Sarasehan Budaya Revitalisasi Kethoprak di IAIN Tulungagung

 

Sarasehan Budaya “Revitalisasi Kethoprak”

Tulungagung-menaramadinah.com-Institute for Javanese Islam Research (IJIR) IAIN Tulungagung bersama dengan Keluarga Besar Siswo Budoyo menggelar Sarasehan Budaya bertajuk “Revitalisasi Kethoprak: Siswo Budoyo dan Masa Depan Kethoprak di Indonesia” pada Sabtu, 10 November 2018, di Aula Utama IAIN Tulungagung. Acara ini menjadi sangat spesial karena dihadiri oleh para seniman Siswo Budoyo dan keluarga Ki Siswondho Hardjosoewito, pendiri Siswo Budoyo.

Hadir sebagai wakil keluarga Pak Sis, Dr. Endang Warianti putri Ki Siswondo yang kini menjalani profesi sebagai akademisi di Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri. Sedianya, Endang Wijayanti—istri mendiang Ki Siswondo juga diagendakan hadir, akan tetapi karena alasan kesehatan, beliau akhirnya tidak bisa bergabung di dalam Sarasehan.

Selain itu, hadir sebagai nara sumber Sarasehan, Yati Pesek dan Budi Prayitno. Keduanya adalah murid sekaligus sahabat Ki Siswondo di Siswo Budoyo. Yati Pesek dan Budi Prayitno juga membawa 20an orang seniman Kethoprak Siswo Budoyo dari Yogyakarta dan Solo.

Sarasehan Budaya dipandu oleh Akhol Firdaus, Direktur IJIR. Suasana Sarasehan sengaja dibikin lebih informal sehingga tampak seperti jagongan budaya.

Di samping itu, Sarasehan seakan-akan juga menjadi forum reuni diantara para seniman Siswo Budoyo. Terakhir mereka pentas bareng pada tahun 1998, dan mereka tidak lagi dipertemukan dalam momen pagelaran Kethoprak. Tak urung, momen ini menjadi momen reuni sekaligus curah hati setelah 20 tahun lamanya Siswo Budoyo mengalami masa surut.

Yati Pesek dan Budi Prayitno juga didukung oleh semua seniman Siswo Budoyo yang hadir di acara tersebut, lebih banyak menceritakan tentang sejarah Siswo Budoyo dan kiprah Ki Siswondo hingga kelompok ini menjadi legenda hidup yang terus dikenang oleh masyarakat pecinta seni tradisi. Sementara itu, Endang Warianti memberikan perspektif tentang pentingnya menjadikan Kethoprak sebagai seni tradisi yang tetap hidup di hati masyarakat.

Melampaui semua itu, semua yang hadir pada acara Sarasehan memiliki harapan yang besar agar di masa yang akan datang Siswo Budoyo dan kelompok-kelompok Kethoprak lainnya mampu bangkit kembali dan hadir di hadapan masyarakatnya dalam rangka menyuguhkan tontontan yang sarat akan tuntunan dan tatanan.

Firdausakhol

Koresponden MM.com