Muhasabah Diri Sebagai Kewajiban Seorang Muslim

 

Oleh:

  1. Moh. Faizin, M.Pd.I.,
  2.  Shofiyatun Na’imah

 

Tak terasa waktu demi waktu kita lalui dan kini sudah memasuki penghujung tahun 2021. Adakalanya manusia merasakan bahwa hidup yang sedang dijalaninya tidak sesuai dengan yang direncanakannya. Karena tidak satupun manusia yang tak luput dari kesalahan. Hal ini sebagai muhasabah diri kita di akhir tahun ini. Dalam muhasabah yang terpenting yaitu muhasabah diri kita sendiri. Apakah kita sudah melakukan perbuatan yang baik ataukah sebaliknya? Dengan melakukan muhasabah kita dapat mengetahui kesalahan dari hal yang terkecil maupun yang terbesar. Dari kesalahan tersebut kita harus merefleksi diri kita untuk menjadi yang lebih baih lagi.

Perlu kita ketahui pentingnya muhasabah diri untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Secara bahasa muhasabah artinya melakukan perhitungan. Dalam KBBI, muhasabah diartikan sebagai mawas diri atau introspeksi diri. Muhasabah atau juga introspeksi diri adalah salah satu cara evaluasi dan membersihkan diri sendiri dari suatu kesalahan-kesalahan yang mungkin telah kita lakukan pada hari-hari sebelumnya. Dengan muhasabah ini kita dapat merenungkan hal-hal yang baik maupun hal-hal yang buruk yang telah kita lakukan pada tahun ini. Setiap orang muslim dituntun untuk senantiasa melakukan muhasabah berdasarkan firman Allah swt dalam Q. S. Al-Hasyr: 18 yang berbunyi

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Pada ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah memerintahkan kita untuk muhasabah diri. Muhasabah ini bertujuan untuk refleksi diri kita. Dengan muhasabah ini akan memotivasi seseorang untuk senantiasa berbuat kebaikan. Pentingnya muhasabah juga tertuang dalam suatu Riwayat hadits. Dari Syadad bin Aus R.A, Rasulullah saw bersabda,

 

 

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

Artinya: “Orang-orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri dan berberamal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt.” (HR. Turmudzi)

Memasuki akhir tahun merupakan waktu yang paling tepat untuk merefleksikan segala amal perbuatan yang telah kita lakukan selama setahun kebelakang dan juga tidak lupa untuk menyusun rencana ke depannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sebagai amalan yang sangat dianjurkan muhasabah mengandung keutamaan yang luar biasa diantaranya:

  1. Menjadi orang yang bertakwa

Seseorang yang bertakwa akan melakukan perilaku yang sebaik-baiknya untuk bekal di akhirat kelak. Dengan muhasabah akan membantu seseorang untuk introspeksi diri untuk menjadi lebih baik kedepannya.

  1. Membuat seseorang menjadi kritis pada dirinya sendiri dan akan termotivasi untuk lebih baik.
  2. Membantu seseorang untuk muraqabah yang merasa bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah swt.
  3. Dapat memperbaiki hubungan antar manusia
  4. Mengetahui aib dirinya sendiri untuk dievaluasi

Perlu juga kita renungkan, dari tahun 2019 hingga sekarang ini kita belum lepas dari pandemi covid-19, selain itu juga banyaknya bencana yang silih berganti terjadi pada tahun ini seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus dll. kita tidak ada yang tahu kapan bencana itu akan datang. Dengan banyaknya bencana menandakan usia alam sudah mulai menua. Sebagai umat muslim, dalam meghadapi banyaknya bencana yang terjadi pada tahun ini. Kita harus memahami dan meyakini bahwa setiap yang ada di alam semesta ini atas kehendak Allah swt. Semua berjalan atas hukum Allah swt. Selain itu, dengan datangnya bencana kita jadikan sebagai muhasabah diri kita. Apakah selama ini kita sudah menjaga alam dengan sebaik-baiknya.

Dalam Al-quran terdapat ayat yang menerangkan bahwa bencana tersebut sebagai sebuah peringatan dan adzab, Allah swt berfirman dalam Q.S An-Nahl: 112:

نَفۡسٖ مَّا عَمِلَتۡ قَرۡيَةٗ كَانَتۡ ءَامِنَةٗ مُّطۡمَئِنَّةٗ يَأۡتِيهَا رِزۡقُهَا رَغَدٗا مِّن كُلِّ مَكَانٖ فَكَفَرَتۡ بِأَنۡعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ وَٱلۡخَوۡفِ بِمَا كَانُواْ يَصۡنَعُونَ

Artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

Seluruh alam ini bergerak atas kehendak Allah swt. tidak ada benda sekecilpun yang tidak diketahui Allah swt. Tugas kita hanyalah beribadah dan bersikap serta berperilaku sebaik mungkin. Dan yang lebih penting kita harus menyadari bahwa manusia memiliki banyak kelemahan. Marilah kita mengintrospeksi diri kita sendiri, kenapa bencana selalu datang silih berganti. Kita memiliki kelemahan bukan untuk menyesalinya melainkan kita jadikan alasan untuk bersimpuh di hadapan Tuhan.

Wallahualam…