Oleh : Rizka Yustisia Putri Islami.
Inilah catatan wawancara dengan Ust Yahya Aziz, Dosen FTK, Nara Sumber Elvictor, penulis buku buku kehidupan, Kamis 6-1-2022 di rumah beliau.
Keseimbangan antara IQ, EQ, SQ dalam dunia pendidikan menurut beliau adalah : Cerdas Intelektual, Mapan Kokoh Spritual dan Berbudi Luhur Secara Ideal.
Kalau ketiganya ini diaplikasikan dalam dunia pendidikan maka akan melahirkan GENERASI UNGGUL Solih Solihah Barakah Dunia Akhirat.
Dalam keseharian kita, pasti tidak akan lepas dari interaksi sosial, dimana kita akan berinteraksi antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu kita harus dapat menyikapi hal tersebut dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Sebagai manusia memang sudah seharusnya ditempatkan dalam suatu pribadi yang utuh, yakni manusia yang memiliki tingkat iq, eq, dan sq yang berbeda-beda. Dimana iq, eq, dan sq pada seseorang merupakan suatu upaya dalam membentuk suatu lingkungan agar dapat menghidupkan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, serta akan membawa perubahan yang diinginkan ke arah yang lebih baik dalam kebiasaannya.
Iq (Intelligence Quotient) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. Seperti halnya dasar iq atau disebut dengan kecerdasan intelektual yang terdapat pada QS. Ali ‘Imran ayat 190 yang berbunyi “Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb”, artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. Ayat ini menjelaskan bahwa kita sebagai manusia yang berakal, harus menggunakan akal kita sebaik-baiknya yaitu melakukan tafakur dan memikirkan penciptaan alam semesta.
Eq (Emotional Quotient) memiliki arti kecerdasan emosional, dimana kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Kecerdasan ini sudah dijelaskan dalam Al-Qurán pada QS. Ali ‘Imran ayat 134, “wal-kāzimīnal-gaiza”, yang artinya “dan orang-orang yang menahan amarahnya”. Dimana orang yang bertakwa itu tidak hanya orang yang berkopyah dan bersarung saja, tetapi orang yang bertakwa itu salah satu syaratnya adalah yang mampu menahan amarah atau emosi.
Sq (Spiritual Quotient) memiliki arti kecerdasan spiritual, dimana kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan suatu persoalan untuk mendapatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih baik dan luas. Kecerdasan ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an pada QS. Ali ‘Imran ayat 191, “alladziina yadzkuruuna allaaha qiyaaman waqu’uudan wa’alaa junuubihim wayatafakkaruuna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa ‘adzaaba alnnaari” yang artinya “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia yang bertakwa itu selalu mengingat Allah Swt. dalam keadaan apapun.
Terlebih dalam hal pendidikan, ketiga kecerdasan ini memiliki peran yang sangat penting. Dimana kecerdasan ini merupakan suatu hal yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait di dalam diri seseorang, sehingga tidak mungkin juga kita memisahkan salah satunya.
Untuk mengokohkan ketiga kecerdasan ini harus ada “keteladanan” dalam diri seseorang. Misalnya, Sebagai pribadi harus berusaha mengembangkan potensi kemanusiaan yang dimilikinya melalui upaya belajar (learning to do, learning to know (IQ), learning to be (SQ), dan learning to live together (EQ), serta berusaha untuk memperbaiki kualitas diri-pribadi secara terus-menerus. Tentunya harus ada kesungguhan dalam diri sendiri, peran seorang guru, peran orang tua, dan peran lingkungan di sekitar.
Salah satu tokoh di dunia yang memiliki ketiga kecerdasan tersebut adalah Nabi Muhammad Saw. dengan mapan intelektual, berbudi luhur secara ideal yang dijuluki dengan sebutan “Al amin” atau orang yang dapat dipercaya, dan kokoh spiritual, sehingga memiliki jiwa kepemimpinan yang akademisi, menjadi jendral perang dan seorang entrepreneur.
Sedangkan salah satu tokoh di Indonesia yang memiliki ketiga kecerdasan tersebut adalah Abdurrahman Wahid atau disebut dengan Gus Dur. Beliau memiliki kecerdasan yang diakui di dunia, berbudi luhur secara ideal, dan kokoh spiritualnya yang bernotaben lulusan pesantren serta hafal Al-Qur’an, hafal hadis-hadis dan masih banyak juga lainnya.
Jadi IQ akan mengatur kecerdasan intelektual dan membantu berpikir, menetapkan rencana masa depan dan kreatifitas. EQ mengatur kecerdasan emosi untuk memperlakukan orang lain dengan baik, adil, dan penus perasaan. Dan SQ mengatur kemampuan spiritual dan mempengaruhi keinginan. Ketiga kecerdasan tersebut akan menjadikan menjadikan kepribadian yang unggul dan orang yang sukses jika kita dapat mengkombinasikannya dengan baik.
“Mahasiswi FTK UINSA asal Lamongan Santriwati Aljihad, Pembaca Setia Menara Madinah com”