Oleh : Siti Qosidah
Luar biasa hasil ngelmu kehidupan hari ini, dalam perjalanan pengabdian sebagai abdi masyarakat, beraneka macam tipe manusia kami temui, hari ini secara tidak sengaja kutemukan kembali untuk yang kesekian kali, ada sosok yang kuanggap mumpuni dalam hal agama, baca kitab kuning apa yang ndak bisa, mulai kitab yang berjenggot atau gundulan alias plontos, kitab putih dan kuning, semua bisa, Jos Gandos TOP pakai banget…kadang diri ini mengagumi dan masyaallah membuat iri karena ilmunya, dalam hati masyaallah luar biasa Allah berikan kecerdasan pada hambaNya, kenapa saya ndak bisa seperti beliau? Eit… tapi realita dalam kehidupannya, lha kok tidak sehebat ilmunya, tidak seperti apa yang diinginkan dalam ilmu itu.
Sementara itu ada sosok teman yang ilmunya biasa biasa saja menurutku tapi luar biasa dalam pengamalannya…apa yang diajarkan ilmu itu betul betul jadi cerminan dalam kehidupan. Ya Robb…dalam hati langsung melangitkan doa berilah kami ilmu yang manfaat, ilmu yang barokah, tidak harus pandai dan menguasai semua kitab putih dan kuning, hamba sangat memohon Ya Allah selaraskan ilmu yang Kau titipkan padaku juga sebagai penuntun langkahku, walau ilmuku hanya setetes embun.
Masih kuingat pesan abah guru…”iso ngomong kudu iso ngelakoni”. Sebagaimana hadits ini:
عن أَبي زيد أسامة بن زيد بن حارثة رضي الله عنهما، قَالَ: سمعت رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((يُؤْتَى بالرَّجُلِ يَوْمَ القيَامَةِ فَيُلْقَى في النَّارِ، فَتَنْدَلِقُ أقْتَابُ بَطْنِهِ فَيدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الحِمَارُ في الرَّحَى، فَيَجْتَمِعُ إِلَيْه أهْلُ النَّارِ، فَيَقُولُونَ: يَا فُلانُ، مَا لَكَ؟ أَلَمْ تَكُ تَأمُرُ بالمعْرُوفِ وَتنهَى عَنِ المُنْكَرِ؟ فَيقُولُ: بَلَى، كُنْتُ آمُرُ بِالمَعْرُوفِ وَلا آتِيهِ، وأنْهَى عَنِ المُنْكَرِ وَآتِيهِ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Zaid iaitu Usamah bin Zaid bin Haritsah radhi-allahu ‘anhuma, katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Akan didatangkan seseorang lelaki pada hari kiamat, kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka, lalu keluarlah isi perutnya – usus-ususnya, terus berputarlah orang tadi pada isi perutnya sebagaimana seekor keledai mengelilingi gilingan. Para ahli neraka berkumpul di sekelilingnya lalu bertanya: “Mengapa engkau ini hai Fulan? Bukankah engkau dahulu suka memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran?” Orang tersebut menjawab: “Benar, saya dahulu memerintahkan kepada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak melakukannya, dan saya melarang dari kemungkaran, tetapi saya sendiri mengerjakannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1. Seseorang itu tidak cukup hanya dengan belajar dan mengajar, bahkan dia harus mengamalkan ilmunya. Maka ilmu tanpa amal hanyalah menjadi hal buruk yang menimpa pemiliknya. Sehingga ilmu itu bukan ilmu yang nafi’ kecuali bila disertai pengamalan. Orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya, dia adalah orang yang dimurkai. Karena dia mengetahui kebenaran namun meninggalkannya.
2. Orang yang tidak mengamalkan ilmunya, maka ia akan dijauhi oleh manusia, karena tabiat manusia adalah mengambil teladan dari mereka yang selaras antara ilmu dan amal.
3. Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah -rahimahullah- berkata: “Jiwa-jiwa itu diciptakan dengan memiliki fitrah (tabiat dasar) enggan mau mengambil manfaat dari ucapan orang yang tidak mengamalkan ilmunya dan terlebih dia sendiri tidak mendapatkan manfaat dari ilmunya tersebut”. (Lihat: Madarijus Salikin [I/333]).
4. Orang yang enggan mengamalkan ilmunya juga diibaratkan oleh Rasulullah -shallallahu `alaihi wa sallam- seperti lilin, Rasulullah -shallallahu `alaihi wa sallam- bersabda:
مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ وَيَحْرِقُ نَفْسَهُ
Artinya: “Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia namun ia melupakan dirinya sendiri, laksana sebuah lilin yang menerangi orang sambil membakar dirinya”. (Shahiih Al-Jaami` no. 5831).
5. Di antara ancaman bagi mereka yang enggan mengamalkan ilmunya adalah, seperti seorang laki-laki didatangkan pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dalam neraka, sehingga isi perutnya terurai, lalu ia berputar-putar seperti keledai berputar-putar mengitari alat giling (tepung).
Allahu Ya Rohman Ya Rohiim, hamba yang penuh dengan kekurangan, yang jauh dari kesempurnaan, berilah hamba kekuatan yang luar biasa untuk selalu berada dalam rel aturan yang Engkau buat, berilah kekuatan padaku sebagai pelayan umat agar bisa memberi contoh yang baik manakala berkaitan dengan sebuah perintah dan laranganMU, selaraskanlah antara ucapan dan perbuatanku Gusti, Aamiin.
Wallahu A’lam.
*Penulis adalah Pengawas Madrasah Tingkat Dasar Kab. Bondowoso Jawa Timur, pembaca menaramadinah.com*