Kediri-menaramadinah.com-Siang ini, alhamdulillah, bisa bertemu Ahmad Zainal Fikri, anak PKH putra dari Bapak Abdul Hamim, ibu Mariatul Kiptiyah, bertempat tinggal di Dsn. Plumpungrejo, Ds. Karang Tengah Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri, saat ini sedang berkuliah di IAIN Kediri. Dia sudah semester 3, Jurusan Management Bisnis Syariah.
Fikri, panggilan akrap nya, sudah bercita-cita kuliah sejak klas 11 waktu di MAN 4 Kediri. Dalam perjalanan menentukan harus kuliah dimana lewat jalur apa dan dengan dukungan dana dari mana? Sempat membuat bingung dan hampir putus harapan.
Disaat-saat yang sudah hampir ditutupnya perguruan tinggi negri, padahal dia sudah daftar juga di perguruan tinggi swasta.
” Sampeyan kuliah nik negri ora opo-opo, dawuhe Pendamping PKH, Pak Fadil lan Pak Habib, anak PKH diutamakan oleh KIP-K(Kartu Indonesia Pintar Kuliah)” ungkap Fikri menirukan apa yang di katakan ibunya satu setengah tahun yang lalu.
Izin dari ibundanya itulah yang menguatkan kembali niat dan tekatnya untuk berkuliah.
Setelah sekitar lima hari browsing dan chat berbagai admin untuk mencari informasi tentang KIP K, dan sudah ketemu, langsung datang ke Kampus IAIN Kediri dan Tulungagung memastikan apakah di kampus tersebut ada program KIP K?, Alhamdulillah ada.
” Bu, sekecane kulo kuliah wonten pundi, kulo manut” ungkap Fikri kepada ibundanya, setelah dia menjelaskan keberadaan kedua kampus tersebut.
Ibu Maratul Kiptiyah menyarankan agar anaknya kuliah di IAIN Kediri saja, karena jaraknya dekat dan beberapa sanak saudara dan juga masyarakat Dsn. Plumpungrejo sudah ada yang alumni IAIN Kediri.
Fikri setelah mendapat izin dan restu barulah mendaftarkan diri. Ada satu hal yang sangat menarik bagi Fikri di IAIN Kediri itu, yakni semua mahasiswa yang mendapatkan KIP K, wajib mondok di pondok-pondok di lingkungan kampus yang direkomendasikan kampus selama 4 semester. “Ini yang membuat saya sangat tertarik” kata Fikri.
“Program PKH, sangat membantu, menyenangkan bahkan dengan KIP K, menjadikan saya semangat lagi untuk belajar dan menumbuhkan harapan yang hampir mati”, terangnya sambil tersenyum bahagia.
Fikri masih sangat terkenang kata- kata pendamping PKH, terutama dari Bapak Nur Habih, ‘kuatkan tekat dan semangat untuk terus belajar, jangan takut tentang biaya-biaya’ yakinlah, insyaallah, berhasil. Kenang Fikri. Sedangkan motifasi dari Bapak Fadil “Awak mu, durung wayah e kerja, belajar, belajar, belajar, mumpung enek KIP K, kuliah, gak usah mikir besuk dadi opo? Allah sing noto”, kenangnya.
Kepada sesama anak PKH Fikri berpesan agar tidak usah ragu tentang biaya kuliah, mumpung ada waktu dan kesempatan dapat KIP K, jangan sia-siakan, ayo rek kuliah.
Pesan Ibu Maratul Kiptiyah kepada sesama KPM PKH, agar mendukung anak sukses
di sekolah, semoga bisa sampai kuliah, amin.
Kita doakan semoga anak- anak PKH bisa menjadi sarjana. Amin
Nur Habib.