadaan Makam Kedua Sesepuh Dusun Mbah Dar dan Mbah Kariman,Di Dusun Langring ini terdapat Makam dari Seorang Ulama KH.Imam Muhtadi Thohir yang masih Dzurriyat dari Syaikh Mutamakkin, Seorang Sufi Besar dan makamnya terletak di Kajen Pati Jawa Tengah.Almaghfurllah KH.Imam Muhtadi Thohir berhijrah dari Tanah Kelahiran Beliau di Kajen Pati dan Tiba di Banyuwangi sekira Tahun 1960 an.Cerita menarik tentang Sosok Mbah Imam Muhtadi Thohir ini.

Sekira Tahun 1994 menjelang Muktamar NU yang diadakan di Cipasung Tasikmalaya, Almaghfurllah KH.Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) dengan ditemani beberapa Orang mengunjungi Beliau. di Hadapan Gus Dur dan Tamunya yang lain, Tiba Tiba Mbah Imam Muhtadi berkata kepada Gus Dur ” Gus, nanti Sampean bakal jadi Presiden “.

Yuk Ke Langring….