
Kediri-menaramadinah.com-Kediri, dahulu kala di kenal dengan Kerajaan-Kerajaannya yang mendunia, situs dan peninggalannya masih ada dan tercecer hampir di seluruh wilayah Kabupaten dan Kota Kediri.
Dari Jantung Kota ada situs Sentono Gedong, di Bantaran Sungai Brantas ada lingga patok yang membuktikan sebagai bandar pelabuhan besar, di Barat Sungai, situs Goa Selo mangkeleng sebagai tinggalan pertapaan Dewi Khilisuci, di timur Sungai Brantas(Wa rantas), ada banyak prasasti antara lain; prasasti Geneng, agak ke tengah ada Candi Adan-Adan, Situs Semen dan di utara ada Candi Surawono, dan Candi Tegawangi. Kisah- kisah para raja Kediri sampai saat ini masih mendunia yang sangat melegenda ada Sri Aji Jaya Baya.
Pada kurun waktu tertentu dengan berputarnya zaman, masa Hindu-Budha telah berganti dengan masa kejayaan Islam dengan hadirnya Kerajaan Demak Bintara, dengan meninggalkan warisan situs penyebaran Islam Nusantara berupa makam para wali, yang terkenal yaitu ‘Wali Sangga’, surutnya masa kejayaan Islam bergeser ke masa kelam penjajahan kolonial Belanda dan Jepang, dengan bukti peninggalan nya berupa tradisi pola hidup orang Eropa, contohnya pakaian, makanan, sekolahan dan gedung-gedung pabrik juga alat tranportasi darat, kereta api dan jalan raya untuk mobil.
Sekarang sudah jaman kemerdekaan, telah melahirkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia antara lain Bung Karno dan Pak Jokowi, beliau pimpinan yang mendunia.
Disisi jain yang juga sangat penting adalah bidang ke-agama-an, mulai agama nenek moyang Agama Kapita -yan, Hindu, Budha, Islam, Katolik, Kristen, dan Konghucu, masing-masing mempunyai tokoh-tokoh yang besar dan hebat di zamannya masing-masing dengan peninggalan sejarah yang sampai sekarang masih ada bukti sejarahnya, baik yang masih berada di tanah air maupun di luar negri.
Pondok Pesantren, adalah sebuah mata rantai warisan per radapan luhur nenek moyang yang masih bisa dirunut benang merahnya, dalam ini yang penulis maksud adalah warisan yang berupa ‘benda pusaka’, yang masih tersimpan di pondok-pondok pesantren.
Dari sejak dulu di Kediri di Kenal empu ‘Gandring’ pembuat pusaka yang mashur dan legendaris berupa keris bertuah nya, pesanan Ken Arok. Dan sampai saat ini masih ada orang-orang sekarang yang masih mampu melanjutkan warisan leluhur membuat benda-benda pusaka wa bil khusus keris.
Di lingkungan Pondok Pesantren di Kediri baik Kabupaten maupun Kota benda-benda pusaka yang model dan bentuk beraneka macam itu masih dan disimpan serta dirawat oleh para generasi penerusnya.
Daerah Kediri sampai saat ini terkenal dengan Pondok Pesantrennya sebagai tempat untuk menuntut ilmu agama Islam dan juga ilmu umum, oleh sebab di dalam lingkungan pondok pesantren selain ada pendidikan salafiyah tetapi juga ada pendidikan umumnya mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan bahkan Perguruan tinggi, dari kota sampai pelosok desa.
Contoh kongkritnya di Kota ada Pondok Pesantren Lirboyo, dengan puluhan ribu santri, dan perguruan tingginya dari 1 sampai S2, di Kepung ada Pondok Sumbersari yang juga sudah mempunyai perguruan tinggi, di Purwoasri Pondok Pesantren nya Mbah Badrus, juga sudah mempunyai perguruan tinggi.
Sedangkan pondok-pondok yang ada di desa dan kampung, rata-rata sudah memiliki pendidikan umum juga setidaknya tingkat dasar sampai menengah atas, dan fenomena saat ini dilingkungan pondok juga ada BLK( Balai Latihan Kerja ), dengan berbagai spesifikasi ketrampilan yang beragam.
Namun dari kesemuanya itu ada satu kesamaan yang masih turun-temurun dirawat, di lestarikan dan di ‘uri-uri’, seperti penulis lihat dan saksikan saat berkunjung di Pondok Pesantren Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.
Gus Irul, adalah generasi muda yang menyimpan berbagai benda pusaka pondok yang aneka macam, penulis diizinkan melihat dan memegangnya, salah satunya ‘pedang santri’
Beliau Gus Irul, kalau dirunut ke atas termasuk keturunan Mbah Mad Sai, atau Pangeran Sambo salah satu pasukan Pangeran Diponegoro, yang mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Plosoklaten dan Kecamatan Gurah.
Semoga benda-benda pusaka warisan leluhur bangsa Indonesia ini terutama yang ada di lingkungan pondok pesantren, bisa menambah khazanah kekayaan seni budaya bangsa kita. Amin.
Nur Habib. Mengabarkan.