Catatan H. Sujaya Herbalis Terkenal di Indonesia.
Akhir Ramadhan identik dengan mudik, yaitu waktu bertemu dan bercengkrama dengan kawan yang lama di rantau orang, terkhusus bertemu dengan orang yang kita cintai yaitu kedua orang tua sebagai bukti anak berbakti.
Tak lupa kita menyiapkan THR agar keduanya tidak berduka karna tiada penggembira di hari raya.
Namun di sebagian kita mudik kali ini tak seindah mudik sebelumnya, karena orang yang dicintai telah tiada..
Lantas apakah kita bisa berbakti jika salah satu atau kedua orang tua kita telah tiada..?
Tentu jawabannya bisa..!!
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,
“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142)
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.” (HR. Bukhari no. 2756)
Karena berbakti pada keduanya adalah jalan termudah untuk masuk surga.
Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi no. 1900)
Al-Qadhi Baidhawi mengatakan, “Bakti pada orang tua adalah pintu terbaik dan paling tinggi untuk masuk surga. Maksudnya, sarana terbaik untuk masuk surga dan yang mengantarkan pada derajat tertinggi di surga adalah lewat mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu. Yang paling nyaman dimasuki adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu tersebut adalah melakukan kewajiban kepada orang tua.’ (Tuhfah Al-Ahwadzi, 6: 8-9).
Kalau orang tua kita masih hidup, manfaatkanlah kesempatan berbakti padanya walau sesibuk apa pun kita. Jika salah satu atau keduanya telah tiada anda masih bisa berbakti memberikan THR dengan sedekah kepada keluarga dan sahabat kedua orangtua yang mungkin masih kekuurangan agar bisa ikut berbahagia di Hari Raya ldhul Fitri atau tentu bisa juga kita bersedekah khusus dengan niat untuk kedua orang tua kita misalnya memberikan infaq ke tempat ibadah atau kepada organisasi dakwah lslam yang dulu aktif diikuti kedua orangtua kita.