QORUN SI ANESSA “DADAKAN KAYA” ITUPUN DI TENGGELAMKAN

Oleh:Musthofa Zuhri.
( Kamad MTsN 8 jember).

Qorun ketika keluar rumah. Selalu.memamerkan hartanya.

Seluruh tubuhnya dihiasi mahkota emas. Baju tas, gelang, topi bahkan hidungnya dilapisi dengan hiasan penuh asesoris termahal.

Melihat penampilan qorun yang glsmour.itu, masyarakat terbelah menjadi dua .

Pertama, kelompok yg kepincut qorun, dengan terkagum-kagum ikut rombongan qorun. Dianggapnya apa yang dimilkki qorun akan memberi kebahagiaan yang besar.

Kelompok inipun, kepincut dengan mendaftarkan dirinya dalam group FIRST TRAVEL dengan iming iming umrah murah dengan fasilitas yang lux .

فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.

Kelompok ini disebut dengan kelompok yang mudah kagetan atas penampilan orang. Hubbud dunya. Cinta penampilan, terkesan dengan fasilitas.

Sementara, kelompok lain, yang digawangi manusia berfikir, mengecam terhadap penampilan si.qorun.

Bagi nya, penampilan qorun sungguh tak.mencerminkan sense.of crisis atas keadaan. Lebih lebih qorun sering nyinyirin orang lain karena masuk kedalam.group Saracen.

Maka kelompok intelektual yang punya nurani mengatakan “ukuran kebhagiaan bukan dilihat dari status sosial, glamour, dan penampilan lux, namun tak lebih dari memegang kuat rasa peduli atas sesama, dengan tetap empati pada orang lain dan menanamkam rasa sabar dalam dirinya.

“Yang penting kerja keras dan berkah kehidupanya”.bagi siapapun yang menampakan hidup glamour ditengah kehidupan yang tak peduli dg sesama harus dikutuk” ujar kaum intelektual.

“Itu perbuatan yang berbahaya dalam melakoni roda kehidupan”tandasnya.

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”.

Alih alih benturan pandangan ini, tuhan memberi isyarat bahwa “pendapat kaum intelektual yang bernuranilah yang benar, bukan pengikut qorun”

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ

Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

Demikian juga ketika ada
Pertentangan dua kompok ini kian menghangat ketika dihubungkan dengan group saracen yang ditangkap. Dan bos First Travel yang menipu trilyunan rupiah uang masyakat dg modus umroh.

Kedok qorun era modern pun diunggah dimedia sosial.

Dan “aduhai benrlah bahwa penipuan Bos.Firs Travel sungguh menyesakkan didada, dan itu bagjan dari penista agama”,’

وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)”.

Mungkinkah, bos.First Travel penilep 70.000 jama’ah umroh dg trilyunan rupiah itu adalah jilma’an qorun masa lalu?

Entahlah…