Makna Toleransi Beragama

Oleh : Filda Mufarrihati Yusmansyah
Pada dasarnya manusia itu makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang mana membutuhkan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan.

Dalam kehidupan ini tidak bisa dipungkiri bahwasanya setiap manusia hidup berdampingan sehingga untuk menjaga persatuan dan kesatuan perlu adanya kesadaran untuk saling tolong menolong, menghargai satu sama lain agar tidak terjadi suatu gesekan dalam lapisan masyarakat.

Semua itu kita rangkum dalam kata _*toleransi*_ yang mana perlu adanya kesadaran dari setiap individu.

Berbicara tentang toleransi yang mana toleransi sendiri berartikan sebuah perilaku atau sikap individu dalam menjaga hubungan baik dengan individu lain tanpa melanggar aturan-aturan yang ada.

Contoh toleransi itu ada 3 diantaranya ada toleransi antar seagama, toleransi antar umat beragama, serta toleransi umat beragama dengan Negara.

Hal ini selaras dengan hadist berikut yang mana berkenaan tentang toleransi beragama.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَة

Artinya :

Dari ibnu Abbas RA berkata : Bahwa Rasulullaah Shallallahu Alaihi wa sallam Ditanya oleh seseorang : “Agama apakah yang paling dicintai oleh Allah? maka beliau bersabda: “Yang lurus dan toleran”. (HR. Imam Ahmad).

1. *Toleransi antar seagama*

Yang mana toleransi antar seagama yaitu toleransi sesama umat islam, sesama umat budha, sesama umat kristiani, hal ini dapat kita lihat dengan adanya NU dan Muhammadiyah yang mana mereka sesama umat islam namun bisa hidup berdampingan satu sama lain tanpa memandang dari golongan mana, karena pada dasarnya keduanya sama. Namun, beda dalam beberapa cara beribadah.

Contohnya:
• NU menggunakan Qunut sedangkan Muhammadiyah tidak,
• ketika sholat witir NU menggunakan dua salam sedangkan Muhammadiyah satu salam.
• Menghormati sesama muslim yang sedang beribadah.
• Menghormati orang yang sedang berpuasa dengan tidak makan di depanya.

2. *Toleransi antar umat ber-agama*

Yaitu toleransi yang di lakukan antar umat untuk mencapai suatu kesepakatan bersama.

Contohnya:

• sesama umat ber-agama tidak boleh kemudian kita saling mencaci-maki antar beda agama,
• tidak boleh memaksa keyakinan yang dianut setiap individu, Karena agama termasuk hak asasi manusia,
• kerja bakti sosial antar Rt,
• bersama-sama merayakan 17 agustus-an,
• saling menyalurkan tenaga untuk membuat tempat ibadah,
• Memperbaiki tempat-tempat umum,
• Menolong orang yang terkena musibah atau bencana alam.

Toleransi ini dalam artian _*Muamalah/sosial*_ yang mana setiap agama memiliki kewajiban saling membantu satu sama lain meski berbeda agama dalam lingkup sosial, namun terkecuali dalam hal _*Ubudiyah/akidah*_ sebab hal ini sudah menjadi batasan lingkup setiap agama, tidak boleh kemudian kita mengikuti ibadah agama lain karena hal itu sudah menjadi sebuah privasi setiap umat sebagaimana hubugannya dengan tuhan-Nya, atau kepercayaan masing-masing.

Berbicara tentang toleransi antar umat beragama lalu bagaimana hukum ketika mengucapkan selamat natal? Pada dasarnya ini bukan masalah boleh tidaknya, menurut para ulama hal ini di pandang dari devinisi pengucapannya, natal artinya maulid/kelahiran, ketika ucapan selamat natal kita tunjukan dengan artian _*Isa bin Maryam*_ maka tidak apa-apa tapi jika kita artikan sebagai _*Isa ibnullah*_ maka di situ yang di larang. Hal ini saya kutip dari penjelasan Buya Dr. Arrazy hasyim, MA. Dalam rangka Menjawab Dakwah Kaum Salafi Karya Syaikh Ali Jum’ah. Disiarkan langsung di Masjid Al Isra Tanggal 19 Desember 2020

3. *Toleransi antar umat beragama dengan Negara*

Toleransi yang mana adanya hak/kewajiban yang perlu dilakukan oleh Negara kepada setiap umat beragama, setiap adanya tindakan yang menghina atau menyalahi suatu umat beragama Negara *wajib* bertindak dan mmberikan sanksi kepada si pelaku.

