JIMAT ITU DOA ORANG TUA

 

oleh:Musthofa Zuhri
( KAMAD MTSN 8 JEMBER)

 

Malam Minggu, tak seperti biasanya, aku keluar rumah mulai jam 15.15 hingga detik ini blm ketahuan akan balik ke rumah jam berapa.

Hujan dg suara petir, sangat mengguncang hatiku sementara kulihat, disepanjang jalan selokan kanan kiri jalan raya mulai genangi air.

“Lapar mas, menepi dulu, kita isi perut kita”ujarku pada salah seorang kawan.
Kita cari tempat yang sedikit kena hujan saja, diwarung mbok mina itu, tapi pesan lalapanya di warung sebelahnya”ujarku pada kawanku. Dan 2 temenku menganggukkan kepala bertanda sepakat dan sepaham.

Kulihat mbok Mina, wanita tua penjual.kopi menuangkan air kedalam gelas dengan tangan yg sudah tak sesempurna dulu. Ada getar yg teramat sangat ditanganya.

“Sendirian saja mbok”sapaku utk mencairkan kebekuan.
“Iya mas”jawab mbok mina datar.
“Memang anak anak pada kemana”ujar teman ku sebut saja Mas Yadi dengan nikmati tahu petis.

Si mbok Mina pun berkisah

“Anak anak sya itu lima mas, skrang sdh diluar kota semua, ya bekerja mencari kehidupan”jawabnya sambil tersenyum.

Setahun sekali mereka dengan keluarganya akan sambang ke sini. Maklumlah , mencari nafkah itu susah mas, maka mungkin sangat repot dan tak ada waktu”ujarnya sambil menerawang hujan yg tak henti hentinya reda.

“Lha mbok hidup sama siapa dirumah”tanyaku sambil nahan perut lapar, dan menunggu pesanan nasi lalapan.

Dengan sigap si Embok Mina menjawab “Sendirian,”jawab Embok cepat dan reflek..

Aku diam dan Lama.kumerenung. Dengan membayangkan suasana ini mengalun begitu saja. Aku hanya bisa mbatin saja, orang tua sesepuh ini cari nafkah jualan kopi, tahu dan aneka makanan ringan seorang diri. Bagaimana jika ia sakit ??siapa yg nemani? Siapa yg menunggui?

Ayoo Gus! Nasinya keburu dingin, disantap dulu , ojo ngelamun dulu”tegur Mas Agus menyadarkan lamunanaku.

Kamipun selesai melalap habis pesanan diwarung sebelahnya Embok Mina. Dan….

“Embok, maaf njih!, Ngomong omong putra putri jnengan kerja dimana njih”tanyaku memberanikan diri..

“Heheh…semua alhamdulillah, berkat jualan kopi ini sdh jadi orang semua mas. Ada yg di Jakarta, ada yang di Bandung,, ada yang di Lampung,, Kalimantan, Sulsel dan yang bungsu baru nikah dua bulan yg lalu, namun juga bekerja di Lombok bersama suaminya”tandas Embok.mina

“Kenapa Embok, gak ikut saja dg salah satu anak mbok Njih” selidikku.

Ach!! Mbotenlah mas, takut ngerepoti” tandas wanita umur 65_70 th ini. Cukup doa mawon dari jauh saja, semoga mereka sehat, bahagia dan sukses”lanjutnya sambil terkekeh.

Ngerepoti? ach!! desahku. Oh ala Embok Emboookkkk…!!! Itulah orang tua!!