Beternak Ikan Lele Tumpang Sari Sayur Kangkung dalam Timba Besar.

Kediri-menaramadinah.com-Pagi ini cuaca redup, udara agak dingin, Ibu Umiyawati, anggota KPM PKH yang kreatif dan tekun itu tersenyum ramah berucap; ” monggo pinarak Pak”. Ibu Umi adalah anggota KPM PKH Dsn. Mlancu, Ds. Mlancu, Kec. Kandangan Kabupaten Kediri, beternak ikan lele ber tumpang sari dengan sayur kangkung dengan media timba besar di teras dapur.

“Inggih Bu” jawab penulis singkat.
Ibu Umi, mengatakan bahwa sejak dua tahun yang lalu sudah memulai beternak ikan lele dalam timba besar dan sayur itu, dari melihat-lihat di You Tube, dan dicoba di praktekan dan ternyata bisa menghasilkan.
“Alhamdulillah, bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan dapur” ungkapnya dengan diselingi senyum yang merekah.

Ibu Umi, lebih jauh menjelaskan bahwa beternak sekaligus bertanam sayur ini perlu ketekunan, ketelatenan dan kesabaran.

Setiap hari memberi makan dan mengontrol ikan nya, kalau ada ikan yang mati diambil atau di buang, mengganti air dua minggu sekali, dibutuhkan ketelatenan dalam membersihkan timba dari kotoran sisa konsentrat pakan ikan.

Dan tak kalah pentingnya adalah kesabaran untuk menerima kenyataan ikan dan sayur nya yang mati, hal ini perlu diganti dengan bibit ikan ataupun sayur yang baru.

Sekitar empat sampai sampai lima bulan ikan lele dalam timba tersebut sudah bisa mulai dipanen, untuk sayurnya satu bulan sudah bisa dimasak. Kapasitas satu timba bisa untuk 150 ekor lele dan sepuluh cepuk/gelas plastik untuk 10 sampai 15 batang tanaman kangkungnya.

“Saat memanen sayur dan ikan, wah senang sekali, rasa capek dan lelah nya hilang, berganti gurih dan sedapnya lele goreng juga oseng-oseng kangkung” ungkapnya.

Ibu Umiyawati adalah contoh KPM PKH yang bisa memanfaatkan karang kitri untuk tanaman sayur mayur yang bermanfaat utuk meningkatkan gizi keluarga. Beliau merasa sangat senang berkebun walaupun di lahan yang sangat sempit.

“Ikan lele niku namung kangge konsumsi keluarga, apalagi pas ada tamu, bisa diambil untuk lauknya, ada kepuasan tersendiri” pungkasnya.

Apa yang dilakukan Ibu Umiyawati diatas ternyata berkah dari keaktifannya mengikuti kegiatan FDS/P2K2, khususnya dalam pemanfaatan bantuan dan pengelolaan keuangan keluarga.

“Saya sangat terkesan dengan motivasi saran masukan dan pengarahan dari Pendamping PKH, yang mengatakan bahwa Ibu-ibu PKH Harus Kreatif” terangnya.

Dengan mendapat program PKH yang mendapatkan bantuan keuangan sekaligus dan pendampingan, Ibu Umi sangat bersyukur dan senang, karena bantuan tersebut sangat membantu keluarga dan mendapatkan ilmu pengetahuan berguna dalam kehidupan dan menambah pergaulan yang luas.

Ibu Umiyawati kepada sesama KPM PKH berpesan marilah kita manfaatkan bantuan PKH dengan baik, kita gunakan waktu dan kesempatan kita dengan aneka kreativitas yang menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kita.
Semoga Ibu-ibu KPM PKH Desa Mlancu semakin maju dan kreatif.
Amin. Nur Habib.