Contohnya:

• Negara wajib bertindak ketika ada nya pengeboman terhadap tempat ibadah,
seperti yang sudah terjadi di Gereja Santa Maria di daerah Ngagel Madya, Surabaya. pada Minggu (13/5/2018) lalu, dan masih banyak lagi belum kasus tentang pengeboman candi Borobudur lalu adanya rumah ibadah ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat.
• Negara juga harus menindak lanjuti tentang penghinaan akan kitab suci,
seperti yang terjadi tahun lalu banyak yang menngupload video sedang menginjak al qur’an, karena hal itu berdampak pada penghinaan agama.

*Sikap yang harus kita lakukan terhadap orang kafir non muslim:*

1) Asidda alam kuffar yang artinya tegas terhadap orang kafir. Dalam urusan ibadah\ubudiyah Seorang muslim dilarang ikut beribadah di Gereja,
2) Toleransi yang di perbolehkan yaitu dalam lingkup urusan dunia, muamalah/hubungan sosial.
3) Bahasa Alqur’an nya *RUHAMA BAINAHUM* yang artinya kasih sayang terhadap sesama manusia
4) Kita harus bertoleransi terhadap sesama agama di Indonesia.

4. *Dasar-dasar Toleransi*

Makna dasar dari toleransi yaitu memudahkan, murah hati, *tidak menyulitkan* atau *tidak memberatkan*. Hal ini selaras dengan adanya ayat al qur’an mengenai dasar-dasar toleransi. Diantaranya:

• Al-Kafirun [109] ayat 6.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ.

Artinya:

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

• Al-Baqarah [2] ayat 256

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ.

Artinya:

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

• Al-An’am [6] ayat 108.

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ .

Artinya:

Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.

• Q.S. al-Baqarah [2]: 185.

يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Artinya:
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

Islam adalah agama yang toleran. Bila ada fakta tindakan yang membuat sulit orang memberatkan atau menderitakan, maka itu bukan ajaran dari agama islam karena hal iyu merupakan tindakan intoleran. Yang mana meurut syekh wahbah al-zuhaili, ahli fiqih kontemporer terkemuka dari suria, mengatakan bahwa toleransi dalam islam meliputi lima nilai dasar:

1. Persaudaraan atas dasar kemanusiaan (الإخاء الإنساني );
2. Pengakuan dan penghormatan terhadap yang lain (الاعتراف بالآخر واحترامه);
3. Kesetaraan semua manusia (المساوة بين الناس);
4. Keadilan sosial dan hukum (العدل فى التعامل );
5. Kebebasan yang diatur oleh undang-undang (الحرية المنظمة).

Penjelasan ini di kutip dari buku _*Lawaamii’ al-Hikmah ‘Pendar-pendar Kebijaksanaan*_ memang kita boleh toleransi sesama umat ber-agama namun tidak keudian toleransi itu melampaui batas dalam aqidah syariah.

5. *Toleransi melampaui batas aqidah syariah*

Toleransi yang di lakukan dengan terlalu berlebihan sehingga segalasesuatunya kita atas namakan dengan toleransi, padahal hal ini tidak baik bagi hubungan suatu agama karena sudah menyangkut pautkan dengan syariat setiap agama.

Contohnya:

• seperti ikut beribadah di Gereja,
• Tahlilan di gereja.
• Group sholawat di gereja,
• Umat nasrani ikut sholat di masjid,
• Serta peikahan beda agama, yang mana hal ini juga di larang dalam umat islam, hal ini berada dalam QS. Al-Baqarah ayat 221:

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّ ۗ وَلَاَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْ ۚ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ ۗ اُولٰۤىِٕكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّارِ ۖ وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓا اِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِاِذْنِهٖۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ࣖ.

Artinya:

Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.

Dalam bahasa Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan imam Ahmad, Hanafiah Samhah bahwasanya kita itu harus berlaku lurus, tegas dan toleran. Hal ini selaras dengan QS. Al-fath surah ke-48 ayat 29:

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ
Artinya:
Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.

Pada akhirnya kerukunan hidup umat beragama yang di harapkan adalah kerukunan antar pemeluk agama dalam semangat saling mengerti, serta memahami antara satu dengan yang lainnya. *memahami agama dan budaya memang sulit. Kuncinya adalah toleransi, kebijaksanaan, dan persatuan*. Toleransi bukan hanya soal berdampingan, tapi juga soal kesejajaran. Dengan pemahaman akan adanya perbedaan, kita akan menjadi peka, merasa penting adanya tegang asa, toleransi, dan menghargai perbedaan, *Toleransi itu menjadi sulit ketika orang lupa bahwa beragama itu ntuk mengatur diri sendiri, bukan mengatur orang lain*.

Wallahua’lam bisshowab:)
“Mahasiswi Fisipol UINSA, alumni PP Amanatul Ummah asal Pasuruan, santriwati PPM Aljihad, Pembaca setia menara Madinah com”