Menjadi Guru Yang Baik (Muhlisiin Lahu ADDIN)

Oleh : Yahya Aziz
Senin 21 maret 2022 kami memberi kuliah pertemuan ke 3 di program studi PGMI FTK UINSA.

Kelas B pukul 07.30-10.00 dan C pukul 10.00-12.30 dengan Luring di ruang E 207, mereka semangat, masuk semua, antusias dan niat mencari ilmu.

Yang presentasi dari kelas B adalah Shinta Nur Rahma dan Maadhin Fiyya Hukmuka. Sedangkan dari kelas C adalah Azizah Shafira Anggraini dan Silvi Syarifatun Nuroniyah.

Materi kuliah yang disampaikan adalah ayat Alquran dan Hadis Nabi Tentang “KEIKHLASAN”.

Ayat Alquran yang menerangkan tentang IKHLAS diantaranya adalah :
Surat Ghofir 40 ayat 65 :
هوالحي لأ اله الا الله فادعوه مخلصين له الدين الحمدلله رب العالمين
“Dia yang Maha Hidup tidak ada Tuhan selain Dia, mereka yang ikhlas dalam beragama, segala puji bagi Tuhan semesta alam”

Sedangkan hadits yang menjelaskan tentang IKHLAS diantaranya adalah:
عن ابن عمر بن الخطاب رضى الله عنه قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول :
انما الاعمال بالنية وانما لكل امرىء ما نوى (رواه بخاري)
1. Dari Umar bin Khattab r.a berkata : “Segala perbuatan itu hanyalah tergantung pada niatnya dan bagi setiap orang hanyalah memperoleh (hasilnya) dengan niatnya”. (HR. Bukhori)
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: انما يبعث الناس على نياتهم (رواه ابن ماجه)
Dari Abi Hurairah r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Bahwasanya manusia itu dibangkitkan sesuai dengan niat mereka”
( HR. Ibnu Majah )

Dari ayat Alquran dan Hadis Nabi tentang IKHLAS dapat disimpulkan bahwa landasan sumber daya seseorang untuk beragama ( mengajar, berorganisasi, berkeluarga, berdakwah, bersosial) adalah IKHLAS karena Allah SWT dalam redaksi Al-Qur’an disebut : MUKHLISIN LAHU ADDIN.

Ikhlas bermakna pemurnian menjalankan perintah Allah dalam beribadah, bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berjuang dalam pendidikan hanya karena Allah SWT.
Ikhlas secara etimologi berarti bersih, suci, dan pujian dari manusia baik materi maupun immateri.
Secara terminologi adalah membersihkan hati supaya menuju Allah (apapun kegiatan kita) dan tidak ada yang lain selain dari Nya.

Apa kaitannya dengan dengan seorang pendidik (Guru) dalam mengajar ke peserta didik (murid) ?
Disinilah mari kita niatkan menjadi GURU YANG BAIK.

Menjadi seorang guru yang baik adalah bukan sekedar MENGAJAR tapi TOTALITAS dalam mendidik.

Menjadi seorang guru yang baik perlu PENGORBANAN yang lebih bukan hanya waktu, tenaga dan pikiran bahkan waktu untuk keluarga juga dikorbankan demi tanggung jawab terhadap anak didiknya.
Ciri-ciri pendidik (guru) yang baik yang perlu diketahui adalah :
1. Pendidik (guru) yang baik harus memiliki NIAT YANG LURUS, ‘Innamal ‘Amaalu bin niyyat’. Sesungguhnya amal perbuatan tergantung kepada niatnya.
Apabila niat baik, maka totalitas aktivitas dalam mengajar, mendidik juga baik.
Yaitu mengajar mencari ridlo-Nya untuk mencerdaskan generasi muda anak bangsa.
2. Mengajar dan mendidik harus dengan HATI bukan EMOSI. Disini pendidik dituntut untuk memiliki sifat SABAR tidak boleh marah. Realitanya banyak guru yang punya masalah di rumah, kalau mengajar suka marah marah.
3. Bangga dengan prestasi belajar murid muridnya.
Guru yang baik adalah prestasi belajar murid nya melampaui gurunya. Kesuksesan seorang murid adalah kesuksesan gurunya.
4. Sabar menghadapi tantangan dan kenakalan peserta didik.
5. Banyak tirakat dan Riyadoh mendoakan murid muridnya.

Tidak cukup seorang guru itu hanya menguasai perangkat pembelajaran : RPP, PTK, MEDIA PEMBELAJARAN, EVALUASI PEMBELAJARAN dll, tapi juga harus kuat untuk bangun malam dan rajin berdoa untuk mengetuk jendela pintu langit : Memohon kepada Allah/selalu mendoakan murid muridnya di atas sajadah sambil menetes air mata.

Yang mampu merubah Akhlak prilaku siswa (peserta didik) bukan guru, tapi Allah swt.
Semoga bermanfaat dan Anda sukses menjadi guru yang baik…
Barakallah…
“Dosen FTK UINSA & kolumnis Menara Madinah com”