Oleh : Fadilah Putri Andini
Matematika merupakan ilmu tentang kuantitas, struktur, ruang, dan ilmu hitung. Salah satu ilmuwan muslim yang menyumbangkan pemikiran tentang ilmu Matematika adalah Muhammad bin Musa Al Khawarizmi atau biasa dipanggil Al Khawarizmi.
Al Khawarizmi adalah tokoh penting dalam perkembangan ilmu matematika, karena beliau merupakan penemu aljabar dan penemu angka nol.
Selain menjadi seorang ahli Matematika, Al Khawarizmi juga ahli dalam bidang ilmu yang lainnya, seperti astronomi, musik, filsafat, geografi, dan kimia. Di sepanjang hidupnya, Al-Khawarizmi mengabdi dalam bidang pendidikan dan riset ilmiah.
Karena kecerdasannya inilah membuat banyak ilmuwan barat salah satunya Copernicus yang terpengaruh terhadap teori yang dikemukakan oleh Al-Khawarizmi.
Dan di penghujung usianya yaitu di tahun 850 M, ia berhasil mewariskan ilmu yang bermanfaat bagi dunia, terutama bagi bidang Matematika.
Nah, bagaimana Matematika jika dilihat dalam pandangan Islam?
Ajaran Islam memerintahkan terhadap umatnya untuk menelaah alam semesta dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Begitu juga dengan matematika, seperti yang dikemukakan oleh Abdusysyakir dalam bukunya yang berjudul : “KETIKA KYAI MENGAJAR MATEMATIKA”,
Sesungguhnya matematika itu memiliki hubungan yang sangat erat dengan tradisi spiritual umat Islam, akrab dengan Al-Qur’an, dan tentunya matematika juga dapat dijadikan sebagai “jalan” menuju pencapaian manfaat dan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
Ternyata Alquran memiliki susunan dengan menggunakan rumus 19, sebagaimana yang diisyaratkan dalam Surat Al-Muddatstsir [74]: 30, “diatasnya ada sembilan belas”. Misteri angka 19 ini disingkapi oleh Prof Rashad Khalifah dalam Qur’an : Visual Presentation of The Qur’an.
Diantaranya ialah ditemukan pada ayat pertama Surat Al-Fatihah, yaitu “Bismillahirrahmanirrahim” terdiri atas 19 huruf. Kalimat Basmalah dalam Alquran sebanyak 114:6=19. Ada satu surah yang tak punya basmalah (Al-Taubah) tetapi ada surah lain yang dobel basmalah-nya (Al-Naml), sehingga kalau ada basmalah pada Surat Al-Taubah maka jumlah basmalah dalam Alquran menjadi 115, tidak bisa dibagi 19.
Jumlah kata-kata ism terulang sebanyak 19 kali; Allah 2.698:19 = 142; al-Rahman 57:19 = 3; dan al-Rahim terulang 114:19 = 6. Ayat pertama kali diturunkan (Al-‘Alaq [96]: 1-5) terdiri atas 19 kata, jumlah hurufnya 76:19 = 4. Keseluruhan huruf Surat Al-‘Alaq itu terdiri atas 285:19 = 15. Demikian juga surah paling terakhir diturunkan (Al-Nashr) terdiri atas 19 kata.
Beberapa surah dibuka dengan huruf qaf, seperti Surah Qaf [50], ‘qaf’-nya 57:19 = 3, dan Surat Al-Syura [42], ‘qaf’-nya 57:19 = 3. Surat Al-Qalam [68] yang dibuka dengan nun, huruf ‘nun’-nya 133:19 = 7; Surat al-A’raf [7] dibuka dengan alif lam shad; Surat Maryam [19] dibuka dengan kaf ha ya ‘ain shad; dan Surat Shad [38] dibuka dengan huruf ‘shad’. Jumlah ‘shad’ ketiga surah tersebut 152:19 = 8.
Demikian halnya dengan jumlah huruf ‘ya’ dalam Surah Yasin yang dibuka dengan ya sin sebanyak 285:19 = 15. Ada tujuh surah dibuka dengan huruf ha mim, jumlah huruf ‘ha’ dan ‘mim’ surah tersebut 2.147:19 = 133. Jika dihimpun seluruh 14 surah yang menggunakan empat kombinasi huruf ‘ha’ dan ‘mim’, maka setiap kombinasi itu jumlahnya dapat dibagi habis dengan angka 19, betul – betul fantastik.
Dalam Surah Maryam [19], total jumlah huruf kaf-ha-ya-‘ain-shad sebanyak 798:19 = 42. Demikian pula seluruh surah yang dibuka dengan huruf alif-lam-mim, seluruh kombinasi huruf itu bisa dibagi habis dengan angka 19.
Misalnya Surah Al-Baqarah yang dimulai dengan alif-lam-mim, masing-masing huruf tersebut dan kombinasi ketiganya dapat dibagi habis dengan angka 19. Jumlah ‘alif’ 4.502, ‘lam’ 3.202, dan ‘mim’ 2.195 = 9.899:19 = 521. Hal yang sama juga terjadi pada surah – surah lain yang menggunakan kombinasi huruf ‘alif’, ‘lam’, dan ‘mim’.
Subhanallah, sungguh indah susunan kalimat pada Al Qur’an sehingga tidak ada siapapun yang mampu menirunya.
Tanpa kita sadari, sebenarnya dikehidupan sehari – hari kita selalu berhadapan dengan Matematika. Bahkan dalam praktik keagamaan, umat Islam sudah dikenalkan dan dituntut untuk memahami matematika. Dalam ibadah shalat, umat Islam sudah dikenalkan dengan konsep bilangan, misalnya 5 shalat wajib, 17 rakaat, diulang 3 kali, dan shalat Jamaah 27 kali lebih baik dari shalat sendiri. Untuk mempelajari dan mengamalkan faraidh, umat Islam harus memahami konsep bilangan pecahan dan operasinya. Maka dari itu penting bagi kita untuk mempelajari matematika, karena matematika merupakan bahasa yang digunakan dalam penciptaan alam semesta.
“Mahasiswi Pendidikan Matematika UIN Sunan Ampel Asal Mojokerto
Santriwati PPM Al Jihad, Pembaca Setia Menara Madinah com”