
Oleh : R. Kusuma Darmawan
Supranatural berdasarkan pada ‘How to be something’,yakni cara menjadi sesuatu dalam terjemahan bebas bahasa Indonesianya. Sedangkan Spiritual berdasarkan pada ‘How to be nothing’ dalam bahasa Indonesianya bermakna cara untuk tidak menjadi apapun.Lho lalu bagaimana dengan para spiritualis yang konon bisa ini itu?
Dalam prakteknya,seringkali seorang pejalan spiritual mengawali langkahnya lewat jalan Supranatural sehingga ketika telah sampai di ujung perjalanannya tampak bisa melakukan apa-apa yang bersifat Supranatural,atau pilihan lainnya karena dalam perjalanan Spiritual seseorang akan juga memperoleh kemampuan Supranatural sebagai bonus atau malah ujian.
Kalau terpesona di kemampuan Supranatural ya sudah stuck di sana.Supranatural ‘arahnya dari luar ke dalam’ sementara Spiritual arahnya ‘dari dalam ke luar’ dalam artian pada Supranatural orang akan berusaha mendapatkan sesuatu dari luar dirinya untuk dirinya,sementara pada Spiritual orang akan lebih dahulu mendalami kedalaman dirinya untuk kemudian dimanifestasikan ke dunia luar dirinya dalam bentuk sesuatu yang ilahiah.Bisakah Supranatural menjadi Spiritual?ya bisa dengan catatan kegiatan Supranatauralnya merupakan proyeksi dari dalam dirinya dan bersifat ilahiah.
Contohnya seorang spiritualis yang melakukan praktek Supranatural tanpa menarif tetapi seikhlasnya pasient,pada dasarnya praktek Supranatural itu adalah kegiatan Supranatural,tapi jika dilakukan sebagai wujud welas asih dari dalam maka itu adalah kegiatan Spiritual.
Kolumnis MM.com