Nganjuk. MenaraMadinah. Com. Di kompleks pemakaman Tionghoa Dusun Manyung , Desa Bagor Kulon , Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk terdapat sebuah makam seorang bangsawan dari Keraton Solo yaitu KRT. Joyonegoro .
Makam tersebut telah ada jauh sebelum pembangunan kompleks pemakaman Tionghoa Perkumpulan Kematian ” Rukun Santoso ” yang terletak di dataran tinggi.
” Seingat saya waktu masih kecil , makam dari KRT. Joyonegoro berada dalam cungkup besar , bagus dan diberi pagar sekelilingnya . Sekitar tahun 1965 , makam itu dirusak oleh orang tidak bertanggung jawab yang membongkar dan menggali area pesarean untuk mencari harta terpendam , ” ungkap Kyai Jainudin dari Desa Mancon yang masih trah dari KRT. Joyonegoro .
Mantan perangkat desa ( modin , red ) dari Dusun Dawuhan ini menambahkan bahwa maqbaroh dari KRT. Joyonegoro telah diperbaiki oleh para dzuriyahnya baru – baru ini sehingga kondisinya menjadi layak dan terawat kebersihannya.
” Para dzuriyah eyang ( KRT. Joyonegoro , red) rutin menziarahinya atau nyekar pada waktu tertentu , ” tuturnya. ( 31 / 10 /2021 )
Kedatangan KRT. Joyonegoro ke wilayah Nganjuk dalam rangka ikut membantu mengatasi pemberontakan Ki Dermojoyo sebab penguasa Nganjuk waktu itu tidak mampu menyelesaikan ontran – ontran atau kekacauan tersebut.
Ia menuju Nganjuk atas perintah Belanda beserta istrinya Raden Ayu Salamah ( Andawiyah ) , beberapa saudaranya , dan sejumlah pengawal atau prajurit pilihan.
Dikisahkan KRT.Joyonegoro meninggal dunia di Manyung dalam perjalanan berkuda untuk kembali ke Solo usai berduel dengan Ki Dermojoyo .
Kondisi KRT.Joyonegoro terluka parah setelah terkena pusaka dari Ki Dermojoyo . Sebaliknya , Ki Dermojoyo terkena pusaka dari KRT. Joyonegoro hingga tewas pula.
* Makam Raden Ayu Salamah ( Andawiyah ) *
Ternyata , makam dari Raden Ayu Salamah ( Andawiyah ) berada tidak jauh dari makam suaminya KRT. Joyonegoro .
Namun , lokasinya berada di luar kompleks pemakaman Tionghoa Manyung . Tepatnya ada di dalam makam umum Desa Ngudikan , sekitar 300 meter sebelah timur makam KRT. Joyonegoro. Batu nisannya berwarna putih sama dengan batu nisan di makam suaminya.
Ada tulisannya besar di nisan tersebut hingga mudah ditemukan oleh peziarah , baik dari dzuriyah ataupun masyarakat umum yang ingin berziarah.
Raden Ayu Salamah ( Andawiyah ) adalah salah satu putri dari ulama besar Kyai Hasan Besari dari Tegalsari , Jetis , Ponorogo yang berhasil memajukan secara pesat Pondok Pesantren Gebang Tinatar yang didirikan oleh Kyai Ageng Muhammad Besari.
Tanggal 25 Mei 2021 lalu , sebuah tim dari Keraton Solo yang dipimpin oleh Soenarso atas mandat dari Gusti Kanjeng Ratu Wandansari Koesmurtiyah ( Gusti Moeng ) , putri dari Sri Susuhunan Pakubuwana XII.
Mereka mengunjungi dan melihat dari dekat kondisi makam KRT.Joyonegoro di Manyung dan makam Raden Ayu Salamah ( Andawiyah ) di Ngudikan guna melakukan proses verifikasi .
Tim tersebut diterima oleh dzuriyah KRT.Joyonegoro dan Raden Ayu Salamah ( Andawiyah ) yaitu Kyai Jainudin dari Mancon , Ustadz Thoyib dari Bandungan – Saradan ( keponakan Kiai Jainudin , alumni Ponpes Gontor Ponorogo, red ) , Amin Fuadi selaku Kasi Sejarah , museum , dan kepurbakalaan Dinas Pariwisata , Pemuda , Olahraga dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk serta Sejarawan Nganjuk Aries Trio Effendi dari Ngetos . @ Bro- J